-PROLOG-

893 203 346
                                    

Samar-samar tampak dua gadis kecil kembar lima tahun itu sedang bermain bersama, bertukar canda tawa bahagia di taman dengan headset di telinga mereka, memutar lagu kesayangan mereka. Keduanya tak luput dari pengawasan orang tuanya dan seorang lelaki berumur tujuh tahun yang asik sendiri dengan ponsel digenggamannya.

Semuanya tampak baik-baik saja, hingga salah satu dari dua gadis kembar itu merengek ke kembarannya minta dibelikan ice cream diseberang jalan. Kedua gadis kecil itu berjalan bersama menuju sebrang jalan yang tentunya tanpa sepengetahuan orang tua mereka karena kalau mereka tahu pasti anak-anak itu dilarang tegas.

"Ih kamu jangan jalan mundur," tegur kembaran gadis itu, namun tidak dihiraukan.

Sepasang suami istri yang baru menyadari anaknya telah lepas pandangan darinya segera mencari keberadaan kedua bocah itu. Pandangannya terhenti pada dua gadis kembar yang hendak menyebrang jalan sesekali bersenandung mengikuti alunan musik merdu dari headset yang mereka pakai tanpa menyadari sebuah mobil dengan kecepatan yang tak dipungkiri melaju begitu cepat dengan berkelakson keras.

Piipp!
Piipp!

pekikan dari orang-orang yang berada di taman tidak ada gunanya lagi kala mobil itu semakin mendekat.

"Seru tau. Kamu ga mau jug--"

BRUKK!

"Aaaaaa! Stoop!"

Vransisca terbangun dari tidurnya dengan nafas terengah-engah. gadis itu terduduk bersandar ke ranjang queen size nya, memegang kepalanya yang terasa amat pusing, dan keringat yang bercucuran dipelipisnya. Mimpi, ya mimpi itu lagi. Mimpi yang begitu terasa nyata.

Memimpikan orang-orang yang tidak dikenali disertai dengan kejadian mengenaskan itu yang terus menghantuinya membuat Vransisca ketakutan walau Ini bukan kali pertamanya Vransisca memimpikan hal yang sama, tapi tetap saja gadis itu tentu merasa takut. Namun, rasa penasarannya tidak sebanding dengan rasa takutnya, Vransisca ingin sekali melihat siapa anak kecil itu, dan kedua orang tua serta lelaki itu, namun yang dilihat hanyalah siluet.

Gadis itu kemudian mengambil segelas air diatas nakas, meredakan rasa pusing serta sedikit ketakutan tatkala ketika mimpi itu terputar diotaknya seperti sebuah rekaman video.

"Lo semua siapa sih sebenernya," gumam Vransisca frustasi sendiri. Ada banyak teka-teki dalam hidupnya yang belum terpecahkan, potongan mimpi yang terus gadis itu hampir dapatkan tiap hari hanya akan mendapat rintihan sakit pada bagian kepalanya saat berusaha menyatukan potongan-potongan mimpi itu.

Vransisca tersenyum hambar menatap pantulan dirinya di cermin depan kasurnya, lalu tertunduk heran, mengingat bagaimana raganya bisa setegar ini menjalani hidup yang bak roller coaster?

Terkadang sesaat gadis itu bertanya pada dirinya sendiri, kenapa Tuhan menciptakannya dengan wajah yang indah, namun berbanding terbalik dengan alur hidupnya yang begitu menyedihkan. Tapi, Percuma saja memikirkan hal-hal yang dapat membuatmu sakit, itu sama saja menyiksa diri secara tidak langsung, kita punya keinginan, namun dunia punya kenyataan dan Tuhan memiliki rencananya.

Dengan langkah gontai Vransisca berjalan menuju kamar mandi setelah sempat melirik jam yang telah menunjukkan pukul 04.40 berarti ini saatnya melaksanakan kewajiban sebagai seorang umat islam, lagi pula memikirkan semua hal itu hanya akan membuatnya tambah pusing.

-🍁PRISILA🍁-


JANGAN LUPA VOMENT😉

2k20.03.20

 Princess LionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang