02# PANDANGAN PERTAMA

26 8 0
                                    

TINGG....

Suara lonceng kecil dipintu kafe berbunyi. Tiba dua orang pemuda segera menaruh payungnya di tempat yang disediakan. Di dekatnya, terdapat label nama yang sengaja disediakan oleh pihak kafe untuk menandai payung. Diambilnya label itu untuk menuliskan namanya masing-masing.

"Kenapa harus hujan di saat-saat seperti ini?" dia adalah murid tampan yang sekolah di SMA Perwira. Namanya Alden Renove Grissham. Panggil saja dia 'Alden'.

"Hmm..." dibalas pemuda satunya sambil mengangkat kedua bahunya. Dia adalah teman satu kelasnya Alden. Namanya Gio Alvaro Wilmar. Panggil saja 'Gio'.

Menyadari apa yang baru saja Alden katakan, ia segera menggelengkan kepala, lalu tersenyum. Dilihatnya sekeliling kafe sambil berjalan mencari meja kosong, tempat ini tampak sepi daripada biasanya. Disenderkan punggungnya di kursi depan kasir. Tak lama, seorang gadis masuk ke dalam kafe. Bersamaan dengan itu, beberapa pelanggan di kafe menghampiri meja. Gadis itu langsung mengisi meja kosong itu di dekat pintu.

"Waah! Tuh cewek cantik banget." ucap Alden melihat ke salah satu gadis yang ada di ujung sana.

"Hah? Cewek yang mana?" Gio celingukan mencari sosok wanita yang Alden bilang.

"Cewek pakai seragam SMA Perwira yang di meja dekat pintu." balas Alden sambil mengangkat kepalanya menunjukkan ke arah pintu.

"Alena Ranita Velicia maksud lo?" tanya Gio penasaran.

"Hah? Namanya Alena." Alden tersenyum, seolah takjub mendengar namanya. "Gue merasa sekarang... gue jatuh cinta pada pandangan pertama." lanjutnya.

"Gila! Hati batu kayak dia lo langsung bisa jatuh cinta?" seru Gio tajam.

"Iya. Hah? Lo bilang hati batu? Maksud lo?" tanya Alden bingung.

"Seluruh murid di sekolah bilangnya gitu."

Alden nyengir tak berdosa. "Gue baru tahu Gi, hehe."

Gio tertawa sambil menepuk bahu kiri temannya itu. "Hahaha.. lo selama ini diem aja di kelas. Mana pernah lo mau nongkrong bareng gue di kantin."

Alden menyatukan kedua tangannya sambil digenggam, ditaruh di bawah dagunya. Alden menatap layar HP-nya yang menyala. "Hahaha gue males di kerumunin cewek-cewek alay."

"Jelas! Lo cowok kegantengan buat sekolah di sana."

"Ahh.. lo ini, udahlah. Meskipun dia cantik tapi berhati batu, gue suka ke dia."

Gio tidak menanggapi omongan Alden. Gio hanya bisa mendengus kecil sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah temannya yang lagi kesemsem melihat gadis cantik seperti seorang Alena.

Dilihatnya Alena mengangkat tangannya, melambai kepada pelayan. Tak lama seorang pelayan laki-laki datang menghampirinya.

Pelayan: "Selamat sore Mbak. Apa yang ingin di pesan Mbak?"

Alena: "Selamat sore. Pesan Coffe Caramel Macchiato-nya, satu."

Pelayan: "Baik Mbak, mohon di tunggu sebentar."

Alena: "Oke."

Sambil menunggu pesanan Alena datang, Alena memasangkan earphone ke telinganya. Pelayan itu meninggalkan Alena, dan berjalan menuju ke arah Alden. Waktu yang pas untuk Alden menanyakan apa yang di pesan Alena kepadanya.

Alden: "Mas-mas..."

Pelayan: "Iya ada apa ya, Mas?"

Alden: "Perempuan barusan itu pesan menu apa ya, Mas?"

Pelayan: "Oh... Mbak-nya itu pesan Coffe Caramel Macchiato, Mas."

Alden: "Hmm kalo gitu, saya pesan Coffe Caramel Macchiato-nya satu, sama... eh lo pesan apa, Gi?"

Gio: "Gue pesan Coffe Caramel Frappuccino aja, satu."

Pelayan: "Baik Mas, mohon di tunggu sebentar."

Gio: "Oke."

Alden mendengus kecil, lalu mendadak bangkit berdiri dari bangkunya, mengambil HP-nya di atas meja. Sementara Gio mulai menatap Alden curiga.

"Mau apa lo?" tanya Gio yang kedua alisnya tertaut.

"Gue mau samperin dia!" jawab Alden cepat.

"Buset! Eh... tunggu dulu! Lo mau ngapain!?"

Alden tidak menggubris omongan Gio yang masih ngedumel. Alden berjalan ke arah Alena yang sedang duduk. Saat Alden sampai dan sekarang berdiri di samping Alena, jantung Alden berdegup cepat. Alden merasa di sekitar tidak ada orang lain hanya Alden dan Alena saja di dalam kafe itu.

"Permisi, boleh minta nomor lo?" Alden menyodorkan ponselnya ke arah Alena. Tetapi Alena masih fokus menatap ponselnya sendiri. Alena malah bersenandung mengikuti alunan lagu di earphone-nya.

"Gue harus cari ide agar Alena bisa menatap gue sekarang. Hmm mungkin menarik salah satu earphone-nya berhasil kali ya,"

Alena terlonjak kaget setelah Alden menarik salah satu earphone dari telinganya. Alena menatap Alden bingung.

"Minta nomor HP-lo, boleh nggak?"

". . ." Alena berkedip beberapa kali. Tetapi Alena tidak merespon Alden.

Tiba-tiba pelayan yang tadi berdiri di samping meja, membawa nampan kayu yang di atasnya terdapat minuman Coffe yang tadi di pesan Alena.

Pelayan: "Permisi Mbak, ini pesanannya Mbak."

Alena: "Terima kasih. Emm sebentar... ini uangnya."

Pelayan: "Terima kasih, Mbak."

Alena: "Sama-sama."

Pelayan itu meninggalkan meja Alena, dan berjalan menuju meja Alden dan Gio untuk mengantarkan minuman yang di pesannya tadi.

"Alena, gue minta nomor lo."

"Lo siapa?" tanya Alena dingin.

"Kenalin, nama gue Alden Renove Grissham. Gue satu sekolah sama lo."

"Hah?" tanya Alena bingung.

"Minta nomor HP-lo, boleh nggak?"

"Buat apa?" tanya Alena dingin, yang mulai risih dengan kehadiran Alden.

"Buat... Chatting-an sama lo. Gue suka sama lo!" ucap Alden terang-terangan.

Alena terdiam, dirinya sangat terkejut mendengar pengakuan Alden yang sangat jelas tepat di depannya. Baru pertama kali ada jejaka yang berani menyatakan perasaannya langsung tanpa berpikir panjang.

". . ." Alena menghela napas berat, kemudian berdiri dari tempat duduknya.

"Loh, lo mau ke mana?" bingung Alden.

Alena tidak menjawab dan memasang kembali earphone-nya. Alena berjalan melewati Alden, lalu mengambil pesanan yang sudah jadi. Alena beranjak keluar kafe tanpa sepatah kata.

Gio yang dari kejauhan menyaksikan kejadian itu langsung meneguk Coffe yang tadi di pesannya. Gio melihat ulah temannya itu tanpa berkedip.

"DASAR ALDEN!" kata Gio geram.

💕💕💕

.
Jangan lupa Vote and Coment ya😊
Ikuti terus kisahnya😉
Jangan lupa rekomendasikan dan tag ke teman-temannya juga!
.

😍😍😍


Chapter 2 immediately publish...

Memilih KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang