bab 4 - Tegar

8 0 0
                                    

Akhirnya cairan bening bercucuran keluar dari pelupuk mata indah sarah,  tidak tahan lagi. Sepanjang perjalanan menuju kamar cairan itu terus mengalir tanpa henti. Di dalam kamar sarah tidak belajar sama sekali melainkan terus menangis dengan takdir yang harus ia terima saat ini.

***
Semua peserta ujian diharapkan masuk sesuai nomor yang telah di tentukan,  cukup membawa id card ke ruang ujian.  Sebelum semulai silahkan berdoa terlebih dahulu.

Hari ini tepat H1 UNBK. Sarah mengerjakan ujian hari ini dengan mata sembab,  siapa sangka sarah terus menangis semalaman masih belum bisa menerima semua yang harus dia jalani. Entah apa yang akan dia jawab di ujian kali ini,  dia hanya belajar sejam ba'da subuh tadi.

Skip

"Bagaimana jawabya tadi Ra?" tanya sasa yang berjalan sejajar dengannya.

"Aman ji" jawabnya lantang.

"orang pintah begitu sekali nah,  saya tadi macam mau rontok semuami rambutku dia cuma bilang aman hiks -_- " batin sasa.

"Sasa? " panggil sarah lembut.

"aa.. Kenapai?"

"nda kuliahka"

Sasa melotot mendengar itu. Dia menarik tangan Sarah menuju gazebo di depan perpus. Untuk memperjelas pendengarannya sasa menanyakan hal yang sama kepada sahabatnya itu.

"nda kuliahko? Kenapa? Serius bede jangan ko main-main" tanya sasa memperjelas.

"iye serius" jawabnya tulus.

"Tapi kenapa ra? Kenapa bisa?"

"kemarin orangtuaku bilang nda bisana kasi kuliahka. Masalah perekonomian keluarga :)" jawab sasa.

"Tapi ada ji beasiswa ra,  pintar ji ko. Ingat cita-cita mu, planningmu,  a million dreams mu yang sudah ko susun rapi sarahhh! " bantah sasa tegas.

Kali ini bendungan cairan bening sarah mulai menumpuk," Tapi egoiska nanti sa, beasiswa itu juga belum pasti dan nanti pasti tetap butuhka uang untuk biaya lainnya" tak tahan, cairan itu akhirnya menerobos keluar lagi.

Sasa langsung memeluk sahabat kecilnya itu. Sasa memang orang yang paling tau tentang sarah tanpa terkecuali masalah ekonomi keluarganya.

**
.
.
Sarahhh...! Teriak Rini tergesa-gesa menghampiri sarah.

"kenapako rini? Bernafas moko dulu"

Rini menarik nafasnya panjang.

"kenapa ko je? Ada apa rin?" tanya sarah serius

"i..i..ni.. Ra ada titipan untuk kau" ucap rini sambil menyodorkan kotak berbungkus pink.

"Astagfirullah saya kira juga ada apa rini.. Apa itu? Dari siapa?" tanya sarah penasaran.

"hehe.. Nda tau ra nda kenal juga orang yang kasi, tapi dia tadi pake jas putih. Cuma bilang titip baru langsung pergi. Apamu itu ra?"

"Tau, nda kenal" jawab sarah ringkat.

"hmmm, okelah.. Saya pergi nah ra elis tungguka dikantin" ririn menyodorkan kotaknya.

"Iyee" sarah mengambilnya dan membalikan badan meninggalkan tempat itu.

"Ee raaa tunggu.."

" Aa.. Kenapa ko lagi?" sarah kaget dan membalik.

"Lupa ajak hehe, nda mau ke kantin ko? Ayoo sama sama" ajak ririn.

"iyaa duluan moko nantika menyusul"

"okay"

Mereka berduapun segera meninggalkan tempat itu. Ririn menuju kantin dan sarah menuju kelasnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Seindah SarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang