Dengan tangan bergetar dan air mata yang terus mengalir, chaeyoung masih setia menutup mulutnya untuk merendam suara isak tangisnya. Didalam kamar mandi yang terletak di dalam kamarnya, chaeyoung duduk dengan mengenaskan.
Menatap nanar kearah benda pipih yang dibuang ke sembarang arah. Benda yang mampu memporak-porandakan kehidupannya selanjutnya. Test pack itu menunjukkan garis 2, yang berarti si pemiliknya sedang berbadan dua.
Memikirkan di usianya yang masih 18 tahun, dan baru akan lulus sekolah menengah atas pada bulan depan tapi sudah berbadan dua semakin membuat isak tangisnya terdengar semakin memilukan. Bukan ini yang chaeyoung harapan, bukan ini yang chaeyoung inginkan, dan jelas bukan ini yang chaeyoung rencanakan.
Entah sudah berapa lama chaeyoung terduduk menangis di dalam kamar mandinya. Ia harus segera keluar, sebelum ada keluarga nya yang merasa curiga dengan keadaannya.
Dengan sisa tenaga yang ada, chaeyoung membersihkan wajahnya di wastafel dan segera mengerikan wajahnya dengan handuk yang tergantung di sebelah nya. Menilik sekilas ke cermin untuk memastikan keadaan wajahnya. Chaeyoung tersenyum miris. Matanya bengkak, hidung dan pipinya memerah akibat menangis terlalu lama.
Dengan hati hati ia membuka pintu, seharusnya ia tidak perlu takut menemui adik perempuannya yang dengan tidak sopan sedang tidur terlentang sambil bermain hp dengan kaos kaki sekolah yang masih dipakainya. Tapi dengan keadaan dan segala beban pikirannya, chaeyoung gugup setengah mati menatap kearah adiknya.
"Kukira kau pingsan didalam, kak" kata ryujin saat menyadari kakak nya telah keluar dari kamar mandi. "Aah, mesti kau sembelit lagi kan" lanjutnya dengan senyum memuakkan menurut chaeyoung.
Chaeyoung hanya diam tak menanggapi gurauan adiknya. Dan memilih duduk di kursi yang berhadapan dengan meja belajar yang terletak disebelah tempat tidurnya tanpa mau repot menegur adiknya yang masih menggunakan kaos kaki kotor ke dalam kamarnya.
Ryujin yang melihat kakaknya hanya diam pun heran. Biasanya kakaknya akan marah dan mengomel atau setidaknya akan mendengus kesal dengan kelakuannya seperti sekarang ini. Pasti ada yg salah pikir Ryujin.
"Apa kau bertengkar dengan Jungkook oppa?"
Tanya ryujin heran melihat tingkah laku kakaknyaChaeyoung yang mendengar nama sang kekasih diucapkan pun mencengkeram erat buku novel yg hendak dia keluarkan dari susunan buku di meja belajarnya.
"Diamlah!" Tanpa sadar chaeyoung membentak adiknya.
"Weits, santai kali kak" jawab ryujin cuek dan masih sibuk bermain hp. "Kau pasti sedang Pms kan? Akhir bulan kan memang jadwal red day mu" kata ryujin dengan sok tahu. Tanpa peduli apakah sang kakak mendengarkan atau tidak. Bahwa nyata nya semakin membuat chaeyoung miris, karena sudah hampir 2 bulan ini dia tidak kedatangan tamu bulanan nya.
"Kak, Jungkook oppa mengirimi ku pesan lagi. Katanya dimana kau dan sedang apa? Kenapa hp mu tidak aktif?" Kata ryujin akhirnya menatap sang kakak setelah selesai mengecek hp nya.
"Bilang aku sedang tidur" kata chaeyoung dengan suara bergetar, menahan tangis yang sebentar lagi akan pecah. Sialan dengan mood swing nya ini. Chaeyoung tidak dapat mengendalikan mood nya. Hanya dengan mendengar nama sang kekasih dan red day, chaeyoung ingin menangis tersendu-sendu.
"Yah, tapi tadi aku sudah terlanjur bilang kalau kau sedang dikamar mandi." Kata ryujin pelan, kaget dengan suara menahan tangis kakaknya.
"Kak, kak..... Jungkook oppa menelepon!" Sahut ryujin heboh sambil bangun dari posisi tidurnya. "Apa yang harus kulakukan?"
"Matikan!" Perintah Chaeyoung kepada Ryujin yang bangkit dari tempat tidur.
"Sudah kulakukan, dasar galak" kata ryujin sambil melengos pergi dari kamar sang kakak karena tidak tahan dengan mode sensitif kakaknya.
Baru sebentar rasanya rose merasakan tenang didalam kamarnya karena ryujin yang pergi tanpa harus di usir. Tanpa permisi dan ketukan di pintu,ryujin kembali masuk kamar chaeyoung dengan tergesa.
"Kak, kekasih mu ada dibawah!. Kamu ga denger apa itu bel di pencet terus?" Sungut ryujin tidak sabar. "Kalian kenapa si? Kayak anak kecil aja. Berantem terus." Lanjut ryujin saat melihat kakaknya yang hanya diam.
Chaeyoung tampak berpikir apa yang harus dia lakukan. Dia tidak ingin menemui Jungkook sekarang. Mood nya sedang buruk, dia tidak ingin kembali menangis dengan hanya bertatap wajah dengan kekasihnya itu.
"Kak?"
"Aku akan turun" kata chaeyoung akhirnya berdiri dari tempat duduk nya dan berjalan kearah lemari untuk mengambil cardigan.
===================================Hai Hai 👋....
Let me know if you like this kinda story. Give a star 😇
KAMU SEDANG MEMBACA
don't wanna be loved
Fanfictionmenerima kenyataan bahwa hamil saat pengumuman kelulusan SMA dengan kekasih yang tak mau bertanggung jawab dan harus di usir dari rumah karena membawa aib. kini chaeyoung menjadi sosok ibu tunggal yang selalu menganggap rendah dirinya yes i like au...