Chapter 8

931 22 2
                                    

Jangan lupa vote and beri comment ♥️😉

Yaya masih berada di atas pangkuan suaminya. Melingkarkan ke dua tangannya di leher Boboiboy lalu sesekali mengelus rahang suaminya kala dia mulai terpancing oleh gairah yang sekarang semakin timbul. Saat bibir tebal itu berhenti menguasai bibirnya, lenguhan ringan berkumandang sesaat setelah bagian lehernya mendapat sapuan hangat dari bibir tebal sang suami. Jemarinya menjambak ringan rambut ikal suaminya namun tak sedikit pun menyuruh hal itu berhenti.

Percumbuan itu terus berlanjut. Lenguhan-lenguhan ringan terus tercipta seiring dengan semakin kerasnya teriakan-teriakan serta percakapan konyol yang Spongebob dan Patrick lakukan karena tengah memperebutkan Pearl si anak tuan Krab yang super pelit dan gila uang, terus berkumandang menambah suasana sorak seakan menemani keintinam mereka dari balik layar televisi. Yaya tetap setia berada di atas pangkuan suaminya walau kini tubuhnya sudah nampak polos karena gaun tidurnya sudah terlepas akibat kenakalan Boboiboy.

Yaya mencubit perut Boboiboy saat dengan nakalnya tangan pria itu memelintir keras putingnya yang membuat dia kesakitan. Pria itu tertawa. Tak dia tunjukan rasa bersalahnya karena setelahnya, pria itu kembali mencumbu istrinya dengan mesra.

“Uh….padahal ini sudah malam dan hawanya semakin dingin” suara Boboiboy berkumandang dengan pelan. Bibirnya menyapu dada Yaya dengan tangannya nampak asyik mengelus punggung istrinya yang sudah tak berlapiskan sehelai benang pun “Tapi kau membuatku sangat…sangat…hangat”

Kecupan serta elusannya terus berlanjut semakin liar. Boboiboy turunkan dahulu tubuh istrinya ke atas ranjang. Pria itu membuka semua pakaiannya terlebih dahulu sebelum pada akhirnya kembali angkat tubuh Yaya untuk duduk di atas pangkuannya, lagi.

“Masih ingin merendamku dengan deterjen atau pemutih, huh?” Boboiboy bersuara di sela dia lanjutkan aktivitasnya “Tidakkah kau pikir jika dirimu juga perlu direndam agar bisa steril dari pemikiran mesum?”

“Aawww…aakkhhh”

Diawal memekik namun tak lama berubah menjadi erangan nikmat saat tangan jahil Yaya meremas kuat adiknya akibat terlalu kesal. Seharusnya marah atas ulah itu, namun nyatanya Boboiboy malah keenakan dan ia menganggap jika apa yang dilakukan Yaya adalah sebuah pelayanan spesial untuk adik tercintanya yang sudah rindu ingin bersarang pada tempatnya.

“Mesum!” pekik Yaya lalu dengan rakus ia berbalik meraih bibir suaminya kemudian ciuman itu kembali berlanjut setelah sebelumnya sempat terhenti.

Waktu yang semakin larut seakan memanjakan keduanya untuk semakin menikmati suasana indah dan penuh gairah yang sekarang terjadi. Boboiboy tak henti-hentinya bantu sang istri bergerak naik turun saat penyatuan itu dilakukan dalam posisi Yaya yang berada di atas tubuhnya. Merasa lelah pun tak guna karena nyatanya dia tetap bergerak seiring dengan ikut bergeraknya pinggul Boboiboy agar bisa seirama dengan gerakan Yaya.

Sesekali kepala Yaya terkulai lemas di dada suaminya kala dia merasa sudah tak kuat jika terus menjadi pemimpin dalam permainan intim yang sekarang terjadi. Boboiboy tentu tak peduli akan hal itu. Dia nampak masih terlalu menikmati hingga meraup salah satu gundukan kembar istrinya adalah yang dia lakukan kala bagian paling sensitivenya masih asyik bermain di bawah sana.

“Rubah posisinya, Boboiboy” Yaya melenguh dengan lelah “Aku sudah tidak kuat”

Boboiboy mengecup bibir istrinya sekilas kemudian dia bawa tubuh Yaya berbaring tanpa melepas penyatuan mereka. Dengan tenaga serta gairah yang masih berkobar dalam dirinya, pria itu mampu membuat istrinya mengerang begitu keras hingga harus melenguh nikmat beberapa kali akibat hentakan penuh emosi yang dilakukan Boboiboy.

Sesekali memelankan gerakannya namun tak lama kemudian dia kembal bergerak dengan begitu lincah kala dirinya semakin terbakar nafsu untuk tidak melewatkan kegiatan paling nikmat yang baru ia dapatkan setelah berhasil menikahi wanita yang dia cintai.

Boboiboy terus memacu gerakannya hingga pada akhirnya pelepasan terjadi dan dia bisa mengerang lega dan nikmat. Keringat dan rasa lelah bercampur dengan rasa bahagia serta puas karena bisa kembali menikmati malam panjang yang sehari sebelumnya sempat tak Boboiboy dapatkan.

“Sayang” sambil memeluk Yaya, pria itu lalu kumandangkan suaranya yang masih serak akibat lelah “Kau baik-baik saja?”

Yaya mengangguk. Dia lingkarkan satu tangannya memeluk Boboiboy dan puaskan dirinya dengan bersembunyi diantara lekukan leher suaminya.

“Ah…kau berkeringat sangat banyak” hal itu diiyakan oleh Yaya. Dia terima kala satu tangan suaminya mengelus dahinya serta menyampirkan anak rambutnya ke belakang telinga.

“Aku senang dengan malam ini. Apa kau juga senang?”

“Tentu. Aku senang, sangat senang”

Boboiboy umbar senyumnya saat jawaban indah mengalun ke telinganya dengan lembut. Tak merasa puas, selalu saja pria itu beri kecupan di sekitar puncak kepala istrinya seakan dia memang sudah sangat kecanduan.

“Jadi, kau tidak akan merendamku dengan deterjen atau pemutih kan, sayang?”

“Awak ni….eeerrrr”

“Hahaha aku tahu…aku tahu…” sahut Boboiboy diselingi tawa “Hanya bercanda” sambungnya dengan kembali peluk Yaya erat.

“Emh…” gumam Boboiboy lagi “Bagaimana kalau satu ronde lagi, kau siap?”

“Hah…….” lenguh Yaya pasrah sesaat setelah permintaan itu berkumandang.

Boboiboy tak butuhkan sebuah ucapan pengiyaan karena setelahnya, dia kembali rubah posisinya. Menguasai tubuh Yaya di bawah kendalinya.

“Kali ini, aku yang akan terus meminpin sampai kau akan sering mengerang karena nikmat dan ketagihan”

“Isshhhh”

A Sweet LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang