08

1.6K 202 86
                                    

AUTHOR'S POV

"Pak bos!" Seru seseorang. Soobin melihat Wooyoung yang tengah mendekatinya.

"Kok kamu disini?" Tanya Soobin polos. Mendengarnya, Wooyoung tertawa. "Bapak aja ngedate malem-malem gini sampe lupa cafe sendiri. Saya mau sekedar refreshing masa gak boleh?"

"Hah?! Ng-ngedate? Siapa?" Soobin dibuat gagap olehnya.

"Ah si bapak pake pura-pura gak tau." Cengir Wooyoung, "tapi, bapak kenapa akhir-akhir ini jarang mampir ke cafe? Kerjaan yang handle saya semua lho. Yah, walaupun San Choi itu ikut campur." Wooyoung mendengus.

"Ah, itu." Soobin menerka-nerka jawaban yang tepat untuk diberikan, "Aku ada urusan keluarga."

Wooyoung menaikkan alisnya sebelah, "Urusan keluarga?"

"Iya. Gak ada urusannya sama lu."

Soobin menoleh. Di belakangnya sudah ada Choi Yeonjun yang menatap dengan tatapan tajam.

"Oh, Yeonjunie! Apa kabar? Baik?" Wooyoung memberikan tangannya untuk diajak tos sambil menubrukkan badannya dengan badan Yeonjun. Salam ala lelaki.

"Lebih baik kalo gak ada lu."

"Anjir sinis bener lo sama gue. Sakit ati nih!" Wooyoung mengepalkan tangan di depan dadanya.

"Emang, omongannya nyelekit." Sahut Soobin.

Yeonjun terkekeh melihatnya.

"Ngapain lu disini?"

"Kepo aja lu." Jawab Wooyoung masih dengan tawanya. "Ada lah, pokoknya kerjaan gue hampir siap. Makanya bisa main."

"Kerjaan apa lagi emang? Kamu kerja di tempat lain juga, Wooyoung?" Tanya Soobin.

"Iya pak. Kerja paruh waktu aja sih." Jawab Wooyoung tersenyum simpul, "Saya masih ada tugas lain."

"Ya udah deh, saya duluan. Silahkan lanjutin lagi nge-datenya Pak Bin, Yeonjunie." Ujar Wooyoung sambil membungkuk.

Soobin agak tersipu mendengarnya namun sepertinya bukan waktu yang tepat untuk salting disaat Yeonjun yang sedang menatap kosong ke depan sana --entah apa yang dilihat--langsung menoleh sambil mengarahkan tatapan tajam. "ssi."

Wooyoung terbahak, "Oke, Yeonjun-ssi. Santai aja kali."

Saat ingin berlalu, Wooyoung kembali membalikkan badannya. "Tapi jangan lengah." Disertai dengan rangkulan dari Youra yang sudah menghampirinya.

Setelah itu mereka berdua pergi meninggalkan Yeonjun dan Soobin yang masih termenung dengan perkataan Wooyoung. Dan lebih mengagetkannya lagi, Soobin baru sadar kalau Youra bersama dengan Wooyoung!

"Y-Youra? Itu Youra kan? Pacar ka-"

"Halo?" Seruan Soobin terpotong saat mendengar Yeonjun yang tengah dihubungi via ponselnya, "Baik. Siapkan. Sekarang."

Yeonjun menutup teleponnya lalu menatap Soobin nanar, "Lu pulang sekarang. Gue ada urusan."

Soobin agak cemberut mendengarnya. Padahal ia berniat untuk naik bianglala supaya bisa melihat indahnya kota malam ini, mumpung mereka berdua masih akur.

Melihat pergerakan mata Soobin yang menatap wahana raksasa itu, Yeonjun berkata, "Kapan-kapan lagi ke sini. Tolong balikin kunci motor gua." Mendengar nada bicaranya yang sudah semakin dingin dan datar, buru-buru Soobin memberikannya pun mengekorinya dari belakang menuju parkiran.

Tapi setelah Yeonjun memakai helm dan menaiki motornya, tanpa aba-aba ia langsung menancap gas. Meninggalkan Soobin yang hampir terjungkal saat baru mengambil ancang-ancang untuk membonceng.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Marry a Bad Boy  { Mystery }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang