-3-

443 144 283
                                    

-‼️WARNING TYPO BERTEBARAN‼️-

-🖤HAPPY READING🖤-

Masih dengan balutan seragam sekolah putih abu-abu yang dilengkapi hijab putih. Vransisca berjalan di trotoar dengan tas tersampir dipunggung kanannya dan sepatu yang menjadi alas kakinya tadi kini berganti menjadi sandal swallow hitam dikarenakan sebelah sepatunya dipakai untuk melempari Alvairo yang ternyata ditangkap dengan sigap oleh cowok itu. Bukannya mengembalikan sepatu Vransisca, Alvairo justru memasukkan sepatu tersebut ke tas lalu melajukan kembali motornya. Hingga akhirnya dari pada nyeker, Vransisca memakai sandal yang selalu dibawanya ke sekolah buat jaga-jaga.

Sesekali melirik benda yang melingkar dipergelangan tangan kirinya yang menunjukkan pukul 3 sore, Vransisca berdecak kesal. Pasti ia baru akan sampai rumah sekitar setengah jam lagi kalau pulang jalan kaki.

Kenapa gak pesan gojek? Hp lowbet.

Kenapa gak nunggu angkot lewat? Mana ada angkot lewat jam 3-an dan menunggu itu melelahkan. Apalagi kalo nunggu yang gak pasti :v

Ck! Semua gegara cowo rese itu.

Vransisca memasuki sebuah minimarket, sekedar membeli air putih saja karena cuman itu yang ia sanggup beli sekarang.

Setelah membayar air yang dibelinya, Vransisca berjalan hendak membuka pintu minimarket sebelum tepukan pada bahunya dirasakan. Ia lalu menoleh pada sang pelaku.

"HUAA!! KOK BISA LO DISINI SIH?! KENAPA CHAT GUA DI WA GAK DIBALES?! SAMA SIAPA KESINI? KOK LO MASIH MAKE SERAGAM SEKOLAH? TRUS SEPATU LO KEMANA? KOK MAKE SANDAL JEPIT? KOK LO....KEK GEMBEL SIH?!" Tudung pertanyaan berderetan dengan suara cempreng cewe yang memegang dua kantong plastik putih berisikan cemilan.

Suara melengking Vera membuat pembeli yang memilih barang belanjaan menatap tajam keduanya.

"Eum maaf ya mba, bu, mas, temen saya ini emang kadang agak sedikit sakit," Vransisca memiringkan jari telunjuknya didahi. Seakan tau maksudnya, ibu-ibu tersebut mengangguk membuat Vera cemberut tak suka dikatai gila.

Saat berada di luar minimarket, Vera kembali memberi pertanyaan yang sama ke Vransisca yang dibalas acuhan. "Dari pada nanya mulu kek dora, mending lo nganter gua pulang. Lo naik mobil kan kesini?"

"Ck, yaudah!"

Vera lalu melempar kunci mobilnya ke arah Vransisca lalu masuk dan duduk manis di kursi penumpang bak ratu Elizabeth. Vransisca yang menyusul dan naik di kursi kemudi heran.
"Lo ngapaain di belakang ngabb," tanya Vransisca gemas.

"Lah? Kan lo sebagai supir. Yok ah jalan," jawab Vera.

"Maju gak? Ato gua buat lo ketemu malaikat maut lewat jalan pintas? Hm?"

"Yaudah iya," Vera pun maju ke kursi penumpang bagian depan. Kalau kalian pikir Vera menggunakan pintu saat pindah ke kursi depan, TEET TOOTT salah. Vera ke depan melangkahi tempat sampah di antara kursi kemudi dan kursi penumpang bagian depan. Vransisca yang melihat ulah sahabatnya hanya bisa istighfar.

Keduanya lalu pergi menaiki mobil Vera.

"Jalan ke rumah Monic ya supir."

"Kok dirumah Monica?"

"Karena Laudy juga disitu, gua udah chat lu buat kesitu tapi malah centang satu abu-abu," jelas Vera lalu menghela napas, "kek si dia aja lu."

 Princess LionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang