03

2.6K 290 131
                                    

Soobin masuk ke dalam kamarnya dan merebahkan tubuhnya di sofa dekat pintu setelah mendengarkan pujian yang berlebihan dari mamanya mengenai seorang Yeonjun.

"Tadi mama kaget dia tiba-tiba dateng bawa bucket bunga buat mama terus ngasih kado juga buat kamu. Bilangnya sih buah tangan. Tapi ya ampun manis banget ga sih?"

Halah pret

"Bunganya udah mama taro di vas samping tv biar kalo nonton bisa keinget Yeonjun terus."

Malah keganggu kalo nonton tv

"Terus ya wanginya enak gitu. Aneh sih kaya odol tapi cocok di dia, jadi kalem."

Cih apanya yang kalem

"Anaknya sopan banget, lucu lagi lawakannya. Tapi ngeselin,"

Nah ini

"...manjanya cuma ke kamu. Mama kan juga gemes ke dia."

Soobin rasanya ingin berteriak memaki-maki Yeonjun di depan mamanya, namun itu tidak mungkin. Ia hanya bisa tertawa miris dalam hati melihat mamanya dibohongi dengan muslihat mereka berdua.

Soobin menarik ke-baper-annya tadi. Pasalnya, setelah Yeonjun menjawab pertanyaannya lalu pulang, ia segera masuk ke rumah lalu dengan semangat membuka bungkusan plastik dari Yeonjun. Di dalamnya terdapat kertas kecil yang bertuliskan;

Jangan kegeeran, ini biar gue keliatan baik di depan mak lu

Kalo lu mau seneng juga boleh tapi kalo baper gue ga tanggung jawab

-cyj


Setelah membaca itu, Soobin jadi tidak penasaran lagi dengan barang apa yang diberikan Yeonjun padanya. Soobin tidak sakit hati, ia hanya tersadar kalau baru saja ditampar kenyataan. Mengingat sebenarnya ia menerima perjodohan ini karena permintaan orangtua yang tidak bisa ditolak, dan sepertinya Yeonjun juga begitu. Soobin berpikir kalau alasan Yeonjun yang tadi hanyalah omong kosong karena ia terburu-buru untuk pulang. Oleh karena itu, ia menjawab dengan asal.


Dengan mantap, kali ini Soobin bertekad untuk tidak terlalu mengambil hati atas segala perbuatan dan perkataan Choi Yeonjun.


Semuanya ini hanya demi hubungan kerabat orangtua, bukan mereka sendiri.


Memang, salahkanlah Soobin tadi yang sudah terlalu cepat terbawa perasaan sehingga lupa kalau ia dan Yeonjun sama-sama sepakat untuk memalsukan hubungan baik mereka berdua selama di depan orangtua. Tapi, setelah ini Soobin akan lebih berhati-hati.

Mendadak, ia mencium aroma yang tidak pernah ada sebelumnya. Bukan, bukan rokok. Yeonjun merokok di balkon luar sehingga tidak menyisakan bau dari nikotin apapun. Soobin termenung sebentar. Ini bau pasta gigi, seperti yang dibilang mamanya tadi.

Seketika ia sadar bahwa tadi Yeonjun sempat duduk di sofa ini. Mungkin sebab itulah bau badannya berbekas. Ia segera berganti baju karena mengira baunya menempel pada pakaiannya.

Pun Soobin sudah menarik kesimpulan, ia tetap butuh seseorang untuk mendengarkan kisahnya. Ia meraih ponsel dan mengetikkan sesuatu di atasnya. Mengajak seseorang untuk bertemu dengannya besok.


Setelah menaruh ponsel di nakas, Soobin berpindah ke atas kasur, berbaring dan memejamkan mata. Soobin masih memiliki banyak tanda tanya tentang Yeonjun. Masih ada dua hari untuk bertemu dengan orang aneh itu lagi. Orang yang nada bicara, ekspresi dan emosinya berubah dalam tempo yang cepat.

Marry a Bad Boy  { Mystery }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang