I Called You & Fate

112 12 3
                                    

Writer by ©tjmvvr

{ happy reading my first story }










BerDiri sendiri di pinggir jalan, menunggu kedatangan seseorang yang di nanti sejak tadi.

Sudah lebih dari setengah jam aku berdiri disini. Setiap mobil yang berlalu-lalang ku perhatikan secara detail, menganggap semua mobil yang lewat adalah mobilnya.

Kapan dia sampai?

Lima menit kemudian ponsel ku berbunyi, terpampang jelas nama spesial di layar kotak ini.

Jungkookie calling📲

"Akhirnya dia menghubungi ku, akan ku marahi dia karena telah membuat ku menunggu lama" kata ku sambil menerima panggilannya.

"Hei.. Jung--"

"Yerin-ah.. aku tidak bisa datang hari ini. Mendadak ada rapat penting, aku harus menghadirinya. Lain kali saja ya kita pergi. Mianhae, bye" jawabnya dengan nada cepat, itu membuat ku kecewa. (maaf)

"t-tapi Jung---"

ttut.. ttut.. ttut..

Sambungan nya terputus, dia mematikan ponselnya. Sesibuk itukah dirinya?

"Dia selalu saja begini. Jika memang sibuk untuk apa mengajak ku kencan? Aku kan tidak perlu menunggu lama seperti orang gila" gerutuku kesal.

Namaku Im Yerin, pacar dari seorang pengusaha muda dan sukses. Jeon Jungkook, orang terdekat nya memanggil nya Jungkookie.

Kata sukses selalu saja terhubung dengan kesibukan. Jadwal kerjanya seharian dan semua rapat penting membuat kami jarang bertemu.

Kami hanya bertemu tiga kali dalam sebulan atau tidak sama sekali.

Hubungan macam apa ini? jangan tanya padaku.

Yang ku tau, hubungan ini terjalin karena perantara sebuah ponsel.

Apa bisa bertahan lama?

Apa rasa yang tumbuh ini akan tetap sama?

Ini tentang perbedaan kedudukan.

Sangat berbeda...

Story idea by @vivirinibe
Hug Me

"Satu cangkir kopi ekspresso!"

Hari ini pelanggan begitu banyak, aku harus ekstra mengeluarkan tenaga dan keringat.

Di penghujung minggu memang banyak orang yang mampir ke kafe ini, terutama para kaum muda.

Selain untuk minum kopi, tempat ini juga sering dijadikan besmen mengerjakan tugas.

Sudah tiga bulan aku bekerja disini, seorang pegawai kafe memberikan ku penghasilan tiap bulannya.

Bekerja demi uang.. Di jaman sekarang biaya hidup tidak murah, apalagi harus menanggung nya sendiri.

Orangtua ku berpisah, karena ketidak cocokan mereka bercerai. Menyisakan satu anak tunggal yang hidup serba mandiri.

Kekayaan dan nama baik adalah segalanya bagi mereka. Dan aku? terlupakan begitu saja.

Aku lebih memilih untuk hidup mandiri. Aku percaya, keberhasilan hasil keringat sendiri jauh lebih membanggakan. Dan yang paling penting.. aku tidak mau mengikuti jejak hidup mereka.

"YA! Im Yerin. Berhentilah melamun! Antarkan pesanan ini ke pelanggan ujung sana" seorang pria berperut buncit memberikan ku secangkir kopi hangat.

Aku segera mengambil nya "Jeongsohabnida Tuan. Segera saya antarkan pesanan nya" (maaf)

Kopi Latte mempunyai aroma yang khas, hidungku selalu ketagihan untuk menghirup nya.

Aku menghidangkan kopi ini pada orang di depanku "Kopi pesanan mu Tuan. Selamat menikmati" ucapku mengukir senyuman.

"Tunggu dulu!"

Saat aku ingin kembali, pergelangan tangan ku serasa ditahan, dia menarik ku.

Aku berbalik, cukup terkejut karena ulahnya "NDE?"

Dia menatap aneh, itu membuat ku risih "Ada yang bisa saya bantu?" tanyaku berusaha tenang.

Pria itu memandang ku dari atas hingga bawah "Hey adik manis, berapa umur mu?"

"Sepertinya kau masih muda. Kau tidak cocok bekerja disini. Ayo ikut dengan ku, aku akan memberikan mu pekerjaan yang layak" lanjutnya yang membuat ku jijik.

Ahjussi tua hidung belang, julukannya terlihat sangat jelas. Mereka tidak mengenal tempat untuk bereaksi terhadap kaum muda.

"YA! AHJUSSI! Sebaiknya kau urusi saja istrimu di rumah. Usia seperti mu tidak baik berkeliaran keluar rumah, apalagi ini sudah larut malam. Yang ada uban putih mu makin terlihat jelas" sewot ku padanya, wajahnya nampak tak terima. (pria tua)

"NDE? Kau bilang apa? Ahjussi? Setua itu kah aku? Hei wanita.. dimana sopan santun mu? Rendah kan suaramu padaku, huh! Dasar gadis tidak tau etika. Memang nya kau tidak punya orangtua yang memberikan mu pendidikan, eoh?"

PLAKKK...

Aku menampar nya, tepat di pipi kirinya. Semoga saja gigi palsunya tidak copot.

Beberapa pasang mata menatap ku, aku tidak peduli. Ahjussi bodoh seperti nya harus diberi pelajaran yang sepadan.

"Hei...! Jaga kata-kata mu pabo! Aku masih punya orangtua walau mereka tidak memberikan ku pendidikan. Aku juga masih punya etika saat berbicara pada orang lain, kecuali pada ahjussi bodoh seperti mu!" (bodoh)

Kopi latte yang harum itu mendarat di wajahnya, aku menyiram nya dengan kasar. Ini pelajaran yang kedua.

"KYAAAA...Tolong aku! Hotdeugo.. Hotdeugo... Gadis murah.. awas saja kau..." (panas)

Dia mengibas wajahnya yang memerah menggunakan tangannya. Aku akan sangat bersyukur bila kulitnya melepuh.

"Ada apa ini? Apa yang kau lakukan? Kau menyiram nya dengan kopi panas?" Tuan buncit itu datang ke arah kami, dia nampak kebingungan.

"Jeongsohabnida Tuan, dia pegawai baru disini. Belum bisa beradaptasi, jadi jangan dimasukkan ke dalam hati" ucapnya membungkuk setengah badan sambil mengelap wajah panas ahjussi itu.

Pria buncit itu adalah bos ku. Dia yang menggaji ku tiap bulan. Mengganti seluruh keringat ku dengan uang nya.

Namun disaat seperti ini dia tidak akan membelaku walau aku benar sekali pun. Pelanggan tetaplah seorang raja.

"Maaf Tuan. Pria itu sangat lancang, saya hanya memberi nya dua pelajaran. Pertama, aku menampar pipi kirinya. Dan kedua, aku menyiram nya dengan kopi pesanan nya sendiri" penjelasan ku membuat nya semakin marah.

Dia menatap tajam mataku "Kau ini banyak bicara Im Yerin! Aku tidak mau tau, minta maaflah padanya sekarang juga!"

Aku mengangguk, mensetujui kalimat nya dengan pasrah. Aku tidak mau kehilangan pekerjaan ku lagi.

Saat aku ingin membungkuk minta maaf, ahjussi itu malah melengos pergi.

"Cuih.. Aku tidak butuh permintaan maaf dari orang seperti mu. Kakiku tidak sudi menginjak tempat ini lagi" katanya sambil pergi meninggalkan tempat ini.

Aku merasa keberuntungan ku sendiri akan segera pudar.

Bos ku masih menatap tajam dengan wajah kesal, aku tertunduk diam.

Bersiaplah.. aku akan mendengar ini..

"IM YERIN...."

Kuatkan dirimu..

"KAU DIPECAT!"








To Be Continued...

HUG METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang