Probleming Role

64 4 1
                                    

LAngKaH demi langkah ku pijak, berlari sekuat tenaga.

Aku dan Taehyung berjuang bersama menghindari para pemberontak di dalam.

Oh, Shit! Kali ini aku melakukan kesalahan besar.

cincin,
orang-orang itu,
dan.. Kookie.

Flashback On

"J-jungkookie?"

Aku tidak salah lihat kan? Mengapa harus dia.

Oh wahai dewa Neptunus! Kalau dia sampai melihat, habislah riwayat ku.

"Anyeonghaseo.. Jeon Jungkook imnida" Kookie memegang mikrofon dan menyapa semua orang.

Aku menutup wajah ini rapat-rapat dengan buku kecil yang ada di meja.

"Aku merasa senang sekali bisa berjumpa dengan kalian. Dan terlebih lagi semuanya menikmati pesta yang kubuat. Atas semua itu ku ucapkan terima kasih" suara riuh tepuk tangan menggema di ruangan.

Semua para hadirin bertepuk tangan dan memasang wajah antusias, kecuali aku. Rasa antusias ku kini pudar setelah melihat siapa yang bicara.

Apa dia melihat ku?

Apa aku terlihat besar di tengah banyak nya manusia ini?

Apa dia..

Aish, Taehyung malah asik molor.

"Sebenarnya aku tidak bakat berpidato, apalagi ditengah khalayak ramai. Jantungku serasa ingin copot karena kalian terus saja memandangi wajahku.." semua orang tertawa, kecuali aku L.A.G.I

Ha-ha-ha.. lawakan yang bagus Jungkookie.

Kau tidak tau betapa jantungku rasanya ingin copot melebihi dirimu Kookie.

Wajahmu terlalu menakutkan untuk sekarang, bulu kuduk ku berdiri. Kau ini hantu atau apa sih?

"Taehyung.. bangunlah!" bisikku sambil terus mengguncangkan badannya agar dia bangun.

Namun tidur kerbau lebih kuat daripada manusia. Dia termasuk ke dalam habitatnya.

"Tidak-tidak aku hanya bercanda. Kalian jangan ilfil ya padaku. Silahkan dinikmati hidangan yang tersaji. Jika ada yang kurang jangan sungkan untuk bilang pada pelayan kami. Khamsahamnida"
(terimakasih)

Kurasa itu kalimat nya yang terakhir. Syukurlah, nampaknya dia ingin meninggalkan panggung.

Ku kira dia akan berpidato lebih dari dua jam layaknya pejabat pemerintah.

"YAAAAAA!"

Baru saja aku ingin memanjatkan doa atas puji syukur, terdengar suara keras dari ujung meja sana.

Jungkook pun tidak jadi turun panggung dan membuat ku panik.

"KENAPA ADA CINCIN DI MAKANAN KU, EOH?"

Cincin?

"ADA CINCIN DI ROTI KU.. OH MAY GATTT.. SIAPA YANG MEMBUAT INI..?" kenapa akhir-akhir ini aku selalu mendengar suara teriakan? wanita itu berteriak keras sekali seakan ada toa di mulutnya.

"CINCIN INI HAMPIR SAJA KU MAKAN BERSAMAAN DENGAN ROTI!"

Cincin? Bersamaan dengan roti?

Aku dan Taehyung kan yang membuat semua roti-roti itu. Dan... hanya dari Koya Bakery lah perusahaan ini memesannya.

Jadi...

Aku melihat jari-jari tanganku.
Ya ampun! Cincin ku tidak ada.

Itu berarti..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HUG METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang