1

24 7 2
                                    

"Arghhhh.. Kesel kesel keselllllllll, gue kecewa bangettttt.. Huaaaaa".
Teriak seorang gadis dengan mata berkaca-kaca yang sebentar lagi akan menangis.

Dia sungguh merasa kesal, sekaligus kecewa, yg sudah dia tunggu-tunggu sedari dulu, hanya berakhir sia-sia.

Ya, dia kesal karena tidak kebagian promo di shopee 11.11 ,barang yg sudah dia incar selama ini, malah kehabisan dibeli oleh orang lain, padahal dia sudah menunggu-nunggu saat ini sejak awal bulan.

"Ya sudah lah, mungkin memang belum rezeki"pikirnya mencoba ikhlas, tpi lain dengan hatinya, hatinya tidak ikhlas mengatakan itu.

"Titaaaa.."
Ya, seorang gadis itu adalah Rastita Anggraeni Saepuloh, yang sering di panggil dengan sebutan 'Tita', sejujurnya dia tidak mau menggunakan nama akhirnya itu, sangat tidak enak didengar, tapi papahnya pernah berkata

"Yasudah, kalo kamu gamau memakai nama itu, nama depannya jga papah ganti,jadi 'iyeum anggraeni', bagaimana?"

Ya sudah jelas dia tidak mau lah, lebih baik dia memakai nama saepuloh dari pada nama cantiknya dirubah menjadi 'iyeum'.Ihh, memikirkannya saja dia sudah bergidik geli. Amit-amit.

"Titaaa... Cepet sini bantu mama!" Teriak Dinda-mamahnya Tita
"Kalo libur itu bantu-bantu mamah,bukanya malah males²an di kamar gitu,terus aja ngurusin promo yang ga pernah dapet,kalo kamu gini terus mamah mau tuker tambah aja deh sama anak tetangga yang lebih rajin,biar ada yang bantu,meskipun nanti mamah harus nambah banyak juga gapapa,karna pasti kamu banyak minusnya".

Sungguh pedih ucapan mamanya itu, apa dia menyesal melahirkan gadis se imut dia ini?Sampai mau tuker tambah segala,emang anaknya barang?,Hahh sudahlah lebih baik dia cepat menuruti perintah ibunya daripda telinganya panas mendengar teriakan cempreng dari ibunya itu. Sangat memekakkan gendang telinganya.

Setelah gadis itu menghampiri ibunya yang berada di dapur,Tita duduk di meja makan, sambil menunggu perintah sang ibu negara.

"Minta bantu apa ma?"

"Oh iya, ini kamu anterin pesenan pentol ke rumah bu Risna ya. Ini alamatnya udah mamah tulis, tapi sebelum itu kamu bantu mamah masukkin pentol itu dulu ke dalam mangkok ya, mamah mau ke bu Dian dulu, ngambil baskom yang kemarin di pinjem".

"Hmm, iya iya"
Gadis itu mengiyakan dengan setengah ikhlas, karena dirinya masih terbayang akan promo yg sudah kehabisan itu, bisa-bisanya dia kecolongan oleh orang lain, awas saja, nanti promo 12.12,dia akan gerak cepat agar tidak kehabisan lagi.

-----------

Kini, Tita sedang dalam perjalanan untuk mengirimkan pentol baso pesanan bu Risna itu, ibunya tidak membuka usaha jualan pentol bakso, hanya saja bila ada yang memesan, dia akan buatkan, itung-itung mengisi waktu luang, karena pentol buatan ibunya tita, sudah tidak bisa diragukan kenikmatannya.

Tita sudah sampai di alamat yg ditujunya, sebelumnya dia memastikan dulu karna takut salah rumah, setelah di rasa benar, lantas dia menekan bel yg ada di sana

Ting tong.. Ting tong..

Suara bel membuat seseorang mengalihkan pandangannya dari tv ke arah pintu, lantas dia berjalan untuk melihat siapa yg datang bertamu.

Ceklek

Pintu terbuka, dan menampilkan seorang perempuan manis yang sedang menenteng sebuah keresek di tanganya.

"Ada apa ya mbak?"tanya seorang lelaki yg membuka kan pintu itu.

"Ini rumahnya bu Risa ya mas?"tanya tita memastikan.
"Oh iya, itu ibu saya, ada perlu apa mbak? "Lelaki itu bertanya lagi
"Oh ini, saya disuruh ibu nganterin pesenan pentol bakso untuk bu Risna"jelas Tita
"Oh ibu saya lagi gaada di rumah mbak, lagi keluar, yauda sini aja, udah dibayar belum mbak?" tanya lelaki itu.
"Belum mas"jawab Tita
"Oh yauda, tunggu bentar ya mbak, saya ambil uang dulu, silahkan duduk dulu mbak"ujar lelaki itu, sambil mempersilahkan Tita duduk dikursi yg ada di luar. Tita pun hanya menjawab dengan anggukan dan tak lupa senyumnya.

Saat sedang menunggu lelaki itu mengambil uang, Tita memainkan benda pipih nya itu, hanya sekedar menscroll akun instagram miliknya.
Tiba-tiba terdengar suara pintu pagar dibuka, lantas Tita pun menaikkan pandangannya, dan melihat seorang laki-laki sedang berjalan ke arahnya, sambil mengerutkan keningnya.
Setelah berada di dekat Tita, lelaki itu bertanya

"Heh, siapa? Ngapain ada di rumah gue? Lo pacar abang gue?selingkuhannya? Denger ya, abang gue itu udah tunangan, dan bentar lagi mau nikah, jadi lo jangan ganggu hubungan abang gue, paham lo?! "

Tita hanya melongo mendengar omongan yg panjang itu dari lelaki dihadapannya. Apa lelaki ini stress? Atau tidak waras, bahkan saat Tita mau menjawab pun tidak diberi kan celah sedikit pun untuk membuka suara, Tita geram. Tidak terima di tuduh sebagai selingkuhan orang, dia bukan pelakor.

Tapi, baru saja Tita mau menjawab seorang lelaki keluar dari arah pintu dan membuat keduanya menoleh pada lelaki yg ada diambang pintu itu.
"Eh ga, lo udah pulang aja, tumben".
"Kenapa bang? Lo kaget ya gue udah pulang? Karna lo asik berduaan sama cwe ini? Inget tunangan lo bang, inget ka Risaaa, tobaaat bangg, tobaaaattt, deh"ucap lelaki yg si sebut 'Ga' itu.

Lelaki yg di panggil abang pun menjitak kepala adiknya itu sambil berkata "Lo apaan sih, lo mabok hah?!siapa yg bilang gue sengaja berduaan disini,asal ngomong aja lo!".
"Lah trus ini apa? Kalo bukan berduaan namanya? Knpa ada cewe di depan rumah?"tanya nya lagi
"Makanya nanya, jangan asal ngomong aja, nih cewe barusan nganterin pesenan pentol bakso nya mamah, yang lo minta itu, dan gue baru aja ngambil uang buat bayarnya, makanya nyuruh dia buat nunggu disini dulu".
"Ohh, bilang dong dari tadi, biar gue ga nuduh nuduh lo"

Tita sedari tadi hanya memperhatikan interaksi keduanya,dan menatap sinis lelaki dihadapannya yang seenaknya menuduhnya sebagai seorang 'selingkuhan' abangnya itu.

"Oh iya ini uangnya mbak, maafin sikap adik saya ya, emang rada gini orangnya"Ujar lelaki itu menyerahkan uangnya,sambil tersenyum canggung, karna merasa tak enak pada wanita dihadapannya ini.

"Oh iya makasih mas, gapapa ko, udah keliatan dari mukanya, muka muka orang ga waras"ucap Tita, sambil melirik lelaki itu.

"Hehh, sembarangan lo kalo ngomong, ganteng ganteng gini dibilang ga waras,parah loo, gabisa dibiarin nih, lo udah menyepelekan ketampanan gue, awas aja lo!"ujar lelaki itu sambil menunjuk Tita, karna tidak terima dengan perkataan wanita itu.

"Halah tampan dari mana, lebih tampan tukang siomay di pasar kebanding lo juga"cibir Tita

"Heh, udah udah deh, kok malah jadi berantem gini sih, udah udah ga, lo jangan cari keributan deh, udah sana masuk"ujar seorang lelaki yg menengahi.

"Eh, ko jadi salah gue sih, dia tuh yang pertama ngatain gue".ucap adiknya tak terima.

"Yauda yah mas, saya permisi pulang dulu takut kelamaan, makasih mass, jaga adiknya baik-baik mas, biar ngomongnya bisa di jaga, cowo kok mulutnya kaya cewe, licin banget omongannya".Ucap Tita pamit.
"Oh yauda mbak silahkan, maaf ya mbak,sikap adik saya emang gini"

"Iya gapapa mas, yasudah saya permisi"jawab Tita sembari tersenyum manis, menampilkan lesung pipit nya kepada lelaki itu, dan menatap sinis pada adiknya.

"Nyebelin, tapi manis"

TENTANG RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang