Temenin Ayah Bunda Latihan (Kel.Berlian)

45 2 0
                                    

Ceklek

Tanda gangang pintu ditarik seseorang.

"Selamat pagi twinsnya bunda!" ucap Casse saat masuk kamar si kembar sambil berjalan ke arah tempat tidur anaknya.

"Ayo bangun! hari ini kan katanya mau ke palatnas, tapi kok belum bangun" kata Casse sambil menepuk pelan pipi si kembar secara bergantian agar bangun.

"Eummm bunda masih ngantuk" ucap Ara dengan mata tertutup.

"Oke tidur lagi aja! Kalo begitu kalian berdua tinggal di rumah ya" Sambil pura-pura jalan meninggalkan kamar mereka. Casse lagi dalam mood tengil.

"Nggak mau!" teriak si kembar berbarengan. Akhirnya dengan terpaksa mereka bangun karna tidak mau ditinggal.

"Kalau nggak mau ditinggal, makanya sekarang bangun terus siap-siap. Baju kalian ada di meja, bunda udah siapin semuanya. Bunda tunggu di bawah bareng sama ade dan ayah. Jangan lama! kalau lama bunda tinggalin"

"Iya bunda" ucap mereka sambil jalan menuju kamar mandi.

Walaupun mereka baru berusia 4 tahun namun mereka sudah bisa mandiri (mandi sendiri) dan bisa berpakaian sendiri tanpa bantuan orang tua mereka. Mereka juga sudah bisa melakukan hal-hal kecil seperti membereskan mainan mereka, merapikan tempat tidur dan tentunya makan sendiri. Jadi dengan begitu pekerjaan Casse bisa berkurang sedikit.

Setelah dari kamar si twins Casse turun ke ruang makan dimana Anthony dan sibungsu menunggu disana.

"Gimana sayang, mereka udah bangun?" tanya Anthony saat istrinya sampai di ruang makan.

"Sudah dan aku segera minta mereka buat siap-siap" Jawab Casse sambil mengambil posisi duduk di sebelah si bungsu Cera.

"Yah. Sebentar anak-anak nggak apa-apa dititipin ke mba Wid lagi? aku nggak enak harus ngerepotin mba Wid terus"

"Aku juga sempat mikir gitu, tapi kan selama ini saat kita titipin mereka, malah mba Widnya seneng-seneng aja" jawab Anthony.

"Tapi kan" kata Casse sambil berpikir.

"Ya sudah, berarti biar kamu ngga ngerasa nggak enak terus-terusan ke mba Wid, kalau begitu lebih baik kita cari baby sitter aja ya? cuma buat jaga mereka kalo kita latihan dan yang lainnya tetap kamu yang lakuin. Gimana?" Tanya Anthony pada Casse supaya bisa dijadikan pertimbangan. Soalnya Casse sama sekali nggak mau ada baby sitter. Dia mau mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan anak-anaknya sendiri.

"Em, yaudah deh iya, nanti kita cari baby sitter yang bisa jagain mereka saat kita latihan atau mungkin juga bisa bantu aku jika ada hal-hal yang tidak bisa aku lakuin sendiri" Casse menyetujui keputusan suaminya.

"Ok. Berarti besok aku akan telpon bunda Vi untuk bantuin kita cari baby sitter yang baik dan bisa di percaya" Casse mengangguk tanda setuju.

"Oh ya bun, makanan dan minuman buat anak-anak nanti disana udah disiapin kan?"

"Sudah ayah, baju ganti mereka juga bunda udah siapin semuanya. Makanan kita berdua juga ada. Tenang aja semua akan pasti beres di tangan bunda" jawab Casse dan diakhiri dengan kedipan mata.

Anthony tersenyum. Dia merasa bangga karna Casse selalu tau apa yang harus dia siapkan dan lakukan. Namun kadang Anthony merasa bersalah karena tidak sepenuhnya bisa membantu Casse. Memang mereka punya profesi yang sama tapi semenjak hamil dan melahirkan si kembar, peringkat Casse turun drastis dan sejak saat itu turnamen yang diikuti Casse sudah tidak di level yang sama dengan Anthony.

"Seneng banget aku punya istri yang cekatan banget kayak kamu. Meskipun banyak yang kamu harus lakukan tapi kamu tau mana prioritas kamu yang harus didahulukan. Dan aku mau minta maaf karena semenjak si kembar sampai dengan Cera lahir aku belum bisa bantu kamu secara maksimal. I love you so much bunda"

Great Family'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang