Sejak dari tadi, aku membiarkan mas Ilham duduk sendiri di tepi ranjang. Sedangkan aku, masih sibuk memainkan gawai, tersenyum dan terus membalas chat demi chat yang Dimas kirim. Dia bilang, akan menunggu sampai aku menjadi janda.
Betapa senangnya hati ini. Setulus inikah pengorbanannya? Sehingga dia rela menunggu, hingga aku menjadi janda.
"Vi," sapa mas Ilham membuyarkan konsentrasiku.
"Hemmh," jawabku sambil terus memainkan gawai.
"Kalau kamu belum bersedia menunaikan kewajibanmu di malam pertama pernikahan kita, Mas nggak keberatan."
'Bodo amat!' umpatku di dalam hati.
"Mas akan tunggu sampai kamu benar-benar siap."
Aku bergeming, dan terus memainkan gawai.
🌹🌹🌹🌹
"Vi, ini sudah dua bulan kamu nikah, belum ada tanda-tanda, kamu hamil, to?"
Uhuk, uhuk ....
Aku kaget dan terbatuk-batuk kala mendengar pertanyaan ibu. Bagaimana bisa hamil? Berhubung badan saja belum pernah. Mas Ilham tidak meminta haknya. Tidur saja kami terpisah. Aku yang setiap hari sibuk dengan gawai, berbalas pesan mesra dengan Dimas, sedang Mas Ilham selalu sibuk dengan pekerjaannya.
"Vi, kok malah bengong?"
"I--iya, Bu. Mungkin belum aja kali."
"Makannya kamu jadi isteri harus bisa melayani suami dengan baik. Ibu doakan supaya kalian cepat-cepat punya momongan. Oyah, ini ada jamu khusus penyubur kandungan. Kamu minum, ya, supaya ibu bisa cepat-cepat momong cucu."
Aku mengambil botol jamu itudengan malas.
🌹🌹🌹
Tiba-tiba saja hawa dingin terasa di seluruh tubuhku. Aku terbangun. Kaget. Mataku terbelalak, kala mendapati mas Ilham tengah tidur di sampingku. Dan tubuhku polos, hanya ditutupi selimut tebal.
Aku mengusap kasar wajahku, menangis sejadi-jadinya. Sia-sia pengorbanan ini. Aku mencoba mempertahankan kesucian, untuk kupersembahkan keperawanan ini jika nanti menikah dengan Dimas. Namun semua, terasa sia-sia.
Guncangan bahuku, membuat mas Ilham terbangun.
"Kamu kenapa, Sayang?"
"Kenapa Mas Ilham memperkosa aku?"
"Memperkosa? Bukankah semalam kamu yang memulai duluan, Sayang?"
"Mamulai duluan?"
Aku mengingat-ingat kejadian semalam. Bermula dari menerima pemberian dari Luna sahabatku, yang datang ke rumah, beralasan meminta aku mencoba produk minuman terbaru yang ia buat untuk berjualannya. Berlanjut dengan mata terasa kuang-kunang, dan setelah itu bermimpi bermadu kasih dengan Dimas. Aku tak ingat lagi apa yang terjadi. Ya, memang Luna sahabatku yang tahu semuanya tentang rumah tanggaku, termasuk aku belum pernah berhubungan badan dengan Mas Ilham, dia tahu semuanya.
Apa jangan-jangan?
"Lunaaaa ....!!!!"
.
.
Bersambung ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Maafkan Aku Mas
RomanceSeorang wanita yang mempertaruhkan cintanya, namun semua pengorbanan yang ia lakukan justru sia-sia