Sarah beranjak menuju pintu. Yaa SARAH secantik parasnya, namanya adalah Sarah. Ainun Tendri Sarah S anak tunggal yang sebentar lagi menjadi kakak."Waalaikumussalam, mamaaa.." sambil memeluk wanita di depannya.
"Bagaimana mi keadaannya bapak? Maaf sarah harus antar sendiri bapak ke rumah sakit"
"iye ma, kata dokter ndapapa ji bapak nanti dokter spesialis jantung mau datang periksa bapak"
"Alhamdulillah, tidur gah bapak?"
"nda ji.."
Wanita tinggi putih dan berisi itu segera menuju tempat tidur suaminya
"bagaimana mi perasaanta pak? " tanya wanita itu kepada lelaki yang sedang terbaring lemah di kasur kamar melati.
"Alhamdulillah enakmi usedding" jawabnya lemah.
"Ma.. Mama.. Berkelahika tadi dengan suster, masa lama sekali nakasika mangantri baru ndalama na suruh ki semau pulang katanya dokternya lagi tangani pasien rujukan"
"baru apami ko bikin sama suster itu? "tanyanya remeh.
"baku bantahka ma tapi tiba-tiba datang mi dokter lain, itumi yang suruh suster bawa bapak keruangan ini baru na periksa bapak habis na kasi tauka ndapapa ji bapakmu ,baru pergimi dia juga"
Wanita dan lelaki yang terbaring di situ hanya senyum-senyum dan tenang melihat anaknya menceritakan kejadian yang dia alami.
Itulah sarah anak lemah lebut dan polos kebanggaan kedua orangtuanya, dan gadis dewasa, tegas kesayangan teman-temannya.
***
"Bagaimana mi keadaannya bapakmu ra? " tanya sahabat kecil sarah di bangku sebelah kirinya.
"Alhamdulillah membaikmi, mungkin bisa mi pulang ke rumah besok" jawab sarah dengan begitu tenang dan sedikit senyuman.
"Alhamdulillah pale, mauka ikut ko sebentar ke Rs jenguk bapakmu, boleh nah! "
"okayyy..." jawabnya dengan semangat.
"sa? "
"hmm, why?"
"Nda lama mi luluski"
"yoai,, terusss? "
"maumi berpisah"
Sasa yang mendengar itu langsung terdiam menatap Sarah. Andi Sasa Nadirah adalah sahabat sarah dari kecil, mama mereka juga teman dekat dari mereka belum lahir maka dari itu mereka sudah sama-sama dan sahabatan dari kecil bahkan bisa dibilang sejak dalam kandungan hehe. Sasa adalah orang yang paling tau kehidupan sarah dan begitu pula sebaliknya. Sasa berasal dari keluarga dermawan, dia anak pertama dari dua bersaudara, adiknya Rasyah masih berusia 5 tahun.
"Sarahh..... Sasaa... " terdengar lantang dari depan pintu kelas. Mereka berdua segera menghampiri sarah dan sasa dengan berlegok banyak tingkah.
"Menyebalkan,, ba apa ko kesini calleda?" Sasa langsung menampar mereka dengan kata-katanya.
"Mauki curhat bede, galau ki"
"Ededeh.. Apa lagi ko galaukan alay?"
"Ituu.. Maumi lulus belum na tembakka hafiz..sedihka bede.. "
"ih.. Mimpi moko, nda mungkin mento hafiz mau tembak ko.. Saya yang na suka hafiz bede" begitu polos dan menjijikannya Rini menanggapi Elis.
"iss.. Gr nya kau la Rini" tampol Elis.
"hahaha.. Mau muntahka dengar ko berdua" ucap sasa dengan tawa pecah.
Sarah yang juga ada di situ hanya senyum-senyum geli plus jijik melihat tingkah mereka.
"ehh ngomong-ngomong mauko semua lanjut dimana zeyeng?" tanya Elis terlihat sedikit serius.
