Resmi

65 13 13
                                    

Nara tak henti-hetinya memandang lekat jendela yang berada tepat si sampingnya.Terlihat jelas pemandangan di langit sana.Cerah,beberapa awan menghiasi birunya langit,membuatnya semakin terlihat menarik

Entah mengapa,beberapa menita sejak bell istirahat berbunyi banyak siswa-siswi yang belum memasuki kelas.Apa mungkin mereka di kantin?apa mereka tak mendengar suara bell? Ah entahlah,Nara tak peduli sedikitpun akan hal itu.Pandangannya tetap tertuju pada pandangan indahnya langit yang hanya ia lihat dari balik kaca jendela

"Nar cepet ikut gua sekarang"suara teriakan Rhema terdengar nyaring ketika ia memasuki ruang kelasnya.

Nara kini masih terdiam ia tak tahu menahu mengapa sahabatnya itu teriak,Rhema berlari menghampiri Nara yang masih memandangnya dengan tatapan tak mengerti

"Apaan sih heboh banget"ujar Nara ketika mendapati sahabatnya itu tengah terenggah-enggah mengontrol nafasnya sendiri

"Teo Nar,,teo..!"Rhema masih berusaha mengatur nafasnya

Teo,ya dia adalah sosok lelaki yang tiga bulan terakhir tengah dekat dengan Nara,mereka saling nyaman,bahkan mereka telah mengetahui perasaan masing-masing,tapi entah mengapa hingga kini Teo tak juga meresmikan hubungannya dengan Nara

"Teo kenapa?dia kenapa Rhe?"ekspresi panik tergambar betul di wajah Nara.meskipun hubungan mereka hanya sebatas teman tanpa kepastian,namun Nara begitu menyayangi Teo seolah mereka telah menjalin hubungan

"Teo berantem di lapangan basket Nar sama Aryo"Rhema terlihat sedikit panik,tergambar betul melalui raut wajahnya

Setahu Nara sedari dulu Teo memang bermusuhan dengan Aryo,teman sekelasnya,entah mengapa meskipun mereka sekelas tapi mereka sering bertengkar,bahkan guru BK pernah sengaja menempatkan mereka menjadi teman satu meja dengan tujuan agar mereka dapat menjalin pertemanan,namun hasilnya,baru beberapa jam saja mereka sudah kembali masuk ruang BP

"Hah beneran?ayok Rhe sekarang bawa gua kesana ayok"Nara beranjak dari tempat duduknya ia menarik tangan Rhema kencang hingga anak itu meringis kesakitan atas perlakuan Nara

Mereka berlari menelusuri koridor sekolah yang kini terlihat sepi,memang ini masih waktunya jam istirahat,namun mengapa semua siswa-siswi menghilang dari area kelas,ah entahlah yang kini ada di fikiran Nara hanya satu,Ia harus menghentikan perkelahian gebetannya itu

Nara melepaskan tangan Rhema ketika mereka telah sampai di lapangan basket,entah apa yang tadi Rhema katakan itu benar atau tidak,namun kini banyak siswa-siswi yang seolah membentuk sebuah bundaran besar di lapangan itu membuat Nara tak mengerti tentang semua ini

"Rhe lu bohongin gua ya?"tanya Nara tak menalingkan pandangannya dari kumpulan siswa-siswi itu

"Gua ga bohong Nar bener,Teo sama Aryo di tengah-tengah mereka,mereka berantem Nar,lu ga percaya apa sama gua coba lu kesono dan buktiin omongan gua"ujar Rhema

tanpa memperdulikan keadaan kini Nara berlari menuju kerumunan itu
Nara mencoba menyelinap di antara para siswa-siswi yang tengah menonton apa yang berada di depannya,
Maaf..permisi..eh maaf keinjek..permisi numpang lewat ya..
Ucap Nara ketika harus berhimpitan dengan semua makhluk itu

Nara pikir kali ini sahabatnya itu berbohong kepadanya,pasaknya saja ketika ia berhasil sampai di tengah-tengah kerumunan,dilihatnya hanya  ada Teo yang kini tengah duduk sembari membawa gitar di pangkuannya,dan anehnya ia tak melihat Aryo sama sekali

Nara masih tak mengerti ia melongo menatap apa yang kini berada di depannya hingga akhirnya Rhema menyusulnya
"Tuh Teo,samperin coba"suara Rhema membuyarkan pandangan Nara

"Eh gilak lo,ini ada apa?"Nara masih tak mengerti dengan apa semua ini

"Udah deh nurut aja,kesian tuh ditunggu Teo"ujar Rhema

TEO PERWIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang