Bagian 2

8 1 0
                                    


Jam sudah menunjukakkan pukul 5 sore. Saat itu Kala tengah beristirahat didalam kamar kosnya sembari membuka twitter yang menampilkan jokes yang dapat membuatnya tertawa, seolah-olah ia tengah bergurau dengan seseorang. Tiba-tiba line berbunyi menandakan adanya pesan masuk, namun tidak hanya satu melainkan bebrapa pesan

Setelah dicek ternyata dari salah satu grub kegiatan kampus yang diikutinya,

"pantesan banyak notif, ternyata grub" batinnya

*Pesan dalam Line

Grub :Club Astronomy UHUY

Dena : Nanti pengamatan jam berapa?

Toni : Jam 7 kayak biasa

Ria : Loh emang nanti ada pengamatan?

Riko : Kebiasaan deh ngga baca grub

Ria : Sorry-sorry

Toni : Nanti jam 7 langsung ke rooftop gedung T ya

Toni : Gak boleh telat

Dalam hatinya Kala ingin sekali ikut dalam pengamatan itu, apalagi sedang terjadi gerhana bulan pada malam ini. Namun ia mempunyai tugas yang harus diselesaikan. Kemudian ia membuka aplikasi Line dan mulai chatting dengan Reni yang kebetulan dia juga ikut organisasi tersebut

Ankala : Ren, gimana ikut pengamatan ngga nih?

Reni : Pengen banget ikut

Ankala : Deadline tugas besok btw

Reni : Iya juga sih, tapi kita kuliah jam 9, bisalah dikerjakan pagi

Ankala : Waduh, mohon maap ni otakku mikirnya ngga secepet lo

Reni : Besok gue bantu mana lo yg kesusahan

Ankala : Beneran nih ye? okee de

Reni : iyee, udah ah mau mandi

Selesai berdebat dengan pemikiran sendiri dan juga Reni akhirnya Kala memutuskan untuk datang ke pengamatan itu. Iya pun bergegas mandi mengingat ia belum mandi sejak sehabis praktikum tadi. Sehabis mandi Kala melihat jam digital kecil dimeja belajarnya dan sudah menunjukan pukul 17.41.

"Sebentar lagi maghrib" batinnya. Selagi menunggu adzan dan sholat maghrib Kala membaca sebuah novel tebal yang berjudul 'Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah' yang merupakan novel hasil jerih payah novelits terkenal di nusantara. Yang diingat saat kembali membaca novel tersebut yaitu slah satu kutipan dari novel tersebut yang mengatakan "Camkan, bahwa cinta adalah perbuatan. Nah, dengan demikian, ingat baik-baik, kau selalu bisa memberi tanpa sedikit pun rasa cinta, tetapi kau tidak akan pernah bisa mencintai tanpa selalu memberi" dan membuatnya penasaran dengan kelanjutan cerita dari novel ini. Kala belum selesai-selesainya membaca novel tersebut karena memang ia membaca se-sempatnya saja.

Benar saja tidak lama ia membaca novel tersebut, mungkin hanya 2 halaman, adzan maghrib berkumandang. Segera ia menandai novel yang telah dibacanya lalu menutupnya, dan bergegas ke kamar mandi untuk mengambil air wudlu. Setelah itu menunaikan ibadah sholat maghrib.

Selesai ibadah ia membuka aplikasi Line, dan segera mengetik sesuatu kepada seseorang

Ankala : Ren, langsung ketemu disana apa gimana

Reni : Iya, langsung disana aja ya

Reni : Eh la, kayaknya gue agak telat deh, ini nganterin adek gue ke dokter dulu

Iya Reni ialah penduduk asli Kota dimana mereka menempuh pendidikan, jadi Reni setiap hari ke kampus pulang pergi

Ankala : Berarti kesana sendiri dong gue?

Reni : Ya kan nanti gue nyusul Kala

Ankala : Oke de, gws ya buat adek lo

Reni : Thanks ya

Dengan berat hati akhirnya Kala berangkat sendiri. Sebenarnya tidak masalah dengan hal tersebut, namun tidak ada teman yang bisa dikenalnya dengan akrab disana selain Reni, mengingat ia adalah teman sejurusan satu-satunya yang mengikuti organisasi tersebut

Setelah jam menunjukkan pukul 18.40 ia dengan segera menuju ketempat dimana pengamatan akan berlangsung karena rooftop gedung ini berada dilantai 5 dan dijam seperti ini lift tidak boleh dipergunakan karena kegiatan belajar mengajar sudah lewat jamnya. Maka Kala harus menaiki beberapa puluh anak tangga dahulu agar sampai.

"Harusnya tadi berangkat lebih awal" Gerutunya

Jam ditangan kecilnya sudah menunjukan pukul 19.02, ia tau pasti akan sedikit terlambat diskusi diawal pengamatan. Tiba-tiba ia mendengar suara kaki berlari menaiki tangga. Tidak membutuhkan selang waktu lama langkah kaki itu sampai dibelakangku. Karena langkahnya yang cepat dan terburu-buru, juga tangga disini tak terlalu luas, hal ini yang membuat seorang cowok tersebut nyenggol pundak Kala hingga oleng, untung Kala bisa menyeimbangkan tubuh dan berpegangang pada tembok disisi tangga sehingga tidak terjatuh.

Melihat hal tersebut cowok tersebut hanya berbalik badan sambil tersenyum dan mengambil langkah cepat kembali meninggalkan Kala.

"Ih bukannya minta maaf, malah pergi gitu aja" gerutu Kala, kemudian ia melanjutkan jalan menaiki tangga

Sesampainya di rooftop benar saja, diskusi sudah dimulai dan yang membuat Kala terkejut yang sedang berbicara dan mengisi materi pada diskusi tersebut. Seperti biasa jika ada yang menyusul ikut forum harus ijin dulu, maka Kala melakukan itu

"Maaf saya telat mengikuti diskusi, apakah saya diizinkan mengikuti diskusi?" tanya Kala kepada seluruh peserta diskusi

"Yang telat duduk dibagian depan" sahut seseorang tanpa menoleh kearah Kala, seseorang yang tadinya sedang menyampaikan materi

"Ishh orang ini lagi" batin Kala dengan kesalnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Keep It Up!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang