I Think Soo

921 168 4
                                        


Jika biasanya Jennie yang terlalu senang memainkan ponselnya hingga tidak memperhatikan Jisoo yang mungkin melakukan hal absurd lainnya, kini giliran Jennie yang mendapati Jisoo tidak menggubrisnya setelah panggilannya tak disahutkan.

"Eonni.. Eonni!!"

"Wae wae??" Jisoo tergagap dengan wajah lucunya.

"Kau sedang apa sampai tidak menjawab panggilanku?"

"Uh, kau memanggilku?"

"Ishh.."

Jennie yang sedari tadi sedang membersihkan wajahnya sebelum tidur beranjak dari kasur menuju kamar mandi. Ia semakin kesal manakala Jisoo tidak memangggilnya atau menyusulnya.

Dalam gerutuannya Jennie mengeluh, memangnya apa sih yang sedang dikerjakan Jisoo? Biasanya ia tidak berlama-lama setelah berada di instagram, ia juga tidak bermain game dari ponsel karena ia punya nintendo-nya sendiri.

Jennie bertekad akan memeriksa ponsel Jisoo jika ia kembali ke kamar.

Sekembalinya Jennie ke kamar, ia masih melihat Jisoo memainkan ponselnya. Rasa penasaran Jennie tak punya batas sabar lagi.

"Eh ah Jennie ah, kembalikan ponselnya..", rengek Jisoo ketika Jennie merebut ponselnya.

"Nanti dulu, aku mau lihat apa yang kau-''

Ucapan Jennie terputus manakala ia melihat layar ponsel Jisoo yang masih menyala.

Sebuah ruang percakapan terbuka, menampilkan pesan-pesan yang saling berbalas. Rupanya itu yang dilakukan Jisoo sedari tadi. Namun yang membuat degup jantung Jennie terjeda adalah bersama siapa Jisoo berbalas pesan.

Seseorang di masa lalunya.

Jennie membeku. Ia jelas tahu betul siapa yang sedang Jisoo ajak bicara. Mereka punya kedekatan yang Jennie bisa pahami namun masih tidak bisa ia terima.

Sementara ia membisu, tetap saja terasa ketika Jisoo tiba-tiba menyentuhnya.

"Jennie ah, itu tidak seperti yang kau pikirkan. Kami hanya bertukar kabar.."

Tentu, Jisoo akan membuat pembelaan diri. Namun Jennie sungguh tidak ingin mendengar Jisoo membela orang lain dibandingkan dirinya. Tidak sekarang, tidak untuk alasan apapun.

"Kenapa menghubunginya, Soo?" ujar Jennie informal.

Jennie gemetar, Jisoo menggenggam tangannya.

"Biar aku jelaskan. Tadi ia muncul dan menyukai postinganku lalu begitu saja kami saling menyapa. Tidak ada kesengajaan sayang, sungguh."

"Dan kau tidak meminta ijinku lebih dulu?"

"Mianhae baby, kau bisa membalasnya untuk tidak menghubungiku lagi. Silahkan, tidak apa-apa."

Jisoo akhirnya mengalah dengan melepaskan tangannya dari lengan Jennie. Ia tersenyum saja dan tetap membiarkan ponselnya di tangan Jennie.

Hati Jennie terketuk melihat sikap Jisoo. Meskipun ia melakukan kesalahan, ia segera menyadarinya dan membiarkan Jennie melakukan apa yang Jennie ingin lakukan dengan permasalahan yang terjadi.

Meski begitu, tetap saja Jennie kesal.

"Jangan marah lagi, baby.." Jisoo merajuk pada Jennie.

"Tetap saja aku marah padamu. Untuk apa kau membalas pesannya."

"Lalu aku harus bagaimana? Apa kau juga akan mengabaikan Jongin jika ia hanya bertanya kabar?"

Ucapan Jisoo menampar Jennie telak, Jisoo memang punya banyak stok pembelaan diri.

Point of ViewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang