.
.
.
.
.
.
Setelah kejadian tadi, Yeonjun memutuskan rapatnya dengan sepihak."Rapat hari ini saya batalkan, datang saja pada lain waktu" Yeonjun berkata dingin, para pengusaha lainnya yang awalnya ingin menjalin hubungan kerja sama hanya bisa menahan umpatannya dalam hati. Jadi mereka dengan turut membereskan barang-barang mereka.
Tanpa menunggu yang lain selesai dan juga tanpa memedulikan sang ayah, Yeonjun menarik Soobin yang masih berdiri mematung ditempatnya.
"Ayo, ikut aku"
.
.
.Jadi mereka sekarang ada di ruangan Yeonjun yang sangat besar itu. Ruangannya Yeonjun berhadapan langsung dengan kaca besar yang memperlihatkan pemandangan Seoul yang selalu ramai itu dan juga gedung pencakar langit lainnya.
Yeonjun duduk di kursi kerjanya yang benar benar berbelakangan dengan jendela besarnya. Aura CEO-nya benar-benar kentara sekali, Soobin jadi agak takut.
"Jadi ada hal apa kamu kemari?" Yeonjun memulai pembicaraan mereka dengan nada suara yang tenang namun pasti.
"Um.. saya-
"Karena tidak mungkin orang yang berkerja dilantai bawah bisa masuk ke lantai ini tanpa membuat janji dulu. Kau menyusup?"
Skakmat.
"Um.. untuk itu saya sungguh meminta maaf. Saya perkenalkan diri saya terlebih dahulu, saya-
"Choi Soobin, orang yang baru saja bekerja selama 5 bulan disini dan juga berada di divisi untuk menerima panggilan" Soobin kaget, padahal dia tidak pernah bertemu dengan sang CEO, dia juga tadi asal menebak jika orang didepannya ini adalah CEOnya.
Karena CEOnya ini kehitung orang yang sangat sibuk, jadi dia jarang sekali menunjukkan hidungnya di lantai-lantai bawah. Dan lagi Soobin termasuk pegawai baru, jadi dia belum pernah bertemu dengan sang CEO, waktu interview, dia hanya di interview oleh kepala divisinya beserta seseorang dari lantai atas sana. Jadi sebuah keterkejutan sendiri untuk Soobin, ketika sang CEO mengenalinya.
"Tidak usah kaget begitu, ekspresimu jelek"
Soobin sabar, Soobin kuat. Jadi Soobin cuma tersenyum paksa saja.
"Saya punya kemampuan yang disebut 'Ingatan Fotografis' jadi sekali baca, saya langsung ingat dan seorang atasan pasti baca tau pegawinya masing-masing kan?"
'Oh.. pantas saja, kukira dia seorang cenayang' batin Soobin nelangsa.
"Oh begitu pak... Keren pak.." Soobin sebenarnya tidak tau harus merespon apa, jadi dia merespon seadanya saja.
"Nah sekarang sebut mengapa kamu kesini" Yeonjun berbicara enteng sekali sedari tadi, seakan hal yang baru saja terjadi tadi hanyalah angin berlalu.
"Um.. pak saya datang kesini awalnya hanya ingin melapor tentang kepala divisi saya, dia ingin berlapor hal yang tidak pasti tentang saya. Jadi, tadi pagi saya-----
.
.
---- dan pada akhirnya dia bilang bahwa dia ingin berbicara kepada anda untuk memecat saya dengan mengumpulkan berkas-berkas palsu yang menunjukkan hasil kerja saya yang tidak maksimal, padahal saya tidak seperti itu, saya selalu berusaha keras untuk semua hal..." Soobin menjelaskan secara terperinci.Yeonjun hanya mendengarkan dengan seksama, tapi kemudian dia mengangkat sudut bibirnya sedikit.
"- dan lagi pak, kenapa anda melakukan itu di rapat tadi?" Soobin menyelasaikan cerita panjangnya dan bertanya tentang hal diruang rapat tadi.
"Nah, karena kamu sekarang membahas hal tadi, sekalian saja saya jelaskan maksud saya..." Soobin hanya memperhatikan dengan seksama, apa yang dilakukan sang CEOnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙁𝙞𝙖𝙣𝙘𝙚𝙚 ʚ‧ʏᴇᴏɴʙɪɴ‧ɞ [ON HOLD]
عاطفية❝𝒂 𝐟𝐢𝐚𝐧𝐜é𝐞 𝒊𝒔 '𝒘𝒐𝒎𝒂𝒏' 𝒕𝒐 𝒘𝒉𝒐𝒎 𝒔𝒐𝒎𝒆𝒐𝒏𝒆 𝒊𝒔 𝒆𝒏𝒈𝒂𝒈𝒆𝒅 𝒕𝒐 𝒃𝒆 𝒎𝒂𝒓𝒓𝒊𝒆𝒅❞ Choi Soobin, a mommy and also seorang penerima telefon di Choi's Company, tiba-tiba harus menjadi tunangannya sang CEO. . . . . ...