-2-

517 165 342
                                    

Seperti dugaannya kemarin, Alvairo, Veno, dan Dion mereka baru saja keluar dari ruangan langganannya, yaitu BK akibat terlambat datang kesekolah plus bolos. kembali lagi nama ke tiga cowo itu tertulis entah yang keberapa kalinya dibuku berwarna hijauh milik guru yang menyeret Alvairo kemarin, pak Boby. Khusus untuk Alvairo, cowo itu diberi 'hadiah' tambahan karena telah membuat ketua osis GHS dirawat dirumah sakit.

Saat Alvairo dimintai perminta maafnya, cowo itu menolak dengan berani. "Aelah, si Daffa nya aja yang lebay. Cuma gua pukul dikit langsung masuk rumah sakit. gak usah pake minta maaf lah pak," tolak Alvairo saat diruang BK membuat pak Boby naik pitam.

Kalau saja Orang tua Alvairo bukanlah salah satu orang yang berpengaruh disekolah ini, sudah pasti cowo itu sudah dikeluarkan dari sekolah. Alvairo diberi surat peringatan dan tadi juga orang tua Alvairo sudah menelpon mewakilinya meminta maaf. Karena berada diluar negeri, jadilah orang tua Alvairo hanya bisa minta maaf lewat telpon.

Veno, cowo berambut warna coklat muda itu menghirup udara dalam-dalam sambil merentangkan tangannya kesamping seakan burung keluar dari sangkar saja.

"Lebay lo," Dion menoyor kepala Veno yang dibalas cengiran oleh sang empu.

Bel berbunyi sepuluh menit lalu. Ketiga pentolan sekolah GHS berjalan dikoridor menuju kantin, Alvairo dengan wajah angkuh serta tangan kanannya dimasukkan dalam saku celana, Dion hanya berjalan santai sesekaali tersenyum ramah saat ada yang menyapanya, sementara Veno, cowo itu malah asik sendiri godain cewe yang dilaluinya. Berbagai macam tatapan dan cibiran yang ditujukan pada ketua geng liderz, yaitu Alvairo. Siswa maupun siswi yang mereka lalui ada yang menatap takut mengingat ganasnya Alvairo apalagi setelah adanya berita bahwa kemarin cowo itu telah memukuli ketua osis mereka hingga masuk rumah sakit, dan tatapan kagum atas ketampanan Alvairo.

"Kakak! sini kak"

"Njir senyum k'dion manis banget"

"Calon suami gua tuh"

"kak, nikah yuk!"

Kurang lebih seperti itu teriakan para siswi GHS melihat ketua serta dua anggota inti geng Liderz GHS memasuki kantin dan langsung bergabung dengan beberapa anggota Liderz lainnya di bangku panjang yang berada di pojokan. Sekarang bangku itu di isi oleh Alvairo sang ketua, Veno, Dion, Regal, dan Chandra yang merupakan anggota inti Liderz. Regal dan Chandra kelas 11 IPA 2, sementara Alvairo, Dion, dan Veno kelas 11 IPS 1. Meski beda kelas mereka akan tetap usaha untuk kumpul-kumpul seperti sekarang ini.

"Tumben lo bertiga telat? biasanya juga paling cepet 10 menit keluar kelas sebelum bel," tanya Regal heran menatap Alvairo, Dion dan Veno bergantian.

"Abis nongki di BK gegara Alvairo kampret," Jawab Dion menatap Alvairo. Yang ditatap malah terkekeh pelan.

"ho'oh bener tuh," tambah Veno membenarkan ucapan Dion.

"gak usah bahas, laper gua. Veno pesen," Suruh Alvairo yang diangguki teman-temannya.

Veno mengangguk kemudian berdiri dari posisinya. "Siap laksanakan pak boss," ucapnya dengan gaya tangan kanan hormat seperti saat upacara hari senin dan tangan kirinya berada depan dada sedikit miring keatas. Veno kemudian mengambil napas dalam-dalam membuat Regal yang berada duduk disamping cowo itu was-was.

"BU THANKYU! PES--"

"Gak usah pake Treak bisa?!" Geram Regal menatap tajam Veno.

"Yy gua pergi." pasrah Veno takut melihat tatapan membunuh Regal.

"Gua cari cewek," ucap Alvairo membuka obrolan selagi menunggu Veno datang, seluruh anggota Liderz menatapnya penasaran menunggu kelanjutan. "Tapi gua gak tau nama cewe itu dan gua mau lu semua cari tuh cewe" lanjut Alvairo sesekali menatap ke sekeliling kantin, kali aja cewe yang ia cari ada.

 Princess LionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang