Bima

41 10 6
                                    

Nara mengayunkan kakinya dengan riang memasuki pintu masuk.Entah mengapa sejak turun dari bus tadi senyuman tak memudar sedikitpun dari wajahnya

Mungkin ia masih memikirkan apa yang telah terjadi tadi tepat ketika ia berada di sekolah.Sesuatu yang dilakukan Teo sungguh membuatnya seolah masih tak percaya.Seberani itu Teo mengungkapkan perasaan ya,didepan banyak orang,di kerumuni banyak orang serta ditatap banyak orang

Nara masih tak habis fikir,seseorang yang terkenal dengan tingkah gesreknya di sekolah mampu melakukan hal romantis untuknya

"Kenapa senyum-senyum?"pertanyaan dari Bima-kakak kandung Nara seketika Nara memasuki pintu masuk

Dilihatnya kini,Bima tengah merebahkan tubuhnya memainkan ponselnya diatas sofa.Bima memang satu sekolah dengan adiknya,Nara.Bedanya Bima kini telah menduduki bangku kelas XII,sedangkan Nara,satu tingkat di bawahnya,kelas XI

Hari ini memang Bima terpaksa pulang terlebih dahulu,meninggalkan Nara yang katanya masih harus mengerjakan tugas kelompok bersama temannya di sekolah

Nara menatap kearah Bima, dengan sedikit malas,ia mulai mengayunkan kakinya mendekat kearah Bima,melempar tasnya dan menjatuhkan bokong nya di sofa yang sama

Nara tak menjawab pertanyaan dari Bima sebelumnya. Kini ia malah membungkuk sembari melepas kedua sepatu serta kaos kaki yang masih melekat di kedua kakinya

Bima menghela nafas. Mematikan ponsel ditangannya dan segera melegakannya diatas meja yang berada tepat di sampingnya. Ia mengubah posisinya dari berebah menjadi terduduk.
Bima menatap Nara yang masih terfokus pada kakinya
"Lo kenapa bisa pacaran sama si Toa?"

Nara sontak membulatkan kedua matanya setelah mendengar pertanyaan dari Bima.Bagaimana kakaknya tahu,padahal tadi yang merubungi mereka kebanyakan dari kelas sepuluh dan sebelas

"Tau dari mana?"

Bima terdiam,ia mengalihkan pandangannya dari Nara.

Flashback on
Bima menyenderkan punggungnya tepat di dinding belakang kelas.Kini guru yang mengajar di kelasnya tak kunjung hadir.Mungkin masih mempersiapkan diri di kantor.

Sebuah kesempatan bagi Bima dan semua teman nya untuk memanfaatkan waktu tersebut,sekedar dengan bercengkrama dengan teman,bermain game atau bahkan kembali menuju kantin untuk menghabiskan makanan yang belum sempat habis karena dikejar bell masuk

Bima mematikan ponselnya.tepat di sampingnya ada Aji dan juga Bayu yang masih asik bermain game.Bima menghela nafas.sebenarnya ia suka jam seperti ini,ketika guru belum juga datang. Namun jika terlalu lama itu cukup terasa membosankan apalagi adanya larangan keluar kelas saat jam pelajaran membuat mereka terkekang,jamkos terasa sangat membosankan jika terus di kelas.seolah jamkos atau tidak tak ada bedanya,sama-sama dikelas. Dan mereka yang memilih keluar kembali ke kantin harus lewat jendela dan memanjat pohon karena ruang kelas Bima berada di lantai dua.memang cukup berbahaya,namun demi soto kantin yang menunggu untuk di habiskan maka terpaksa mereka melakukannya. Sebenarnya bisa saja mereka melewati tangga dan turun menuju kantin,namun sayangnya tangga tersebut harus melewati ruang guru jadi jika terpaksa lewat mereka akan tertangkap basah. Apalgi aturan SMA Bakti Bangsa sangat ketat

Tak berselang berapa lama,terdengar langkah kaki yang lumayan lama semakin terdengar nyaring.Para siswi yang sedari tadi tak berada di kelas kini masuk secara bersamaan,membuat sebagian murid kelas itu sedikit kaget.pasalnya saja mereka berlari dengan sedikit adanya keringat yang memenuhi wajah serta nafas yang ngos-ngosan.

"Kenapa woy?ada bu Iska?"celetuk salah satu murid

Lea berupaya mengatur kembali nafasnya.Ia menjadikan meja di depannya untuk menompang tangannya"enggak..tenang aja"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TEO PERWIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang