Chapter 1

1K 35 0
                                    

"Errr Awak.. Sudah bangun? Duduklah..", Sambutan yang selalu ia sukai. Disertai senyum yang memikat serta wajah yang bersinar seperti Yaya

"Apa menu kita hari ini?", Boboiboy menompang dagunya dan melihat jika sang istri sedang membawa sebuah mangkuk kearahnya.

"Aku tidak ingin sarapan pagi yang berat, sepertinya sup dan sayuran adalah menu pagi yang dapat mengganjal rasa lapar..", Boboiboy tersenyum saat hidangan didepannya tampak menggoda imannya.

"Apapun yang kau racik akan selalu enak, istriku telah melakukan tugasnya dengan baik!", Si wanita terkekeh. Suaminya itu terlalu memuji dirinya.

"Mari sarapan..", Si wanita mengangguk dan lantas menarik kursi untum sarapan bersama. Tidak baik meninggalkan suami sarapan seorang diri, ia harus menjadi istri yang sempurna untuk sang suami.

"Yaya Sayang..", Wajahnya mendongak dan menatap mata bulat itu. Suaminya memanggilnya, tidak mungkin ia berlagak tuli bukan?

"Iya Boboiboy ? Jangan Gombal dan Menggodaku ! Ada Apa?"

Pria itu tersenyum dan menatap balik bola mata indah tersebut, pandangannya menyejukkan siapa saja yang berpandangan dengannya.

"Hari ini skripsi mu.. Lakukan dengan baik!", Sebagai sesosok suami ia perlu memberikan sedikit nasihat agar istrinya lancar dalam menjalankan suatu hal.

"Aku akan membuktikannya Boboiboy, ilmu yang kudapat akan kujelaskan nanti..", Balas Yaya dengan lembut.

Sebenarnya ia cukup santai, Boboiboy teramat menghormatinya. Bahkan diawal malam pertama lelaki itu malah tertidur disofa, ia merasa bukan istri yang baik. Rumah ini milik keduanya, semua harus berbagi dan semenjak itu ia menawarkan bed untuk berdua.

Bukan modus, tentu saja demi kebaikan bersama. Ia juga bukan wanita genit yang menginginkan Boboiboy menyentuhnya, ia merasa bersalah ketika bed kamar ia kuasai.

Lepas dari hal itu, sebulan cukup terasa dan saat ini sudah 16 bulan keduanya menikah. Sudah hafal dengan sikap maupun sifat, saling mengerti dan juga memahami satu sama lain.

Untuk jenjang selanjutnya memang cukup runyam, apakah keduanya akan melakukan progam lain? Memiliki anak? Astagaaa.. Membicarakan anak membuat pipinya memerah karena malu.

Ia tidak dapat membayangkan jika melakukan hal itu bersama Boboiboy sahabat perjuangan masa kecil , akan terlihat menggelikan. Lagipula ia akan tanyakan cinta jika keduanya akan memukai proses nya. Tidak akan ia berikan jika semua karena pernikahan, ia benci kalimat yang memaparkan bahwa menikah harus memiliki anak. Lalu dimana letak cinta?

Akan lucu jika Making Love tanpa ada perasaan cinta, untuk apa membuat cinta. Harusnya kalimat itu diralat.. Tidak semua orang yang melakukan Making Love dengan landasan cinta. Makan saja ucapan cinta! Memang ia cintakan lelaki itu tapi lelaki itu cintakan dia ka ? Membuatkan Yaya rasa serba salah berkahwin sosok yang dikagumi ramai orang

Segera ia benahi rumah dan menyelesaikan pekerjaan lain, berangkat siang ini untuk mengawali hari sebagai mahasiswi tingkat akhir. Setelah ia wisuda ia tidak tau harus melakukan apa.. Dulunya ia bercita-cita ingin terus belajar sampai ada yang meminangnya. Sekarang ia telah menikah, tidak mungkin ia berhenti belajar bukan?


A Sweet LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang