SuDAh hampir setengah hari aku menekuni pekerjaan ini.
Jangan tanya seberapa lelah nya aku sekarang. Aku harus ekstra mengeluarkan keringat dan tenaga.
Membuatkan coffe, mengantarkan pesanan, berlari kesana kemari menghampiri para meja, dan payahnya lagi aku harus memanggang para roti-roti ini dengan catatan tidak gosong.
Sungguh melelahkan..
"Sunbae-nim, apa toko ini hanya memperkerjakan tiga butir pegawai saja? Aigoo.. aku sangat lelah sekarang!" keluhku pada sunbae kasir itu.
Pria yang dipanggil Jin hyung oleh si Tae-Tae ini masih tetap fokus dengan pekerjaannya. Ia tetap mengurusi kasir dan menghitung pemasukan hari ini layaknya seorang ibu rumah tangga.
"Kau belum terbiasa dengan pekerjaan mu. Nanti juga kau akan bisa beradaptasi dengan semua ini" jawabnya sambil menulis di selembaran kertas.
Aku membuang nafas pasrah, menikmati setiap momen yang ku jalani sekarang.
Nasib ku tidak terlalu buruk juga sih.. Aku harus pandai bersyukur telah mendapatkan pekerjaan yang cukup layak.
Walau gaji nya tak seberapa..
Begitu juga dengan Taehyung, aku yakin dia juga lulusan SMA sama seperti ku.
Orangtua nya yang bekerja sebagai petani dan pola hidup keluarga nya yang sederhana, membuat Tae harus bekerja di kota seperti ini.
Tapi kan masih ada hyung nya yang menemani, sedangkan aku? bekerja seorang diri karena bibi ku juga sibuk dengan pekerjaan nya.
Ngomong-ngomong dimana si Tae-Tae?
Aku tidak melihatnya dari tadi sejak seragam ini ku pakai.
"Sunbae-nim dimana Taehyung?" tanyaku padanya.
Dia masih tetap menulis, tetap fokus pada semua angka pecahan yang tertera di kertas.
"Taehyung sedang bergulat" jawabnya sambil berbisik.
Aku mengkerutkan dahi, heran dengan ucapannya "Bergulat? Dengan siapa?"
"Kau ini polos sekali, sih! Taehyung sedang bergulat dengan para tepung dan telur. Maksudku membuat adonan roti" tuturnya menerangkan.