"eh iya.. Kau Sarah dimana mauko lanjut kuliah nanti?" tanya Rini lagi menambah keseriusan perbincangan kali ini.
Sebentar lagi mereka akan hilang dari tempat.. Tiga hari lagi perang dunia alias UNBK akan di mulai. Sekarang mereka lagi sibuk sibuknya belajar dan memikirkan planning mereka kedepannya. Itu terdengar biasa tapi tidak untuk para kelas XII yang ada di posisi itu. Dimana mereka harus pintar memenejemen waktu belajarnya, belum lagi persiapan menuju Tes masuk perguruan tinggi harus di kuatkan. Kenapa tidak! Karna bangku kuliahlah yang akan menjadi salah satu penentu kesuksesan di dunia kerja walau semuanya tidak lari dari ketetapan Allah.
"hmmm" dengung sarah.
"maui jadi dokter bede, rugi kepintarannya selama ini kalau nda bisai jadi dokter" sambung sasa dengan lagak meremehkan.
"wihh.. Mantul sarahh, ku sayang ko" terihat tingkah elis begitu menjijikan.
"uhuii.. Kasi gratiska nanti kalo di rumah sakit nah sarah" sambung rini dengan senyuman di manis-maniskan.
"Bohongnya sasa bede.. Mahalnya itu kuliah dokter" akhirnya sarah bicara juga.
"Kalau kau semua dimana ko rencana mau kuliah?"
"Saya rencana di Unhas ji ambil Bahasa Inggris" jawab Rini. Tidak di herankan kalau rini memilih bahasa inggris karena kepintaran berbahasa inggris tidak bisa di ragukan lagi, rini sering mewakili sekolah dalam olimpiade bahasa inggris sampai tingkat nasional. Tapi tidak untuk mata pelajaran lainnya.
"Kalau saya disuruh bapakku ka masuk STAN tapi tetap di suruh ka juga ikut Sbmptn nanti tembak UGM,tapi takutka nda mampu otakku bede.. " ucap sasa khawatir.
"Ihh susahnya itu sa masuk STAN sama UGM banyak saingan, harus belajar ko betul-betul" kali ini rini terdengar sok dewasa. tapi benar saja masuk ikatan dinas dan PTN Favorit di Indonesia bukan hal yang mudah.
"ededeh banyak ji orang dalamnya sasa, haha canda sa.." ucap elis dengan tawa.
"Orang kaya bebas mahh..." Sambung Sarah menambah-nambah.
"kalau kau, mauko lanjut dimana pale? " tanya sarah pada elis.
"Mauma menikah"
"hah..! seriusko?" Sarah, sasa dan rini kompak terkejut.
"iyee.. Mauka menikah sama hafiz, hafalan 30 juz nya hafiz mi jadi uang panaiku" jawan elis dengan polosnya.
"Mimpikoo... " tampol Sarah, sasa, dan Rini bersamaan.
.
.
**
tingg tingg tingg.....
Semua penghuni sekolah menuju parkiran mengambil kendaraannya masing-masing. hari ini sarah dan sasa akan pulang bareng kebetulan sarah tidak membawa motor dan mereka akan ke Rs.Hasanuddin terlebih dahulu."Ambil ini"
Rasanya ingin ku bacok orang ini. Hampir saja jantungku copot, tak sopan. apasih susahnya salam, permisi. Dasar peci berjalan. Astagfirullah....
.
.
.Eehh ketemu lagi.. Thanks udah baca sampai sini. Sekarang Kita real sahabat okay!! hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Seindah Sarah
Teen FictionSave di sini deh, biarkan ini sebagai sumber ekspresi saya ketika jiwa seni saya menggebu-gebu. Di cerita ini saya pake bahasa 'Aku, kamu' aja kali yak biar kedengaran sedikit elegan hehe. I will intoduce my self dulu ah (buat seru-seruan sendiri...