Heyyooo welkambekk mentemen🤗
Lanjut cerita nya yahhh😜🙌. Enjoy yaaa semoga suka✨🧡🥺Seorang cowok yang tengah duduk bersender pada dipan kasur memandang langit luar sambil memetik alunan nada gitarnya. Ya, itu adalah Devan, yang hampir setiap malam selalu saja melakukan hal seperti itu. Devan sangat berubah sekarang, tak seperti dulu, saat malam hari tiba biasanya Devan tak pernah lupa untuk melihat daftar tugas atau ulangan untuk besok. Namun, semenjak satu bulan ini ia sangat tak bersemangat melakukan apapun.
Dret Dret Dret
Getaran ponsel nya membuat jari Devan melihat screen ponselnya.Bima : Van gua otw rumah lo
Sesaat kemudian, Bima telah tiba di kamar Devan. Mereka memilih untuk pergi bermain basket ke lapangan di dekat rumah Devan. Ya, begitulah Devan dan Bima, saat sedang suntuk tak tahu ingin berbuat apa, mereka lebih memilih untuk bermain basket. Selain sama- sama suka akan basket mereka berdua juga jago dalam memainkannya. Devan adalah ketua tim basket SMA Brilliant sedangkan Bima merupakan salah satu member tim basket Brilliant.
Mereka bermain bersama di lapangan yang sunyi itu. Devan memasukkan bola ke ring dengan agresif sambil berterial kesal, seakan melampiaskan masalahnya pada bola itu. Setelahnya ia pergi dan berbaring di lapangan tersebut.
" Lo kenapa si?" Bima menghampiri Devan
" Hmmm skarang tanggal 8 Bim" ucapnya sambil menghela nafas dalam
"Astaga, sorry banget Van gue lupa harusnya gue ga ngajak lo ke sini , sorry banget Van" ucap Bima sangat tidak enak hati.
Ya, tanggal 8 Januari adalah salah satu tanggal istimewa bagi Devan, tanggal ia menyatakan perasaannya pada seorang gadis yang sangat disayanginya, Keysha atau sering dipanggil Eca oleh Devan. Sosok gadis yang sangat berarti oleh Devan. Gadis yang bisa mengubah Devan menjadi pribadi yang baik namun sekarang telah pergi untuk selamanya. Di tempat ini, tempat ia berbaring malam ini, tanggal 8 Januari , tepatnya pada 2 tahun yang lalu, Devan menyatakan perasaannya pada Eca.
Devan menatap langit malam ini. Tak ada satupun bintang yang menerangi langit. Rasanya persis seperti keadaan hatinya saat ini, tak ada lagi sosok Eca yang selalu menerangi malamnya.
Bima yang melihat Devan seperti itu selalu tak tega melihat sahabatnya itu termenung dengan tatapan sedih seperti itu. Bima mengerti perasaan Devan, namun mau bagaimana lagi, ia tak akan bisa membawa Eca ke hadapan Devan lagi untuk selamanya.
"WOYY ORANG YANG DISANAAAA" teriak seorang lelaki yang tengah berlari ke arah Devan dan Bima merusak suasana keheningan tadi.
"Apaan sih, Yak. Gajelas banget malam malam teriak kaya gitu" gerutu Bima
"Buset gua datang dengan niat yang baik, bagus dan indah, laah lo malah ngusir gua. Yodah dah terserah lo kalo gitu. Gua balik lagi dah"
" Eeeh ada paan sii buruan kasih tahu ada apaan" jari Bima menarik ujung lengan kaos Arya.
" Hmm okeoke gue bakal kasih tau kalian. Sebaiknya kalian patut berterima kasih sama gua karena gua emang layak disebut sahabat yang baik."
"To the point njirr" mata Bima terbelalak kearah Arya yang sering sekali bermukadimah panjang.
" Okee , lu pada udah ngerjain tugas yang catatan nya Bu Tut ga?" Esok woeee dikumpul, lu pada mau dibawa ke ruang BK lagi sama tu orang ??"
"Astaga dragon, gue belom njirr setitik aja blom. Mampus dah gua hukuman nya double ni besok dibuat si Bu Tut"
"Van, lo dah siap?" Arya menoleh ke arah Devan
" Gue udah setengah sih, setengah lagi tinggal"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nada Devan
Teen FictionOcha seharusnya lo lahir satu tahun lebih awal atau nggak lo lahir satu tahun lebih lama! ~ Devan Putra Anderson. Kak Devan, ini Ocha bukan Eca. Maaf jika kami sedikit sama, Ocha harap kak Devan anggap semua cerita ini bersama Ocha bukan sama Eca~...