Perasaan Fino

11 3 0
                                    

Menatap langit-langit kamarnya, dengan dinding bercat hitam dengan ada coretan-coretan kecil, sebuah galaksi. Menarik nafas, mengembuskan nya kasar. Melempar buku novel kesembarang arah,  cowok mengacak rambutnya kasar.

Mengingat semua kejadian-kejadian berada di rumah itu yang dianggapnya sebuah kesalahan. Memalukan!

Cowok itu bangun dari kasur king size nya, duduk di meja belajar dan mengetuk-ketuk pulpen pada keningnya.

"ZEEFIRA ALETTZA" kesal Fino sambil melempar pulpen kelantai.

Flashback on

Telfon terputus kemudian mang Ujang tersenyum kepada Fino, tulus namun senyuman untuk Fino itulah nampak sangat mengerikan.

"Bu Mawar nyuruh aden nginep disini, nanti besok pulang"

Baru saja Fino membuka mulut, lagi-lagi mang Ujang berbicara, "kalau aden pulang nanti Bu Mawar ke rumah aden loh, bilang ke orang tua aden karena bawa non Fira  kerumah malem-malem"

Okey, Fino pasrah kini. Daripada dianggap yang tidak benar oleh orang tuanya, lebih baik Fino menginap untuk saat ini.

"Eh non Fira nya?" Tanya bi Surti.

"Di sofa" balas Fino dingin.

"ASTAGHFIRULLAH SI ADEN!" Kata mang Ujang langsung menarik Fino ke ruang tamu, dimana ada Fira disana. Bi Surti juga ikut hadir untuk melihat.

"Den gendong non Fira, sini ikut" kata mang Ujang berjalan duluan.

Fino memutar bola matanya malas, menggendong Fira yang daritadi terus memainkan pipi nya, bahkan hampir mau mencium nya. Reflex Fino mendonggakan kepalanya agar gadis itu tak benar-benar menciumnya.

Sudah sampai di kamar Fino langsung menidurkan Fira di kasurnya. Ternyata gadis nakal ini memiliki pemikiran seperti  anak-anak. Cat berwarna pink, boneka-boneka terjejer di kasur, boneka Barbie dan masak-masakan yang ada di sudut kamar. Dengan tenda kecil yang ada dipinggir kasur.

"Bocah" gumam Fino.

Hap!

Cup...

Tubuh Fino menegang seketika saat Fira menarik tangannya dan mencium pipi nya tiba-tiba. Bahkan mang Ujang dan bi Surti pun langsung terdiam.

Fino melirik kearah kedua orang itu, dan keluar dari ruangan yang baginya sebuah neraka.

"Gadis sialan" kata Fino sambil memegang pipi yang dicium oleh Fira.

Flashback off

Fino masih kesal mengingat hal itu. Mengepalkan tangannya lalu memukul dinding. Berdarah, Fino tahu itu. Mencuci luka nya lalu beranjak ke kasur, untuk tidur.

Awas Lo Fira!  Gumam Fino sebelum akhirnya dia benar-benar memasuki alam mimpi.

***

Fira lagi-lagi telat kini. Dirinya tersenyum senang melihat gerbang tanpa kehadiran Fino, si cowok aneh itu. Berjalan ke gerbang dengan pd-nya meski dirinya terlambat.

"EH EH EH TELINGA GUE EH" Fira menendang kaki Fino karena cowok itu tiba-tiba menarik telinga nya.

Fino meringis, melotot kepada Fira, "Lu kok malah tendang gue si?!"

"Eh elo yang kenapa tarik telinga gue hah?!" Bentak Fira.

Fira mendekati Fino, wajah mereka sangat dekat kini. Dengan detak jantung Fino yang tak karuan, berbeda dengan Fira yang menatapnya sinis.

MAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang