"Min! Mina! Dengerin gue! Gue beneran gada apa-apa ama adek kelas itu," ucap Mark seraya berlari kecil ke arah Mina yang berjalan cepat di depannya.
"Bohong. Kemarin gue liat kok, lo berdua jalan di mall," kata Mina seraya menepis kasar tangan Mark di lengannya.
"Itu buat nemenin dia beli buku. Ga lebih."
"Ya udah si, Mark. Terserah lo mau ngapain juga gue gak peduli," putus Mina, tentu saja dengan mata yang berkaca-kaca.
"Gak peduli apanya, udah mau nangis gitu."
"Apa sih? Sok tau lo." Agar tidak ketahuan, Mina memalingkan wajahnya. Ke mana pun, biar Mark gak liat.
Mark lalu menangkup kedua pipi Mina dan mengarahkannya untuk melihatnya. "Percaya ama gue. Gue cuman sayang ama lo, dari dulu sampai seterusnya. Be mine, please?"
Kalo ada nominasi cowo yang paling gak romantis, mungkin Mark bisa menjadi kandidat.
Seriously, Mark, lo nembak cewek di depan TK?
"Yeonjun, gue udah bilang berkali-kali kalo lo itu bukan tipe gue. Ngerti gak sih? Lo bahkan lebih muda daripada gue."
"Oke, tipe lo yang dewasa. Yang bisa ngimbangin sifat lo yang kekanakan dan manja banget. Yang bisa nasehatin lo kalo lo salah. Yang bisa jadi kakak di saat lo lagi sedih. Yang bisa—"
"Udah, stop."
"Tzuyu, gue juga udah bilang berkali-kali kalo umur tu gak bisa nentuin kedewasaan. Jadi, lo juga stop ngedekatin kakel sialan itu. Udah sampai mana dia nyentuh lo?"
"Gue gak ngedeketin ya!"
"Di sini udah?" tanya Yeonjun ketika berhasil mengelus pipi mulus Tzuyu.
Waw, Tzuyu! Lo bahkan gak sadar Yeonjun udah di depan lo.
Tzuyu mengangguk kecil.
Tangan Yeonjun beralih ke bibir ranum Tzuyu. "Di sini?"
Tzuyu lagi-lagi mengangguk.
"Ini?" Tangan Yeonjun turuh ke leher putih Tzuyu.
Tzuyu menggeleng cepat. Tzuyu tidak akan berani sampai ke situ. Yeonjun terkekeh.
Tzuyu menahan napas ketika Yeonjun menundukkan wajahnya, semakin dekat hingga Tzuyu secara reflek memejamkan matanya. Jantungnya semakin tidak karuan ketika ia merasakan hembusan napas hangat Yeonjun di sekitar lehernya.
"A-ahh."
Yeonjun memberikan sebuah kissmark di sana!
"Yeonjun, lo!"
Yeonjun menggengam tangan Tzuyu dan menariknya pelan.
"Mulai hari ini, kita jadian."
Chaeyoung merasa malu. Woojin terus-terusan menatapnya tanpa henti.
"Jin, udah ih. Makan sana."
"Gapapa, bentaran aja, abis kamu makan."
Siapa yang menyangka, Woojin yang gesrek ini ternyata bisa jadi bucin.
"Ya udah, jangan senyum-senyum kayak gitu. Ntar mbak-mbak nya naksir kamu lagi."
Mendengar itu, bukannya berhenti tersenyum, Woojin malah semakin melebarkan senyumannya.
"Tau lah, anjing!"
Woojin langsung menggenggam sebelah tangan Chaeyoung dan memajukan wajahnya.
"Suapin dong," ucapnya sebelum membuka mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐔𝐍𝐄𝐗𝐏𝐄𝐂𝐓𝐄𝐃 𝐟𝐭. 𝟗𝟗𝐋
Short Story꒰ this is dedicated to 𝟗𝟗𝐋 ꒱ ❝ hal yang tak terduga di tahun terakhir masa SMA ₊˚ˑ༄ؘ