s a t u

14 5 0
                                    

Seoul, 2 Maret 2018
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kim Se!"

Sejeong mendengus kesal pada temannya yang selalu memanggilnya seperti itu. "Ya! Jangan merusak nama ku!"

"Aish... Lihat, makanan mu loncat kemana-mana Kim Se!"

"Shut up, Jeoni!" Sejeong melanjutkan makan siangnya dengan lahap. Tangan kirinya masih menatap video dari seorang Youtuber terkenal. Jung Jeoni, teman dekat Sejeong sedikit membungkuk untuk melihat video dari ponsel Sejeong yang membelakanginya.

"Kau melihat apa, eoh? Sibuk sekali!" Jeoni berdecak malas. Ia beralih ke makanannya dan melahapnya malas. Tapi, matanya mendadak melebar. "Eoh, lihat siapa yang datang! Ommo!"

Selang beberapa detik dari akhir kalimat Jeoni, kantin sekolah mendadak ricuh tidak karuan. Sejeong memejamkan matanya emosi sambil menggenggam erat sumpit di tangannya. "Sial! Ada apa ini, Jung Jeoni?!"

Sayangnya, Jeoni sudah meninggalkan kursinya dan bergabung untuk mendapat barisan paling depan sehingga bisa melihat ketampanan anak dari pemilik CFood.co yang bergerak dibidang bisnis makanan seafood. Sejeong pernah mendengar celotehan Jeoni tentang ketampanan dan kecerdasan dari anak pemilik CFood.co yang jelas saja selalu Sejeong abaikan.

Dengan malas, Sejeong berusaha fokus pada tontonan videonya sambil menghabiskan makan siangnya. Sup rumput laut dengan jagung yang awalnya nikmat mendadak terasa hambar seketika. Jeritan para perempuan di kantin sekolah semakin memekakkan telinganya. Ia kehabisan kesabaran. Dengan seluruh tenaganya ia berdiri sambil menggebrak meja.

BRAKK!

Kantin mendadak sunyi. Semua pandangan mengarah ke arahnya. Ia tak peduli. Selera makannya hilang dan ia tidak ingin berada diantara keributan tidak jelas seperti itu lagi. Kakinya melangkah mendekati pintu kantin, membelah kerumunan secara tidak sadar. Ia melihat 3 pria yang berdiri tepat di depan pintu kantin.

"Pikyeo!" Sahutnya malas. Tiga pria itu tinggi besar. Menutup 2 pintu di depannya dengan sempurna.

"Ya! Mwohae?!" Jeoni datang dan berbisik. Sesekali meringis pada ketiga pria itu.

"Aku ingin keluar. Apa kalian tidak mendengar ku? Badan kalian tinggi besar, aku tidak bisa keluar!" Protes Sejeong.

Ketiga pria itu tampak bingung. Sejeong melihat mereka satu persatu terutama pria paling depan yang menatapnya tanpa ekspresi. Sempat curi-curi pandang, Sejeong akhirnya tau siapa anak pemilik dari CFood.co yang tentunya ada di depannya sekarang bersama dua pria lain.

Dari penampilannya, mereka seperti tumbuh dari keluarga yang sama kaya rayanya, namun dengan cara yang berbeda. Orang yang berdiri di hadapannya sekarang terlihat angkuh. Tepat di samping kanannya pria berseragam rapih dan penampilan yang begitu lembut mungkin? Meski ada sedikit gerakan yang membuat dia terlihat sama angkuhnya. Yang terakhir, terlihat begitu maskulin dengan kulit coklatnya.

Tiba-tiba pria dari sebelah kanannya jalan mensejajarkan diri dengan pria terdepan yang masih saja terlihat angkuh menatap tajam pada Sejeong. "Kau tidak akan menyambut kami sebelum keluar dari sini?"

Suasana sunyi kembali ramai dengan bisikan samar warga sekolah khususnya perempuan.

Pria tadi jalan menghampiri Sejeong. "Kim Sejeong." Eja nya melihat nametag Sejeong.

"Dan kau Yoon Seonho." Lanjut Sejeong enteng. Ia lantas jalan memanfaatkan celah yang kosong dan tak sengaja menyenggol pria paling depan.

Mulai dari situ, mungkin kehidupan Sejeong yang begitu tak karuan mulai menjadi lebih kacau lagi. Mulai dari detik dimana ia menyenggol putra pemilik CFOOD.CO.

Lai Guan Lin.

***

"Jung Jeoni"

"Jung Ahri"

"Jung Saebeom"

"Kim Ahjae"

"Kim Daesung"

"Kim Minsung"

"Kim Sejeong"

Sejeong langsung melesat ke depan kelasnya dan meraih kertas hasil ujian Matematikanya. Ia merapatkan kertas tersebut ke dadanya, memeluknya karena tak ingin nilainya terlihat oleh orang lain.

"Ya! Ya!" Jeoni yang duduk di sebelah kanannya berseru kecil. Berbicara tanpa suara dengan ekspresi yang membuat Sejeong geli sendiri. "Berapa nilai mu?"

Sejeong menaikkan bahu tak peduli seakan ia baru saja melihat angin lewat.

"Sejeong, berapa nilai matematika mu?"

Sejeong tersenyum manis pada Lucas yang duduk tepat di depannya. "Yang pasti lebih besar dari nilai Yuqi." Senyuman lebar yang terkesan disengaja itu membuat Lucas mencibirnya kecil.

"Ya! Kenapa kau bawa-bawa pacarku, eoh?!"

"Lucas!" Seruan dari Ahn Seonsaengnim membuat Lucas buru-buru maju ke depan. Mendapat tatapan heran dari semua orang.

"Ne, saem?" Ia bersiap menerima kertas hasil ujiannya.

"Kenapa kau ke depan?!"

"Kau menyebut namaku, ini giliranku bukan?"

Ahn saem menghela nafas berat sementara semua temannya tertawa melihat kebodohan Lucas tak terkecuali Yuqi yang duduk di kursi paling depan.

"Kau baru saja ditegur oleh Ahn Saem, Lucas. Jangan membuat ku malu mempunyai pacar bodoh seperti mu!" Yuqi tertawa lagi.

When We Were Young [Lai Guan Lin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang