Siapakah Dia?

11 2 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Bertanya dalam sepi hening tak menjawab
Bingung dengan sunyi bergelut dengan senyap.

-Syarifah An-Nisa-

Selamat membaca..
.
.
.
.
.
.

Disisi lain seorang gadis tengah termenung menatap langit-langit kamarnya. Ia tersenyum mengingat kejadian semalam saat dirumah sang ustadz. Matanya tak sengaja menatap seorang pemuda nan tampan.

"Astaughfirullah sadar Nis, sadar kan udah ada Mas Zaidan..." Ucap gadis itu sembari mengacak-acak rambutnya yang tak tertutup khimar.

Tiba-tiba terdengar suara khas Ummi yang memanggil namanya.

"Niss, Nisaaa. Dipanggil temennya tuh." Teriak Ummi dari lantai bawah.

"Isshh.. Ummi ganggu aja deh, " gerutu Nisa.

"Iya Mii.... Bentar" Jawab Nisa sambil mmemakai khimar biru navy senada dengan gamis yang dipakainya.

Saat menuruni tangga terakhir matanya bertemu kembali dengan sosok pemuda itu. Mata coklatnya, hidung mancungnya dan juga alis tebalnya. Sangat menyejukkan.

"Eh Nis. sini sebelah aku ada yang mau dibicarakan penting banget" Ucap salah seorang sahabat Nisa. Andini. Nama lengkapnya adalah Andini Widiyaningrat. Sahabat Nisa yang paling cerewet dan tak punya malu.

"Ada apa ya?" Tanya Nisa heran. Tak biasanya para remaja masjid berkumpul disini terlebih tak mengabarinya dulu.

"Gini ukh, ini sohib ana namanya Fathan." Jelas Zaid.

Fathan menangkupkan kedua tangannya. "Fathan."

Sementara Nisa hanya mengangguk. "Jadi?"

"Jadi gini lho Nisss... Akhi ganteng ini, eeh maksudnya Fathan mau jadi anggota remaja masjid bukunya kan ada di kamu... sekalian kita mau ada rapat mengenai bencana banjir yang menimpa kampung sebelah barat itu lhoo"  Terang Dini panjang lebar.

"Iya Ukh bener banget" Timpal Zaid yang kebetulan dia adalah ketua remaja masjid dan Nisa adalah wakilnya.

"Bentar ya aku ambil dulu bukunya." Pamit Nisa dan segera beranjak ke lantai atas tepatnya dikamarnya.

Tak beberapa lama Nisa kembali dengan membawa setumpuk berkas yang berbeda-beda map.

"Ribet banget" Sinis Fathan dalam hati yang mulai jengah.

"Ribet ya Than?" Tanya Zaid menyadari tatapan sinis Fathan.

"Eh?"

"Emang gitu Than semua ini ide aku soalnya dulu pernah ada kejadian yang tidak menyenangkan." Jelas Zaid. Fathan hanya mengangguk tanda mengerti.

"Ini Akh, diisi dulu" Ucap Nisa menyodorkan 4 lembar data-data.

"Eh iya syukron."

"Dan ini bolpoinnya" Katanya kembali menyodorkan bolpoin kepada Fathan.

"Sampai lupa nih, bentar ya Nisa buatin minum dulu" Pamitnya beranjak dari tempat duduk. "Mau minum apa?" Tanyanya.

"Aku biasa dong Nis.. " Ucap Andini menaik-turunkan alisnya.

"Iya tau kok" Balasnya sambil tersenyum manis. Ralat, manis sekali.

"Masya Allah senyumanmu mengalihkan duniaku Ukh heheh" Batin Fathan.

"Kalau kalian?" Tanyanya lagi menunjuk Zaid dan Fathan.

"Ane es cappucino aja Ukh" Jawab Zaid tersenyum simpul.

Zaid menyenggol bahu Fathan pelan karena tak kunjung menyebutkan minumannya.

"Eh.. samain aja deh"

"Yaudah tunggu ya sebentar." Lantas Nisa segera melenggang pergi kedapur.

.
.
.
.
.
.
.
Assalamu'alaikum para reader's....
Gimana? jelek ya? ya maaplah author masih amatiran hehhehe
jangan lupa vote!

fllw ig aku juga yaa: @fshl.akbar27

Utamakan membaca Al-Quran!!

Mahabbah RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang