"SHASA CEPAT BANGUN SUDAH JAM TUJUH PAGI! JANGAN SALAHKAN MAMA KALAU KAMU TERLAMBAT" teriak Mamanya yang sangat memekakkan telingan.
"Astaga gue kan hari ini ada persentasi kelompok" gumam Shasa pada dirinya sendiri.
Dengan gerakan tak terduga Shasa langsung meloncat dari kasurnya dan berlari ke kamar mandi, tak berselang lama Shasa sudah turun kebawan dengan sedikit berlari.
"Mah Paa, Shasa langsung brangkat aja ya Assalamualaikum" pamit Shasa pada orang tuanya.
"Eh eh mau kemana kmu sini sarapan dulu" cegah Mamanya.
"Mau sekolah Ma, Shasa dah telat ini Shasa ada presentasi kelompok mah" ucap Shasa buru buru pada Mamahnya.
"Ini baru jam 6.20 kamu bisa sarapan dulu" terang Mamannya.
"Hah?"
"Iya sayang sini dulu duduk kita sarapan bareng" tambah Papa Shasa
"Ish Mama kebiasaan Shasa udah mau jantungan tau. Mana tadi mandinya buru buru" keluh Shasa karna Mamanya selalu begitu saat membangunkannya.
"Ya makanya kamu ini jadi anak gadis harus terbiasa bangun pagi. Inget kamu ini udah SMA Shasa masa harus Mama terus yang selalu bangunin kamu" omel Mamanya.
"Iya maaf Ma. Tapi Mama jangan kayak gitu mulu banguninnya. Shasa kan jadi panik Ma" bela Shasa pada Mamanya.
"Kalau ga kayak gitu kamu ga bakal bangun. Mama heran sama kamu anak gadis kok tidurnya begitu" omel Mamanya lagi.
"Yaa Mama jaa....
"Sudah Shasa kalau kamu jawab mulu kapan kamu sarapannya. Mau beneran telat?" potong Papanya yang kini ikut bicara.
"Iya nggak Pa" Balas Shasa langsung terdiam dan mulai memakan rotinya.
Hening.
Mereka memang selalu begitu tidak pernah akur. Mamanya akan selalu bersikap perhatian hanya didepan Papanya. Jika tidak ada Papanya Mamanya akan bersikap kasar bahkan tak pernah menganggapnya ada di rumah itu.
"Hari ini kamu biar Papa yang anter" ucap papanya memecah keheningan.
"Iya Pa lagian udah lama Shasa ga dianter Papa" balas Shasa dengan senyum yang mengembang dibibirnya.
.....
Di mobil.
"Bagaimana dengan sekolah kamu Shasa?" tanya Papanya.
"Baik Pa"
"Oiya nanti Papa akan ke Bandung. Ada pekerjaan yang akan Papa urus disana"
"Berapa lama Pa"
"Tidak lama hanya satu minggu"
"Shasa ikut Pa?" tanyanya dengan semyum bahagia.
"Tidak Shasa. Kamu kan sekolah lagian Papa kesana untuk bekerja bukan liburan" balas Papanya.
"Terus Shasa ditinggal sendiri dong di rumah" balasnya dengan wajah sedih.
"Nggak. Sekarang kan udah ada Mama yang nemenin kamu di rumah. Jadi kamu ga sendiri lagi" ucap Papanya dengan senyum.
"Hm iya pa" balasnya lagi dengan wajah yang masi sedih.
"Senyum doang sayang. Papa kan ga lama cuman satu minggu. Kalau kamu kayak gini nanti Papa ga fokus kerjanya" tambah Papanya.
"Iya Pa" jawab Shasa dengan memaksa senyumnya.
"Oiya nanti kamu mau Papa bawain oleh oleh apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Shasa Story
Teen FictionCinta pada pandangan pertama. Ngeliat lo dari jauh aja udah bikin jantung gue kayak abis lari maraton - Shasa Putri Gue masih bingung,gue beneran sayang sama lo atau hanya sekedar kasihan - Glen Iskandar -19 Maret 2020