Bab 1

5.4K 274 0
                                    

Setelah dua hari , Max baru benar benar bisa bangun dan menguasai dirinya . Jocey bilang dia menemukannya tergeletak di jalanan kota Seattle , Jocey bahkan tidak menyangka jika itu dirinya . Max yakin si tua Tom pasti ingin ia mati di jalanan itu tanpa ada seorang pun yang mengenalinya . Tapi sedang apa sepupunya ini disini , dia begitu jauh dari rumah .

" Apa yang kau lakukan di kota ini Jocey ?" Sore itu Jocey mengunjunginya lagi , seorang lelaki asing menemaninya . Max hanya meliriknya sekilas .

" Apa yang terjadi hingga kau terluka parah dijalanan ?"

" Ini seperti teka teki Jocey , aku bertanya tapi kau membalasnya dengan pertanyaan lain ..." Ucap Max kesal .

Jocey tersenyum dan duduk di sebelahnya , " aku hanya ingin mengganti suasana hidup ku , Max . Sekarang jawab pertanyaan ku , kali ini kau terlibat masalah apa lagi ..."

Max mengerutkan keningnya , tidak mengerti arah pembicaraan sepupunya , " lalu dimana suami brengsek mu itu ...?" Max melirik lagi pria asing itu .

" Ingat permainannya Max , satu pertanyaan satu jawaban ...." Jocey terlihat kesal .

Max menarik satu nafas panjang , saat sengatan sakit dipinggangnya terasa menyayat , ia meringis menahannya .
" Aku tinggal dengan ibuku beberapa bulan belakangan ini di Washington ..." Max berhenti sebentar untuk menarik nafas , bekas operasi di pinggangnya membuat nya meringis menahan sakit .

Jocey menatapnya penuh tanya , tidak menyela ceritanya sedikit pun . Max meliriknya , lalu melirik laki laki asing itu , dia tetap diam mengawasi di pojok ruangan . " Aku kira dengan menuruti semua keinginannya bisa membuatnya menyayangiku , tapi ternyata dia memang tidak pernah menyayangiku .. " Max memejamkan matanya , menelan kegetiran hidupnya . Jocey mengulurkan tangannya , menyentuh tangannya lembut .

" Oh , Max , aku turut menyesal..."

Max menggeleng , " tidak Jocey , semua ini bukan salahmu , dia bahkan tidak menyelamatkan aku saat anak buah suami keparatnya itu menghajar ku ..."

" Apa yang terjadi Max , kenapa dia melakukan itu?"

" Si tua Tom ternyata seorang bandar narkoba Jocey , aku mencoba menghindarinya , aku hendak kabur darinya saat itu , aku tahu dia merencanakan sebuah jebakan untukku . Dia mau menjadikan aku kambing hitam atas pengantaran narkobanya ke California "



Beberapa tahun kemudian.........

Kilatan blitz kamera menghujani tubuh Maxim , kemolekan tubuhnya bergerak sesuai instruksi sang fotografer . Sebuah merek pakaian dalam terkenal menggantung indah dipinggulnya , tubuhnya yang liat dan kokoh seolah memancarkan ketampanannya .

" Ok , finish ! Thanks Maxim , kau sangat hebat hari ini ..." Fotografer itu mengacungkan jempol untuknya .

Maxim tersenyum dan turun studio , seorang asisten menghampirinya , menyelimutkan mantel untuknya . Angela tersenyum puas kearahnya , wanita cantik itu memegang sebuah ponsel dan sebuah map tebal di pangkuannya . Maxim tahu wanita itu selalu memantau berita untuknya .

" Kau sempurna , dude..." Ucap Angela lembut padanya , Maxim duduk di kursi malasnya disebelah Angela .

" Yah semua ini tak lepas dari mu Angel..." Maxim melirik wanita itu .

" Aku senang bekerja dengan mu , Max..." Wanita itu tersenyum mengejek padanya , Maxim meliriknya kesal . Sejak peristiwa itu Maxim tidak ingin lagi orang orang memanggilnya dengan sebutan Max , panggilan itu mengingatkannya pada masa lalu nya yang kelam .

" Sekali lagi kau menyebutnya , aku akan memotong gajimu Angela ..." Angela tersenyum renyah , ia tidak pernah benar-benar mengejek Maxim bahkan pria itu juga tahu .

" Ok , tolong maafkan aku , temanku ,kau tahu aku hanya sedikit bergurau ..." Maxim meliriknya asal , ia kembali menikmati kursi malasnya .

" Aku baru saja menerima email dari pengacaramu , ...."

Maxim terkejut mendengarnya , alam bawah sadarnya begitu cepat merespon berita yang selama ini ia tunggu-tunggu.

Maximilian's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang