• BAGIAN DUA •

88 30 26
                                    

Tak terasa bel sudah berbunyi menandakan waktu istirahat telah berakhir. Shasa dan ketiga temannya pun sudah selesai melahap makanan mereka masing masing.

"Udah bel nih" ujar Shasa.

"Iya. Langsung ke kelaskan?" tanya Manda.

"Iyalah emang lu mau keluyuran kemana dulu?" timpal Andin dengan sewot.

"Yaakan gue nanya. Siapa tau kalian kemana dulu gitu" balas Manda dengan memutar kedua bola matanya.

"Yaudah yuk ke kelas. Heran gue sama kalian ribut mulu" lerai Fany.

"Eh kalian duluan aja ya. Gue mau ke toilet dulu" izin Shasa pada teman temannya.

"Mau gue temenin ga Sha?" tawar Manda.

"Tuh kan lo emang hobinya kelayapan. tptp sama cwok Man" ujar Andin dengan sewotnya.

"Apaan sih lo gue cuman mau nawarin diri buat nemenin Shasa takut nanti dia kenapa kenapa kalo sendirian" balas Manda tak kalah sewotnya.

"Hello Shasa udah gede kali ga bakal kenapa kenapa kalo pergi sendiri" tambah Andin.

"Udah udah. Gue sendiri aja Man gapapa kok. Kalian duluan aja ke kelasnya nanti izinin gue ke guru yaa" sela Shasa

"Yaudadeh Sha hati hati yaa" putus Manda pada akhirnya.

"Udah kan debat sama dramanya. Yuk buruan ke kelas laper lagi gue liat kalian yang ribut mulu kerjaannya" ujar Fany lelah.

Yaa memang disini memang hanya Fany yang nornal. Shasa dengan tingkah yang tidak pernah diduga,kadang dia gembira kadang dia sedih,terkadang dia juga sangat manja. Serta Manda dan Andin yang selalu bertengkar layaknya bocah yang sedang berebut mainan. Entah lah mereka selalu saja mempermasalahkah semua hal bahkan hal kecil sekalipun.

"Yauda gue ke toilet dulu" pamit Shasa lagi.

"Iyaaa Sha" jawab mereka serempak.

Lalu mereka langsung bergegas menuju kelasnya untuk melanjutkan pelajaran berikutnya.

....

Sesampai di toilet Shasa langsung mengeluarkan ponselnya. Dia sedari tadi mencemaskan Papanya yang tak kunjung memberi kabar. Setaunya Jakarta - Bandung hanya membutuhkan waktu 3 jam kurang tapi kenapa sampai sekarang Papanya masih belum memberinya kabar.Tak ingin berfikiran buruk Shasa langsung menghubungi Papanya.

"Kok Papa lama yaa angkatnya" gumam Shasa dengan cemas.

Tak lama akhirnya sambungan telfonnya terhubung.

"Hallo Sayang. Papa udah sampe bandung. Maaf yaa tadi Papa ga sempat kasi kabar kamu Papa sibuk banget disini" terang Papanya di sebrang sana sebelum Putrinya itu bertanya.

"Ah iya Pa gapapa kok. Tadi Shasa cuman khawatir sama Papa" ujar Shasa. Bernafas dengan lega karna Papanya sampai dengan selamat.

"Iya Sayang Papa gpp kok. Kamu ga usah khawatir" balas Papanya.

"Iyaa Pa"

"Yasudah Papa lanjut kerja dulu yaa kamu belajar yang bener jangan main hp terus" Papanya menginatkan.

"Iyaa Pa. Shasa belajar dulu Pah. Dadah Papa" ucap Shasa mengakiri.

Setelah menutup sambungan telfonnya Shasa kembali memasukan ponsel kedalam saku seragamnya. Dia mendekat ke cermin untuk merapikan kembali penampilannya. Sambil menatap cermin ia bergumam pelan.

"Ternyata gue emang cantik yaa hehe" gumamnya sendiri seraya tersenyum kecil.

Setelah merasa sudah rapi Shasa bergegas menuju kelasnya. Dan tanpa disengaja saat keluar dari toilet Shasa menabrak seseorang dan dia pun terjatuh.

Shasa StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang