Prologue

14 2 0
                                    

Pergantian waktu dari sore ke malam hari, membuat matahari seperti tergelincir dari puncaknya. Munculnya bintang-bintang dengan sinar mentari yang mulai menghilang seakan menyimpulkan malam akan segera berlalu. Dan hembusan angin malam ini terasa sangat berbeda dengan malam sebelumnya. Anginnya terasa begitu dingin dan juga cepat. Seperti mencoba menghilangkan seluruh kehangatan yang ada di setiap sisi kota ini.

Aku menghembuskan napasku ke permukaan tanganku dengan perlahan-lahan, membuatnya agar kehangatan yang ada di tanganku untuk tidak segera menghilang.

"apakah hari ini aku masih bisa melanjutkan perjalananku? Dan berhasil untuk menemukannya?." Kataku sambil melihat bintang-bintang yang ada di angkasa, dengan berharap malam ini aku dapat menemukannya.

Akupun melanjutkan perjalananku dengan menyusuri jalan raya yang aspalnya telah rusak karena gempa yang terjadi beberapa waktu ini dan juga aku telah mencari dirinya di seluruh pelosok pesisir dan juga di berbagai kota yang telah mati di berbagai belahan dunia. Tapi tidak semua juga, sih.

Saat mendekati daerah perkotaan, terlihat gedung-gedungnya yang sudah runtuh dan terlihat sangat sepi. Seakan menggambarkan kota ini sudah mati. Aku menyusuri setiap jalan dan tempat yang ada di kota tersebut. tanpa lelah sekalipun, anehkan. Dan selama itu aku tidak menjumpai seseorang satupun.

Kemudian setelah berkeliling beberapa lamanya aku sampai di satu tempat yang terlihat asing dan familiar dimataku. sebuah gedung dengan diameter yang luas dan saat pandangan mata melihat ke arah atas, gedung tersebut seperti sebuah jembatan. Aku sedikit memperhatikan lebih lama bagian atas gedung ini. hingga akhirnya melihat sesuatu hal yang bisa dibilang itu seseorang.

Meskipun samar-samar tapi aku yakin itu seseorang yang sedang menatap ke langit dengan tangan yang ingin menggapai sesuatu. Sedikit penasaran tapi bingung mau lakukan apa. Hanya saja, kata nuraniku berkata untuk naik keatas dan mencoba menyapa orang tersebut. mengikuti kata nurani, aku membulatkan tekad untuk pergi keatas gedung tersebut.

Melalui pintu masuk dan menaiki tangga, dari lantai perlantai tiba-tiba terasa begitu berat bagiku Dan juga terasa waktu berjalan dengan cepat. Setiap pijakan terasa seperti sebuah makna dan waktu yang berlalu terasa seperti perjalanan sehari-hariku selama ini. hingga akhirnya aku sampai di pijakan langkah kaki terakhir di tangga tersebut.

Hanya saja, tiba-tiba pijakan tersebut menghilang dan seluruh gedung ini juga tiba-tiba berubah jadi sebuah partikel. Untungnya saat itu tanganku sigap menggapai pegangan yang ada di deket tangga itu. dengan keadaan sedikit panik, aku mencoba berusaha untuk bisa naik ke atas gedung tersebut. dengan sedikit usaha setengah tubuhku akhirnya sampai di atas. Hanya saja aku sedikit terkaget dengan sebuah uluran tangan seseorang, pada waktu aku mencoba menarik napas.

Aku pun menerima uluran tangan tersebut dan naik ke atas dengan bantuan orang yang mengulurkan tangannya.

"terima kasih bantuannya, tadi itu hampir saja." Kataku pada orang tersebut.

"I---S---ma-sam--." Katanya dengan suara yang terdengar terpotong-potong dan hanya terdengar beberapa kata saja. Tapi setelahnya lancar tanpa terpotong-potong.

Aku yang masih memperhatikan bawah tadi, pada saat melihat ke orang yang barusan ini. aku sedikit terkaget. Mukanya terlihat seperti glitch dalam sebuah game dan postur tubuhnya itu perempuan dengan pakaian berwarna pink dan hitam, terlihat seperti seseorang yang aku kenali. Hanya aja waktu ia bilang, "kenapa kamu ada disini? " suaranya berubah menjadi suara seorang laki-laki. Seakan kedua hal yang berbeda menjadi satu dan bergantian setiap saat.

"maaf, aku sendiri tidak mengerti, mengapa aku bisa ada disini. Dan juga mengapa barusan seluruh gedung di bagian bawah berubah menjadi sebuah partikel." Kataku yang menjelaskan beberapa hal.

Kemudian berubah menjadi suara perempuan,"owh gitu, aku sendiri tidak mengerti mengapa begitu. Dan aku juga tidak mengetahui mengapa aku ada disini."

Aku sedikit bingung dengan suasana ini, jika dia dan aku tidak mengetahui kalok--- eh bentar. Aku mengingat sesuatu,"maaf tadi aku lupa, aku disini ingin mencari seseorang." Kataku padanya.

Dia terlihat memiringkan kepala, yang kemudian berkata,"mencari seseorang? Siapa? " tanda tanyanya bikin aku sedikit tergantung dan bingung. "itu---si-." Kata-kataku terpotong karena tiba-tiba saja lantai yang kami diami atau berdiri ini runtuh bersamaan dengan dirinya yang ikut terjatuh.

Sekilas saat aku terjatuh melihat sedikit glitch yang ada di mukanya menghilang bersama dengan jatuhnya sebuah air mata.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

only someone can understand youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang