Ku ukirkan dan ku rasakan

246 6 1
                                    

Mengukir 365 hari.

Kisah hidup tak akan pernah berakhir, berbagai perih, goresan bahkan mungkin rintihan yang selalu silih untuk berganti.  Menapakkan kaki untuk tetap bertahan dalam situasi yang mencengkram yang sangat sulit, ingin berjalan namun tak kuat, ingin berlari tetapi tersandung.
Mengisahkan rajutan yang kadang sulit untuk dipahami dengan akal sehat yang selalu datang.  Pertanyaan demi pertanyaan akan kembali dan selalu datang.  Mempersalahkan keadaan? Ya! Kecewa? Ya! Dikecewakan? Yaaa! Dan aku berseru bahkan berteriak untuk hal itu. Jiwa yang mulai tercengkram, emosi yang selalu di hantam dengan gelora api yang tak kunjung panas. Lalu kapan akan menjadi air? Dan menjadi sejuk untuk dirasakan?  Rasanya perjalanan hidup kali ini mengisahkan air mata yang tak kunjung terhenti.  Yang awalnya mekar dan indah bagaikan bunga mawar tetapi sekarang tak tahu rupa dan bentuk nya akan seperti apa lagi.  Akankah kembali di mana ada fase penyesalan? Hanya menoleh kembali, namun sepertinya tersandung, ingin berteriak tetapi tak ada yang mendengarkan, ingin berhenti tetapi takut untuk dikatakan pecundang?
Terkadang aku berfikir apakah hati nurani telah kosong? Apakah hati nurani ini masih ada? Tetapi entah mengapa dia tak pernah berbicara.  Hari-hari yang awalnya di awali dengan canda, dengan ukiran senyum tetapi saat ini di hiasi dengan persoalan belaka yang merenggut emosi belaka.  Hingga aku menemukan suatu titik, titik yang seolah mencengkramku, aku terpaku, aku membisu dan benar aku tak tahu apa yang harus ku lakukan.  Inginku berteriak! Inikah? Dan mengapa harus sekarang?  Penyesalan semakin banyak dalam hidup.  Aku merasa bahwa semuanya telah di renggut dengan gelora-gelora sukma itu, tetapi saat ini aku melihat cahaya yang berbicara kepada ku yang membuat ku terpaku dalam suatu sudut ruangan yang membuat ku nyaman dan aku menemukan Dia didalamnya. Cahaya yang mengubah pandangan, cahaya yang mampu menerangi setiap seluk beluk kehidupan.  Hingga aku menemukan saat itu juga.
Keterpurukan akan aku alami? Ya! Berjalan dalam 365 hari tidaklah mudah bagiku, tetapi bila raga mulai panas, sukma mulai membara merasakan setiap goresan yang datang yang membuatku ingin terbuai dengan segalanya.  Namun selalu ada alunan disetiap melodi itu, yang awalnya menghantam kan ku namun ku dapatkan ketenangan di dalamnya di sudut ruangan itu dimana aku mendapatkan bahwa jangan takut untuk melangkah, Dia yang bersama Mu tak akan pernah meninggalkanmu...

Dalam fase ini, akan banyak yang akan di lalui tetapi inilah hidup yang ingin selalu ku tuangankan bersamaNya, yang akan selalu ku ukirkan dalam setiap jam kehidupan, detik, bahkan menit 365 hari.

Semesta mungkin berkata, “tidak nampak, hanya itu saja, aku tak percaya” akan banyak prespektif yang akan mungkin mampu membuaikan mereka dan mereka terjebak tetapi aku tahu bahwa akan ada sesuatu yang luar biasa yang tak dapat ku bayangkan dengan mata ku sendiri nantinya.

mengukir 365 hariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang