Chapter 1

78 6 0
                                    

Athasya Dipurnawirawan POV.

"Sampai kapan aku membungkus diriku sendiri dengan rasa kecewa,bukankah kepompong memiliki waktu untuk menjadi kupu kupu? bagaimana denganku?yang ada mati dalam keadaan sendu"
-Atthasya

Aku membuka mataku,kemudian terbangun dari posisi terbaring menjadi setengah terduduk. Kepala ini terasa pusing, pandangan ku pun kabur. Namun, lama kelamaan semakin terlihat jelas.Dimana ini? tanyaku dalam hati. Sepasang mata mengedar ke sekeliling. Tak ada yang bisa ku tangkap sama sekali. Lorong ini begitu gelap,cahaya penerang sangat minim.

Ruang hampa?heh seperti hidupku,aku tersenyum masam. Dari kejauhan,aku melihat cahaya putih bergerak menjauhi lorong gelap yang aku tempati saat ini.Aku menyipitkan mataku,mencoba menangkap seseorang yang ada di ujung lorong dengan tajam. Lama kelamaan aku seperti mengenalinya.

Dia menggunakan Dress setinggi lutut berwarna putih polos,rambutnya hitam pendek setinggi bahu.

"Tidak!!! Tunggu aku,kumohon ijinkan aku ikut bersamamu" teriakku

Wanita itu berhenti kemudian menengok ke belakang,mendapati aku yang berusaha berdiri untuk mengejarnya.Namun,dia tak memedulikan aku.

"Tidak,jangan pergi untuk kedua kalinya. Ku mohon"

"Apa kau tau?aku sendiri selama ini?ku kira kau masih peduli kepada ku. Aku selalu menunggu kepulangan mu setiap sore di depan rumah.Berharap kau segera kembali untuk mengkhawatirkan ku.Namun apa? Sampai saat ini kau belum juga kembali"

"Ku mohon ijinkan aku bersamamu. Aku benar benar merindukan mu Bu"

Langkah ku terhenti,mencoba menunggu jawaban darinya. Namun tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut dia. Yang ada dia kembali melangkah kan kaki nya,dan menjauhi ku lagi. Aku ingin kembali mengejarnya. Namun,sial! Kaki ku terasa kaku dan tubuhku begitu lemas. Hingga membuatku terpaksa kembali terbaring. Kemudian aku berteriak kepada dia agar bisa meyakinkannya.

"Ku mohon dengarkan aku.Aku butuh ibu saat ini.Jangan biarkan aku sendiri Bu" aku berteriak kemudian menangis sejadi jadinya ketika mendapati bayangan ibu benar benar telah hilang.

Aku seperti kehabisan tenaga,tubuhku lemas,hati ku hancur,air mataku mengalir,pikiranku kacau.Aku benar benar kehilangan arah hidup sekarang. Kemana aku harus melangkah?kemana aku harus pergi? Pertanyaan itu terus saja berkecamuk di pikiranku. Tak ada lagi yang bisa kujadikan tempat bersandar ternyaman saat ini. Tak lama,aku mendengar deru mesin. Dan semburat cahaya menerangi jalanan lorong .

Deru mesin ini semakin lama semakin terdengar.Aku mendongakkan kepala,dan benar ada mobil Alphard berwarna hitam melintas. Semakin mendekat ke arah ku. Aku ingin menghindar ke tepi. Namun tubuh ini tak dapat bereaksi. Aku berusaha sekuat mungkin untuk menghindari mobil itu. Aku menyerah! Jika pun aku mati,mungkin akan bertemu dengan papah nanti. Lagipula untuk apa aku hidup lebih lama di dunia ini? Jika semua orang meninggalkan ku sendiri. Deru mesin semakin mendekat, tak ada lagi yang mampu ku lakukan pada tubuh ini.

Duarrrrrr....

Aku tersentak kaget kemudian membuka mataku. Lagi dan lagi..mimpi buruk itu terus saja menghantui ku beberapa hari terakhir. Segera ku lirik jam di dinding. Pukul 1 malam,aku putuskan untuk turun ke dapur. Mengambil secangkir air putih untuk menenangkan pikiran. Kemudian beralih ke kolam renang. Duduk termenung di tepi,sembari menikmati udara malam. Sial! Aku tak bisa tertidur lagi.

AsKalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang