Cemburu

10 3 2
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Jangan lupa vote!
.
.
.
.
.
.
Happy Reading...

Sepulang dari rumah Nisa, Fathan tak henti-hentinya menanyakan semua tentang Nisa kepada Zaid.

"Mas Nisa tuh gimana sih?" Tanya Fathan ketika dalam perjalanan pulang kerumah.

"Ehmm menurut ane sih orangnya tuh baik, humoris, suka sama anak kecil pokoknya idaman deh.." Terang Zaid sembari menerawang beberapa kenangan yang mereka lalui.

"Mas mengagumi dia ya?"

"Jelas hampir 3 tahun aku mengaguminya" Jawab Zaid dengan wajah sumringah.

"Dia juga sama kah?" Tanyanya lagi.

"Iya kami sudah saling memendam rasa tapi tak ada yang berani mengungkapkannya hahaha" Balasnya terkekeh.

"Sebelum janur kuning melengkung, apa salahnya aku tikung hehehe" Batin Fathan.

Zaid menepuk lengan Fathan pelan karena sedari tadi dia tak merespon ucapannya. "Hoii ente kenapa Than"

"Eeh kagak kenapa-kenapa ane pulang duluan ya assalamu'alaikum" Pamitnya pada Zaid lalu berlari terburu-buru menuju teras rumahnya.


"Waalaikumussalam"

***

"Eh Nis bagaimana hubungan anti sama Mas Zaidan?" Tanya Dini yang sedang berada di dalam kamar Nisa. Usai rapat selesai, dirinya tak langsung pulang melainkan mampir ke kamar Nisa untuk sekedar ngobrol atau menonton film horor kesukaannya.

"Nggak tau"

"Kok nggak tau sih konsisten dong Nis... " Gerutunya.

"Aku nggak tau Andini..."

"Ehmm... aku mau jujur sama kamu"  Kata Dini dengan raut serius.

"Apa"

"Aku mencintai Zaidan"

Deg!

"Oh Allah!  sahabatku ternyata juga mengagumi orang yang sama" Batin Nisa.

"Nis?"

"Eh iya apa?"

"Kamu nggak sakit hati kan?" Tanya Andini hati-hati.

"E-Enggak kok hehhehe" Jawab Nisa tertawa sumbang.

"Ehm Din aku mau bantuin Ibu bentar ya" Ucapnya sambil berdiri dan segera berlari menuruni tangga. 

Bukan!  Sebenarnya Nisa turun bukan untuk membantu ibunya. Melainkan untuk menumpahkan segala luka laranya ditaman belakang.

Dia duduk termenung dia kursi taman dan tanpa diminta, air matanya merosot seketika. Hancur. Satu kata beribu makna.

Dia menatap sendu langit yang tampak mendung. Langit tertutup awan hitam dan sebentar lagi pasti akan turun hujan.

Benar saja. Hujan turun dengan derasnya. Sangat deras. Seolah ikut turut serta dalam kesedihan yang merundung Nisa.

"Oh Allah... apakah salah hamba mengaguminya? Apakah hamba salah menaruh harapan padanya?  Apakah hamba salah berharap suatu saat dia yang akan menjadi imam hamba?  Apakah semuanya salah?!" Teriaknya di tengah-tengah riuh hujan.

"Tak ada yang salah. setiap manusia mempunyai fitrah untuk dicintai dan mencintai." Ucapan seseorang.

Seketika Nisa menengok kebelakang. "A-antum? kenapa antum disini?"

Langkah Fathan mendekat dan ikut duduk disamping Nisa bersama dengan guyuran hujan yang tak kunjung mereda. "Ada yang ketinggalan kata Ibu kamu, tadi kamu lari ke taman belakang makanya ane kesini."

Nisa tak menanggapi ucapan Fathan. Matanya terpejam menikmati rintik demi rintik hujan yang menerpa wajahnya.

"Mengapa antum hujan-hujanan?"

"Lho bukannya kamu juga hujan-hujanan?  apa salahnya?" Fathan balik bertanya.

"Ya nggak papalah" Jawabannya acuh.

"Kamu tau kan seberapa banyak air hujan yang turun dari langit dan bisa kamu hitung berapa banyak mereka turun ke bumi?  dan apa mereka pernah mengeluh?  tidak kan?  kamu harus belajar banyak dari hujan." Jelas Fathan bijak.

Nisa menatap Fathan lekat-lekat.  Mengamati setiap inci wajahnya. Hidungnya mancung, bibirnya tipis, alis yang tebal dan mata yang teduh.

"Astagfirullah.." Desisnya.

Nisa mengalihkan pandangannya. Menatap langit yang semakin menggelap dan hujan pun semakin deras . Bungkam. Tak ada yang mau membuka suara. Hanya suara rintik hujan dan katak yang memecah kesunyian.

Entah mengapa setiap menatap Fathan hatinya berdesir hebat. Apalagi sampai berdekatan walaupun dengan jarak yang lumayan jauh.

"Ane pamit ya jangan menangis lagi assalamualaikum" Pamitnya bangkit dan melenggang pergi.

"Wa-waalaikumussalam"



Gimana? nggak bagus? ya maaf masih penulis amatir hehe:)  follow ig ane: @fshl.akbar27

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mahabbah RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang