Thinker Bear

1.5K 229 10
                                    


Sore yang nyaman untuk bermalas-malasan karena baik Jennie maupun Jisoo tidak memiliki jadwal yang penting. Keduanya sedang bermalas-malasan di kasur dengan Jennie yang sedang bermain ponsel dan Jisoo dengan rubik barunya.

Jennie sedang membuka laman instagramnya. Sudah seminggu sejak terakhir ia memposting sesuatu. Ia ingin memposting foto namun moodnya sedang tidak bersahabat. Karena bosan melihat-lihat, diputuskannya untuk menikmati Jisoo saja. Ralat. Memandangi Jisoo saja.

"Eonni.."

"Mm?"

"Tidak bosan main rubik?", Jennie bertanya.

"Ani. Waeyo?"

"Rubikmu tidak cuma satu, kau juga terus membeli rubik yang aneh-aneh bentuknya. Itu kan membosankan."

Jisoo tetap memutar-mutar bilik rubik itu meski Jennie sedang berbicara padanya. Jennie tidak tersinggung selama Jisoo tetap menjawabnya.

"Kau tidak bosan main instagram, baby?", Kini Jisoo yang bertanya balik pada Jennie.

"Tentu saja tidak, karena aku menyukainya."

"Begitu juga aku pada rubik ini. Karena aku menyukainya itu tidak terasa membosankan."

Jennie mencebik. Jisoo masih membolak-balik bilik rubiknya.

"Ish, beda konteks sayang. Instagram itu menyenangkan sementara rubik hanya bilik warna-warni yang kau acak kemudian kau benahi lagi dan begitu terus sampai kau bosan lalu menciumku tiba-tiba."

"Berhentilah fokus pada perbedaan, Kim Jennie."

Jisoo mengatakan itu tepat ketika ia tiba-tiba saja melempar rubiknya ke kasur dalam keadaan semua warna sudah terkumpul bersama seperti semula.

Jennie ingin mengatakan 'wah' untuk fokus Jisoo yang menakjubkan, tapi ia menahannya karena Jisoo tahu-tahu sudah menindihnya.

"Kau senang pada keindahan dan aku senang berpikir. Itu jelas berbeda tapi aku tetap menyukaimu betapapun sangat cerewetnya dirimu karena bagiku, kaulah keindahan itu sendiri."

Setelah mengatakan itu Jisoo menciumnya. Ciuman di bibir yang membuat Jennie terlupa pada argumennya di awal.

Ia selalu kalah dari Jisoo, tapi ia senang setiap kali kalah dari kekasihnya itu karena Jisoo selalu menghujaninya dengan argumen ajaibnya yang membuat Jennie semakin menggilai Jisoo lalu ciuman setelahnya.

"Mmh, karena ciuman ini aku akui kemenanganmu. Kau benar-benar si beruang pemikir yang banyak akal untuk menjawab segala pertanyaanku..", ujar Jennie.

"Memikirkan rumus rubik itu tidak seberapa, aku lebih suka memikirkanmu.."

Jisoo menghujaninya ciuman lagi, bertubi-tubi. Jennie yang nyaris kehabisan napas karena agresivitas Jisoo, menepuk-nepuk pundak kekasihnya itu agar ia memberinya jeda.

Berhasil, Jisoo menegakkan tubuhnya.

"Hh, aku takut sekali dengan beruang pemikir ini. Terlihat sangat kelaparan dan ingin memangsaku.."

"Kalau begitu sini kemari."

"Hei hei tunggu dulu, sebentar..", Jennie mendorong tubuh Jisoo hingga mereka berdua terduduk di kasur.

Jennie tahu apa yang akan ia posting ke laman instagramnya sore ini.

"Sayang, pegang rubikmu."

"Jennie ah, jangan bilang-"

"Sshh, diam dulu."

Membuka fitur kamera di ponselnya, Jennie mengambil foto Jisoo yang sedang memegang rubik dengan wajah enggan difotonya.

"Sksks, lucu bear. Aku akan posting ini..", ujar Jennie senang.

Jisoo membiarkan Jennie melakukan apa yang ia mau. Jennie sudah mengunggah foto itu namun bingung akan menuliskan caption apa di foto itu. Sampai akhirnya ia menjentikan jarinya dan terlihat sangat senang sekali karena menemukan sekumpulan kata itu.

 Sampai akhirnya ia menjentikan jarinya dan terlihat sangat senang sekali karena menemukan sekumpulan kata itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jennie.Kim  Thinker Bear-ku yang tidak bersayap namun berhati peri dan memiliki banyak keajaiban ✨

Post.

Jennie sangat kegirangan karena itu. Namun ia tidak sadar kalau sepasang tangan Jisoo sudah melingkari pinggangnya.

"Uhh mm sayang, tunggu sebentar.."

"Beruang yang lapar tidak bisa menunggu, Jennie ah." Suara husky Jisoo di telinganya membuat Jennie merinding.

"Tunggu bear, tunggu hei hei..."

Terlambat bagi Jennie karena Jisoo sudah menciuminya di kasur dan mengusak-ngusak dada Jennie.

"Jisoo ya... sayang... hei ahhhh.."

















Point of ViewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang