1. Putri Indonesia

6K 268 16
                                    






"Selli"

Selli tidak menjawab suara Bunda nya yang memanggil untuk membangunkannya pagi ini.
Selli sudah bangun sepuluh menit yang lalu dan entah kenapa setelah resmi melepas mahkota nya tadi malam, Selli kembali menatap cincin yang melingkar di jari manis nya.

Selli menutup matanya lagi mencoba menenangkan hati nya dan mencoba tidur lagi.

"Selli, jangan mentang-mentang kamu sudah lepas jabatan sebagai Putri Indonesia sekarang kamu bisa malas-malasan" Suara bunda nya kembali terdengar.

"Aku udah bangun, tapi sekarang lagi mikir" Selli menjawab.

"Iya, mikir buat tidur lagi. Bangun, adek-adek kamu sudah kumpul di bawah"

"Tumben" Selli menjawab.

"Katanya Gio kangen sama kakak nya yang kalah di ajang miss universe"

"AWAS LO YA GIO" Selli berteriak. Jujur saja, Selli sudah hampir menjadi Miss Universe tapi sayang nya ia kalah dengan gadis asal Afrika selatan. Apa kabar kulit putih mulus terawat dan wajah jelmaan bidadari dan otak cerdas nya. Apa para juri tahu kalau Selli itu sebenarnya bar-bar.

Gelar nya saja Putri Indonesia kalau kelakuan tidak jauh beda dengan preman pasar.

Selli menendang selimutnya lalu bangun, terimakasih pada bunda nya yang cantik, jadi wajahnya juga cantik bahkan saat bangun tidur sekalipun.

Selli melangkah dengan piama tidurnya dengan wajah di tekuk.

"Anak Ayah udah bangun" Marcell berkata dengan senyum manis.

"Gue masih enggak percaya kalau kak Selli itu beneran Putri Indonesia, Netizen enggak tau aja kalau aslinya preman pasar" Kenny menyahut membuat Selli melirik kesal adik nya. Si tampan Kenny yang bermulut pedas.

"Gue juga masih enggak nyangka orang yang sering cari ribut bahkan ngajak orang random berantem jadi Putri Indonesia" Gio menambahkan.

"Aku bangga dengan kak Selli, mereka cuma iri karna enggak ada ajang pencarian Pangeran Indonesia" Lily menyahut membuat Marcell dan Lisa selaku orangtua mereka bangga dengan anak bungsu mereka yang di kenal publik sangat sombong.

"Thank you my lil sist"  Selli tersenyum lalu mengambil duduk di sebelah Lily.

"Jadi genk, besok malam Ayah mau kalian kosongkan jadwal kalian-" Ucapan Marcell terpotong saat Gio mengangkat tangannya.

"Sorry Ayah, Gio ada janji balapan di sirkuit. Ada cewek cantiknya lagi, Ayah kan tau kalau Gio ini masih patah hati karna kak Alish yang nikah bahkan punya baby" Gio berkata membuat Lisa melotot.

"Kenny mau belajar bareng Yah" Kenny menambahi.

"Please deh Gi, lo itu sama David ya jauh lah. Ibaratnya lo tuh masih bocah dan David itu dewasa" Selli menjawab.

"Muka pas-pas an aja sok mau jadi suami kak Alish" Lily menambahkan.

"Gue rasa juga gitu kak, lo terlalu halu. Percuma wajah lo secakep artis korea kalau lo bucin" Kenny menjawab.

Lisa dan Marcell memang sudah sering spot jantung mendengar obrolan anak-anak nya, apalagi setelah Selli sibuk setahun belakangan ini sebagai Putri Indonesia, satu tahun kemaren adu bacot mereka terasa hambar tanpa Selli si tukang kompor.

"Gue Bucin juga turunan dari Ayah" Gio menjawab.

"OKE BACK TO TOPIC" Marcell menegaskan membuat ke empat anaknya diam.

Selli dengan anggun menyuap nasi goreng nya, perutnya lapar. Setahun belakangan ini ia tidak bisa makan banyak. Berbeda dengan Lily yang memakan sedikit nasi goreng dan lebih memilih salad.

"Selli, kamu mendengarkan Ayah enggak sih?" Marcell bertanya.

"Enggak konek dia Yah, lama enggak makan nasi goreng" Gio menjawab.

"Selli" Lisa memanggil.

"Hmm?" Selli mendongak sambil mengunyah makanannya.

"Sore ini Rayan balik dari Denmark jadi sebagai tunangan yang baik kamu harus jemput dia di bandara" Marcell tersenyum.

"What?" Selli bertanya.

"Benar, enggak konek" Lily menghela nafasnya.

"Tunangan. Lo. Balik!" Kenny berkata dengan penuh penekanan.

"Uhuk.." Selli langsung tersedak bahkan membuat nasi yang di kunyah nya tersembur kena Kenny.

"KAK SELLI" Kenny yang super higenis itu berteriak kesal.

"Sorry dek" Selli langsung meminum air putih nya, meneguknya sampai habis.

"Kebiasaan deh Sel" Lisa berdecak kesal.

"Jemput ya sayang tunangan kamu" Marcell berkata.

[][][]

Ada rasa kagum saat tubuh tinggi semampai Selli berjalan dengan anggun tanpa menggunakan sepatu hak tinggi, gadis itu hanya mengenakan baju kaos biasa di padukan dengan rok di atas lutut berwarna hitam dan rambut yang di gerai jangan lupakan kaca mata hitam dan senyum tipis saat semua orang mengambil foto nya di bandara.

"Bangke, gue juga pengen pacaran" Selli berkata dengan telpon yang menempel di telinga nya.

"Ya tetap aja enggak bisa sayang" Suara Alish menjawab lewat telpon itu.

"Hutang budi apa sih yang keluarga dia kasih ke keluarga gue" Selli berkata tapi juga tersenyum karna dari jauh ada wartawan yang mengambil foto nya.

"Enggak pakai sepatu hak tinggi kan?, ya kali aja Rayan entar kalah tinggi dari lo. Ya walaupun dia campuran bule tapi tetap aja. Kan dia nakal dari kecil siapa tau dia enggak tambah tinggi. Dengar-dengar dari Al nih, tunangan lo suka gonta ganti cewek"

"Rasanya mau ngomel tapi lagi di tempat umum, muka gue jadi brand mamah mertua lagi, bangke emang" Selli berkata.

"Yasudah nikmatin aja lah, anak gue rewel nih. Bye"

Selli duduk sambil membuka kacamata nya, pikiran Selli melayang ke arah jari manis nya yang sekarang memakai cincin berlian yang sudah lima tahun terakhir ini sudah di pakai nya. Sejak lulus SD Selli tidak tahu kenapa ia bisa di tunangkan dengan Rayan yang notabene nya rival nya. Bahkan cincin nya tiap tahun di ganti sampai lima tahun lalu ia sudah tidak berganti lagi, batu berlian safir berwarna biru yang terlihat mewah itu bertahan bahkan saat ia menjadi Putri Indonesia tahun lalu.

Tanpa sadar, pikiran Selli melayang saat ia kecil.

Selli kecil menahan marah nya saat seorang anak laki-laki hanya meliriknya dan mengabaikannya. Si cantik Selli tidak suka di abaikan saat kecil dan dengan kesal ia yang duduk bersama Alish di bangku lapangan basket itu bangun.

"Kemana?" Alish bertanya.

"Membalas dendam" Selli menjawab lalu menendang botol minuman anak laki-laki itu.

"What are doing?" Suara anak laki-laki itu berteriak, itu botol minum kesayangannya, botol pemberian nenek nya.

"Oh itu punya kamu ya, warna nya terlalu mencolok di mataku. Bikin sakit" Selli menjawab.

"Awas kamu Selli" Anak laki-laki itu berdecak kesal.

"Kamu bisa beli sama pabrik nya Rayan, Selli cuma enggak suka di abaikan. Dia kan anak nya emang bermasalah di otak" Alex berkata.

Selli terkekah kecil mengingat bagaimana ia membuat kesal Rayan. Tapi ia juga kesal, Rayan tidak pernah minta maaf atau menemui nya setelah lulus SD. Hanya ada kado-kado manis yang di kirim keluarga nya saat ia ulang tahun, bahkan untuk memenangkan ajak kecantikan tahun lalu, Rayan bahkan tidak mengirimi nya apapun.

"Benar-benar bajingan" Selli berkata.

"Siapa yang banjingan?"

Selli mendongak dan menatap lelaki yang menjulang tinggi di depannya ini dengan kening berkerut bingung.












........................................Tbc

Coba-coba aja. Siapa tau ada yg minat.
Typo bertebaran!!!.
Waspada wkkkkk.

My FiancèTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang