Chapter 4

45 20 1
                                    

- KAK ACA MALAIKAT CANTIK MILIK MAS HARDY-

Semua orang tidak mengerti pada dirinya, tuhan tidak memihak padanya, bahkan abangnya sendiripun lebih memihak orang lain.

Perlahan Riko keluar dari kamar Liana, "Jangan tidur malam malam, besok harus anter mama kerumah Mas Hardy untuk kasih kalung peninggalan nenek"ucap Riko dari pintu kamar Liana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perlahan Riko keluar dari kamar Liana, "Jangan tidur malam malam, besok harus anter mama kerumah Mas Hardy untuk kasih kalung peninggalan nenek"ucap Riko dari pintu kamar Liana.

Liana sempat menoleh kearah pintu kamarnya, air matanya kembali menetes, hatinya semakin sakit, kacau, pusing. Semua ia rasakan.

Malam semakin larut, hujan turun membasahi bumi, jam sudah menunjukan pukul 2 malam dan Liana masih terbengong dibalkon kamarnya dengan Laptop yang ia pangku dikakinya.

Hujan semakin deras tapi itu tidak mengurungkan niat Lian untuk tetap dibalkon kamarnya, sesekali petir menampakkan dirinya dihadapan Lian, sejujurnya Lian takut melihat petir namun untuk apa juga ia didalam kamar kalau terus terusan menangis? Setidaknya hujan malam ini memberikan rasa hangat dan nyaman untuk diri Lian.

Lian masih menonton youtube untuk melihat idolanya, jika ia merasa sedih cara yang paling ampuh adalah melihat idolanya di youtube.

Pukul 03.30 Lian masih berada di balkon kamarnya, syukur lah hujan sudah berhenti dari pukul 3 tadi, perlahan Lian keluar dari kamarnya, menuruni anak tangga dirumahnya, dan berjalan menuju dapur

Lian mengambil segelas teh hangat dan beberapa cemilan dari kulkas, perutnya lapar saat ini.

Lian duduk sendiri dimeja makan, dengan beberapa cemilan dihadapannya

Krekkk

Tomo, papah Lian keluar dari kamarnya, ia terkejut melihat Liana serta matanya yang membengkak

"Papah udah pulang? Kapan?? Kok gk bilang Lian sih" ucap Lian ikut terkejut

Tomo mendekat kearah Lian, memeluknya dari samping layaknya seorang anak dan bapak

"Papah ditelepon abangmu, katanya kamu lagi ada masalah sama seseorang ya Papah khawatir dong nak" jawab Tomo mengelus rambut Liana

Lian mengusap tangan kanan Tomo, "It's okey pah, Lian gk papa"

Tomo duduk dikursi depan Lian, memegang tangan kiri Lian dan mengusapnya "Kalau ada masalah cerita sama Papah, siapa orang yang berani nyakitin hati anak Papah Princess kedua Papah setelah Mama"

Liana yang mendengarnya sedikit tertawa, hatinya lumayan terhibur karena ulah Papahnya

"Mama tau masalah ini nak??" tanya Tomo, Liana menggeleng "Lian takut mama marah sama Lian"jawabnya

"Yasudah kalo kamu mau cerita ke papah its'ok cerita aja, kalo gk juga gk papa, sekarang kamu tidur nak" suruh Tomo

Liana menghabiskan cemilannya lalu kembali kedalam kamarnya, setidaknya hatinya sudah sedikit membaik dari sebelumnya..

🔔🔔🔔

Pagi ini Liana ikut menemani Mawar menemui Mas Hardy dan juga Isterinya, dengan mata panda yang melekat didiri Liana, kepala sedikit pusing dan muka yang lumayan pucat.

Liana menguncir rambutnya yang sudah pendek, membenarkan poni nya dan memakai liptint agar tidak terlalu pucat.

Sesampai dirumah baru Mas Hardy dan isterinya, Liana bersalaman kepada Mas Hardy dan isterinya, Tomo dan Mawar segera berbicara dengan mas Hardy sedangkan Marasya isteri Mas Hardy berada dikamarnya karena sedang membereskan pakaian mereka berdua.

Liana berjalan dipinggir kolam renang rumah Mas Hardy, lalu terduduk di sebuah ayunan

Marasya yang melihat Liana dari jendela kamarnya segera turun untuk menghampiri Liana

"Hi cantik" ucap Marasya merangkul Liana, Liana tersenyum hangat dengan Isteri Mas Hardy

"Aku liat liat kamu lagi sedih yan? Kenapa???" tanya Marasya

"Gk papa kok kak aca, Lian cuma lagi kurang tidur aja mangkanya kayak gini, eum kurang vit kak"jawab Liana

"Ohya aku punya adik namanya Leon saat acara kemarin dia datang kesini, dia bilang dia akan tinggal disini sembari nemenin aku" kata Marasya

"Leon itu adik Kak aca???" Lian menghadap kearah Aca, saat ini air matanya sebentar lagi akan menetes

"Iya tapi untuk saat ini dia masih harus dihotel dulu nemenin pacarnya juga, minggu depan pacarnya akan kembali ke USA dan Leon akan pindah kesini, mungkin dia cocok jdi teman kamu Yan" ucap Aca, Lian menggeleng

"Gk pantas kak" jawab Lian mengusap air matanya

"Kamu ada masalah Lian, coba cerita sama kakak" pinta Aca

"Leon it's my second love, dia satu satunya orang yang udah bikin aku buka hati lagi kak, dan dia satu satunya orang yang udah nyakitin hati aku kedua kalinya" Lian merapihkan poni nya

"Udah 1tahun dia pergi kak ninggalin aku setelah aku mencoba berani untuk kenalan sama dia, mencoba berani untuk bersama satu malam disebuah bukit kak" Marasya ikut mengusap air mata Lian, ia tahu kondisi Lian karena dirinya juga wanita

"Dan dia sekarang datang bersama pacarnya kak, setelah aku tau dia adik kakak dan dia akan tinggal disini bersama kakak dan Mas Hardy" Lian berbicara dengan sesenggukan .

"Lian, maafin aku udah kasih kabar buruk ke kamu, aku bisa kok larang Leon untuk gk tinggal disini biar kamu gk sedih lagi sayang" Marasya mengusap poni Liana yang basah karena air matanya

"Gk perlu kak, aku bisa kok ngatur hati aku sendiri biar gk terlalu sakit saat ngeliat dia" Lian berbohong saat ini, jelas jelas tadi malam dia masih menangis untuk alasan yang sama

"Liana, semua orang tidak bisa untuk ngatur hatinya sendiri untuk apa dan harus bagaimana, semua yang ada dihati kita sudah ada resikonya masing masing, seperti kamu siap untuk jatuh cinta? Ya kamu harus siap cintamu dijatuhkan"

"Lian bingung kenapa kak Aca baik banget pengertian gk kayak adik kakak" Liana memelum Aca,

Liana bersyukur karena tuhan masih mengirimkan orang baik dilingkungan dirinya.

Liana bersyukur karena tuhan masih mengirimkan orang baik dilingkungan dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LIANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang