*mereka*

35.4K 2K 41
                                    

untuk mengakhiri cerita ini, saya kasih ekstra part

terimaksih yang sudah meluangkan waktu untuk sekedar baca, ngasih koment dan vote, buat cerita yang semuanya hasil imajinasi tanpa melakukan observasi, hehehe

terimakasih banyak

Ruang makan nampak ramai seperti biasanya, apalagi semenjak 7 tahun yang lalu anggota rumah ini bertambah dan keluarga ini memutuskan untuk mencari rumah yang lebih luas untuk keluarga mereka.

"mom, aku pulang sekolah boleh ikut kak Alvin" Gadis cilik yang menggunakan seragam putih merah itu menampakan wajah penuh bujuk rayu pada mommy nya.

"kemana?" Raya belum terpengaruh dengan wajah yang di tunjukan gadis ciliknya, Princessa Brawijaya. Cessa, panggilan gadis cilik itu, sekarang sudah duduk di bangku kelas 1 SD

Cessa memandang kakaknya yang sedang menikmati sepiring nasi goreng buatan mommy mereka, berharap mendapat bantuan agar dia di izinkan untuk ikut bersama kakaknya itu.

Tapi nampaknya harap tinggal harapan, entah pura-pura tidak tahu kalau di perhatikan atau memang lelaki berseragam putih biru itu enggan untuk membantu adiknya.

Dengan tampang cemberutnya karena tidak mendapat bantuan dari kakaknya, Cessa menghadapi sendiri mommy nya "kerumah kak Tristan ma, penghuni rumah mungil kita yang dulu"

Raya mengerutkan dahi bingung, karna sepengetahuannya pembeli rumah mungil mereka dulu adalah kakak beradik, laki-laki yang masih duduk di bangku SMP dan perempuan muda yang masih menempuh pendidikan di bangku kuliah.

"spengetahuan mama, yang tinggal di rumah itu bernama Anindya" Apa mungkin mereka berdua sudah pindah, ini sudah 4 tahun berlalu kan

"apa Tristan itu adiknya Anindya ya kak" Raya beralih pada anak lelakinya yang masih sibuk dengan nasi gorengnya

"kak?" kali ini suara penuh wibawa milik kepala keluarga itu yang berusaha mengalihkan perhatian anak lelaki itu dari makanananya

Mendengar daddy nya yang bersuara membuat Alvin mengalihkan perhatian dari nasi gorengnya "huh?" ujarnya dengan mulut penuh

Baik Nico maupun Raya menggeleng dengan tingkah laku anak lelaki mereka,

Nico melipat koran pagi yang sudah selesai di bacanya sambil menggelengkan kepala "mommy tadi nanya sama kamu kak"

Alvin mengunyah dengan cepat makanan yang ada di mulutnya, matanya mencari gelas air minumnya, dia butuh air untuk mendorong makanan itu agar sesegera mungkin dapat meluncur dengan mulus dalam kerongkongannya.

"kak itu gelasku"

Protes itu tidak di perdulikannya, dengan cepat dia meneguk habis air putih dari gelas adiknya yang sekarang sedang mengerucutkan bibir mungilnya, dengan raut wajah kesal

Setelah makanan tadi meluncur ke dalam perutnya Alvin menatap mommy dan daddy nya yang memandangnya dengan pandangan geli

"mommy tadi nanya apa?"

Raya mengelengkan kepala melihat tingkkah Alvin "rumah lama kita, bukannya yang menempatinya bernama Anindya, Tristan itu siapa? Adiknya Anindya? Kamu temenan sama anak SMA kak?" tanyanya

"iya masih tetep di tempati tante Anindya sama kak Dimas, Tristan itu temen sekolah aku, anaknya tante Anin"

Mendengar penjelasan Alvin, Raya mengerutkan keningnya "anaknya Anindya?" Raya memastikan pendengarannya, sepengetahuannya Anindya 4 tahun yang lalu masih berusia 18 tahun, mana mungkin mempunyai anak seumuran dengan Alvin

HOLDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang