Tak terpikir dan hanya terbungkam

70 4 0
                                    

Lingkup Luas dari Pemikiran yang sempit”

Jeritan terdengar dimana-mana, ku singkapkan sejenak untuk mendengarnya
Apa gerangan yang terjadi? Jika telinga telah mendengar sejenak,
mengapa kaki tak kunjung bergerak untuk melakukannya?
Belum cukup kah tangisan dimana-mana?
Belum cukup kah tawa yang telah ku lihat,
menjadi hari yang penuh dengan kesakitan?
Lalu dimana kah harus berlari?

Jika suara larangan telah dikumandangkan berapa kali
Lalu mengapa masih tegar tengkuk?
Tak cukup kah melihat rintihan asa? Rintihan perih yang menggelegut?
Pericikan demi percikan yang tak kunjung selesai.
Itu kah sebuah kepedulian?

Tak cukup kah goresan pipi itu berubah menjadi air mata?
Tak cukup kah semua ini? Mejadi sebuah api yang akhirnya menghanguskan
Jiwa ku merana, melihat kisah pilu yang menimpa negeriku.
Negeri yang menjadi pijakan ku selama bertahun-tahun
Tetapi sekarang sedang merintih akan perih

Aku sakit! Aku berteriak kesakitan
Hanya memohon kepada negeri ini untuk berhenti
Lingkup luas telah di kumandangkan
Luaskan pikiran! Bukan pikiran yang sempit!
Jangan tegar tengkuk tetapi buka hati, buka pikiran
Dan resapi, bahkan rasakan apa yang akan terjadi kedepannya.

Tak ada kah kata belas kasihan yang terucap?
Tak ada kah tindakan yang dilakukan?
Mengaoa masih berdiri dengan tegap?
Coba lihat keadaan disekitar

Tidak ada kah makna dari semua yang terjadi?
Tidak ada kah rintihan yang dilihat?
Kamu butuh pertolongan Tuhan.
Jangan bersenang-senang di luar sana tetapi gunakan waktu untuk berdoa

“kesakitan karena pengorbanan”

Tidak kah mata melihat? Ratapan demi ratapan mulai timbul di negeri ini?
Hancur hati mulai merasuk dalam jiwa ini namun masih ada saja tawa yang terdengar?
Tawa yang sepertinya sedang pura-pura tidak tahu apa yang terjadi?
Yah, aku juga tidak tahu

Pengorbanan terlalu banyak yang menggeliatkan air mata
Pengorbanan yang hanya sia-sia bagi orang lain
Hanya melihat saja, namun tak ada tindakan.
Pengorbanan yang tak pernah di balas dengan terima kasih

Tolong, sudah cukup semuanya
Mari melihat dengan mata
Banyak peluh kisah yang membuat maut datang.
Sudah cukup dan saat nya membiarkan pikiran, dan hati menjadi satu untuk melangkah
Karena sesungguhnya hanya Tuhan yang menjadi jawaban.  Melihat hari-hari yang suram dalam kehidupan kini, mungkin membuat semakin banyak orang yang ragu akan melangkah kemana dan mungkin bertanya-tanya mengapa seperti ini? Aku juga berpikir seperti itu, ditengah situasi ini aku terbungkam tak dapat berkata-kata hanya ukiran demi ukiran air mata yang ada, melihat negeri ku seperti ini.  Perjalanan hidup kembali disertai dengan percikan, bahkan bukan lagi percikan tetapi gelombang yang sangat tinggi.  Melihat sepertinya makin hari mengukir hari yang suram namun aku percaya walaupun saat ini mata melihat bahwa rasanya sakit bahkan sangat sakit tetapi hari-hari kedepannya akan melihat bahwa pencipta tak akan pernah tinggal diam.  Ukirkan senyum itu walaupun harus berat angkat kepalamu jangan tundukkan terus menerus dan percaya karena luar biasa akan dikerjakan.

mengukir 365 hariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang