****
"Ayah serius?" Gadis itu menatap kedua orang tuanya. Tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.
Laki-laki yang dipanggil ayah itu menoleh pada gadis kecilnya itu. Dan mengangguk tanda bahwa dia serius."Nggak mau!!"
"Rayya!" Rayya terdiam mendengar ayah meneriaki namanya.
Ahmad menarik nafas nya sebelum kembali berbicara.
"Dengarkan ayah, juga bunda. Ayah gak terima penolakan dari kamu.""Tap-"
"Sayang dengar, ayah melakukan ini untuk kamu. Anak teman ayah, dia laki-laki yang pantas bersanding dengan kamu. Ayah sudah mengenalnya dengan baik. Dia anak yang baik."
Rayya yang mendengar itu jelas menggelengkan kepalanya. Tanda dia tidak setuju.
"Ayah, Rayya tahu yang ayah lakukan itu demi Rayya. Tapi, pernikahan? Rayya belum siap ayah. Lagipula laki-laki itu, Rayya sama sekali gak kenal."
"Ayah kenal." Balas sang ayah.
"Ya udah kenapa gak ayah aja yang nikah. Rayya masih mau bebas."
Iris yang tengah merapikan alat makan. Berhenti seketika."Rayya kok ngomong gitu?" Iris akhirnya duduk bersama disamping putrinya itu.
"Ya lagian ayah, maksa banget kayak gak akan ada lagi laki-laki lain."
"Gak akan ada. Ayah mau kamu sama Zayn."
"Oh namanya Zayn. Tapi, Rayya tetap gak mau. Rayya mau kuliah ayah. Ayah kan tahu Rayya udah keterima di New York. Ini impian Rayya sejak lama ayah." Rayya tidak bisa menyembunyikan rasa sedihnya. Dirinya sudah menantikan saat ini, dimana dia telah lulus dari SMA, dan ingin kuliah di luar negeri. Baru saja dua hari yang lalu, dirinya mendapat kabar bahagia. Universitas impiannya menerimanya sebagai mahasiswa. Sekarang ayahnya datang merusak segalanya.
"Batalkan. Kamu cari universitas lain disini. Zayn nggak akan ngelarang kamu buat kuliah."
"Loh! gak bisa gitu dong yah!" Rayya berdiri dari kursinya. Menatap sang ayah dengan penuh amarah.
"Rayya..." Iris mencoba menenangkan putrinya itu. Rayya melihat bundanya seakan meminta bantuannya. Iris menghela nafas pelan.
"Turuti ayahmu ya sayang. Coba kamu lihat dulu ini. Kamu pasti mengerti kenapa ayah ingin kamu menikah dengan Zayn." Iris memberikan amplop coklat besar. Rayya mengernyit heran, seolah tahu kebingungan putrinya.
"CV nya Zayn. Kamu baca ya."
----
Rayya masih termenung di kamarnya, dirinya tidak tahu harus bagaimana. Setelah membaca CV yang diberikan bunda. Rayya semakin tak mau. Apalagi akhir pembicaraannya dengan ayah berujung keputusan pernikahan yang sialnya dipercepat menjadi 3 hari lagi. Apa-apaan coba?
"Sial banget sih, baru juga lulus udah mau nikah aja. Mana sama anak pesantren lagi."
Apa yang akan terjadi padanya nanti? Rencana kuliahnya yang sudah didepan mata, hancur begitu saja. Padahal Rayya sudah merencanakan banyak hal untuk kehidupannya di New York. Tapi ayah tiba-tiba datang dengan sebuah pernikahan.
"Hafizh Zayn Al-Husain."
Sebenarnya dia tidak terlalu ingin memikirkan semua ini. Semuanya terlalu mendadak. Tidak ada waktu bagi dia untuk memikirkan cara menolak. Karena ayah tetap keras kepala, tidak menerima penolakan dengan alasan apapun. Entah apa yang pria itu lalukan sehingga ayah begitu ingin menjadikannya menantu. Rayya tidak ingin memikirkannya lagi, dia kecewa. Lelah membuat dirinya lebih cepat menjemput gelap. Rayya tertidur dengan mata sembabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Istri Gus Muda
RomanceLafiza Rayya Azzahra, gadis yang baru saja lulus dari sekolah mendadak dinikahkan dengan seorang pria yang lebih tua enam tahun darinya. Apalagi pria itu anak pemilik pesantren. Seorang Gus muda yang katanya dingin,kaku,tertutup. Rayya jelas menolak...