1

4 2 0
                                    

Suasana kelas 11 IPS 1 akibat pengumuman rapat guru membuat kelas yang dicap sebagai kelas kaleng rombeng kini berubah menjadi drumband. 15% murid belajar dan separonya membuat onar, menggendang gendangkan meja, dan ada yang bernyanyi alangkah pdnya menggunakan suara rombengnya.

"Para rakyatku yang berbahagia." teriak Boby sang ketua kelas. Para rakyat yang dimaksudnya adalah para anak-anak kelasnya itu memberi perhatian dan mendengarkan apa yang nantinya ia akan katakan selanjutnya.

"Inikan guru pada rapat, terkhusus buat cowok skuy kita mabar njeng."

"Hayuk ketuaku." jawab Yoga lalu disusul dengan yang lain dan membentuk lingkaran disudut kelas.

Dan untuk para cewek-ceweknya nih ada yang steaming, nonton drakor, cuma diem dan lainnya membentuk kelompok masing-masing buat rumpi. Kaya 3 cewek ininih Adara, Meda, sama Seva. Seva cerita soal cowok yang lain dengerin.

"Si Bian ganteng ya njir, tadi gw ketemu dia waktu pulang dari toilet." kata Seva.

"Emang ganteng, sayang gantengnya gk banyak yang tau." ucap Meda menimpali. Cewek paling cantik diantara mereka yang juga adalah seorang model.

"Bian yang mana si? Kok gw gk pernah denger tu nama." tanya Adhara sigadis dengan tampang manis.

"Bian lho yang waktu acara sosial sekolah kemaren nyumbangin uang 500k, masa lo gk inget si." jawab Seva.

"Iya gw inget cuma gk liat mukanya jelas burem, emang ganteng beneran?" tanya Adhara lagi.

"Kapan-kapan deh klk ketemu gw kasi tau orangnya yang mana." ujar Seva.

"Wajar si lo gk tau Dar, orang kerjaannya diem dikelas kali ya. Dia tu temennya si Naufal tau temen SMP lo dulu kan." kata Meda.

"Masa iya orang gw gk pernah liat tu, gw biasa liat si naufal sama 2 orang temennya  si Akbar sama yang item tu sama si namanya..Oh..Boni iya. Orang itu doang keknya grombolan diatu."

"Woy para anjing kecilku." teriak Ody cewek rambut pendek yang selalu senyum itu datang tiba-tiba alhasil membuat Adara, Seva dan Ody kaget.

"Asstagfirullah." Adara.

"Mak ku 5." Meda.

"Asu lu y, kaget kita ni jancok." marah Seva pada Ody.

"Gimana si dipanggil anjing kecil kok marah kan lucu ." ucap Ody dengan cengirannya.

"Iya tapi najis." ucap Adara masi tampak kesal.

"Udah yuk cabut." ajak Meda dengab Meda dan Adara yang mengikutinya.

"Eh..eh mau kemana?" tanya Ody yang melihat 3 sahabatnya itu meninggalkannya.

"Kantinlah." jawab Meda.

"Kan gw belum ngajakain tadi."

"Gk butuh ajakan wewe gombel cem elu y." ucap Seva yang menyindir Ody.

"E..monyet gw ditinggalin masa, tunggu gue ikut." lalu Ody berlari mengejar ketiaganya yang sudah keluar kelas.

***
"Mie ayam mamak paling the best deh." ucap Ody yang sedikit bertriak.

"Diema bisa gk si lo malu-maluin." Meda yang sudah malu dengan tingkah goblok sahabatnya itu.

"Eh..Dar liat deh." kata Seva yang menggoyang-goyangkan tangan Adara yang sedang memakan mie ayamnya.

"Apa si, gw lagi makan lho." kesal Adara.

"Itutu liat Bian yang paling tinggi sebelahnya si Akbar." Seva menunjuk 4 cowok yang salah satunya ada Bian cowok yang mereka bicarakan tadi, mereka berjalan keluar kantin.

"Mana si, orang punggung doang mana gw tau." ujar Adara yang masi penasaran dengan Bian.

"Y lo si gk mau liat dari tadi."

***
"Yan, keknya tadi kuping gw tu denger ada orang bisik-bisikin lu geh." ucap Naufal karna  tadi saat mereka keluar kantin ia mendengar ada seseorang yang bicara dengan terselip nama Bian.

"Hoo njir tadi gw juga, lu kan disebelah gw jalannya masa lu gk denger si Yan." kini Akbar yang menimpal lalu menghentikan aktivitas faforitnya yaitu memblas komentar centil cewek-cewek diinstagramnya. Si Akbar ini tipikal orang yang paling memperdulikan fashion dan termasuk golongan ras FakBoy.

"Ininih malesnya keluar kelas." kesal Bian. "Harusnya kan gw titip aja kayak biasanya." Bian termasuk orang yang jarang keluar kelas, katanya males sama cewek-cewek girang yang ada diluar.

"Yaelah Yan, lu punya wajah ganteng ria dikit napa si. Klok lu keluar sama kita kan, mereka orang diluar sana pada tau kalok anggota pakboy yang ganteng gk cuma 3 tapi ada  1 lagi yaitu elu." kini gantian si hitam Boni yang bicara membuat geli ketiga temannya itu. Apalagi kata PakBoy, bahkan meskipun mereka bisa disebut geng mereka tidak pernah membuat nama PakBoy menjadi nama geng mereka.

"Ami-amit jabang bayi, he..malika kedelai hitam terbuang scincare an dulu sono lah lu baru ngaku ganteng. Gw sebagai ketua Ras PakBoy gk mau y ada personiel kek lu masuk dispesies cem gw, malu-maluin weh." ejek Akbar pada Boni.

"Anjir keterlaluan lu Bar." Naufal yang tertawa dengan ucapan Akbar menghina kulit Boni yang hitam.

"Bangsat, gw depak dari sekolah mampus lu Bar." kesal Boni pada Akbar. Kakek Boni merupakan pemilik sekolah yang mereka tempati saat ini SMA Merah Putih dan Boni adalah cucu kesayangannya. Meski begitu Boni adalah yang sering terhina karna diantara mereka ber4 hanya Boni yang paling hitam.

"Jangan lah Bon kesian tu si Akbar udah nyogok-nyogok pakek duit buat masuk sini." ujar Bian.

"Gilani lu." kata Naufal yang semakin tertawa dengan ucapan Bian.

"Mulut cogan kek lu lemes juga ya Yan." Akbar yang mulai kesal karena kini dirinya lah yang gantian dibully.

"Udah Alay nyogokan lagi lu." ejek Boni pada Akbar.

"Siapa yang alay nyet?"

"Y elu lah Bar, siapa lagi. Tiap hari post-post di Ig gilani lu."

"Kacok lu, bodo amat gw ganteng bebas gw kan selebgram."

"Taik apalah, followers Bian jauh lebih banyak ketimbang elu." Bian yang kini sedang dibandingan dia diam saja.

"Anjng sini lu, gelud kita." ajak Akbar yang sudah memegang sapu dan diarahkan ke Boni.

"Hayuk sini lu maju." kini Boni juga sudah memegang pel-pelan sekolah. Keduanya bertengkar dan hanya dipandangi Bian dan Naufal serta anak-anak kelas. Mereka baru berhenti ketika bu Farah guru Biologi masuk ke kelas.

...

BIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang