03# MURID ANEH

15 7 0
                                    

Pagi itu Alden mengalihkan pandangan ke arah lain dan melihat sosok Alena baru saja datang.

“Selamat pagi, Alena,” sapa Alden dengan senyum manisnya.

“Siapa?” tanya Alena tak ramah.

“Kenalin, gue Alden, yang kemarin di kafe mau minta kenalan.”

Alena ingat sekarang. Dia adalah jejaka yang ditemuinya di kafe hari kemarin.

“. . .” Alena menatapnya lalu mengedarkan pandangan ke berbagai arah.

“Alena… lo nyari apa?”

Alena tidak merespon. Alden kembali bicara sambil menyodorkan ponselnya ke arah Alena. Alena masih terdiam, meresapi situasi apa yang sedang menerpanya saat ini.

“Gue minta nomor HP-lo.”

Alena menatap Alden sekali lagi, mencoba memastikan.

“Lo sakit?”

“Gue nggak sakit kok.”

“Terus?”

“Gue jatuh cinta pada pandangan pertama sejak lihat lo di kafe kemarin.” ringkas Alden bersemangat.

“Lo nggak waras!” decak Alena lantas melewati Alden begitu saja.

Alena berjalan melewatinya dengan cepat dan masuk kedalam kelas.

Braaakkk!!!

Alena menutup pintu kelas dengan keras. Alden menghela napas. Penolakan Alena sama sekali tak membuat Alden menyerah.

***

Saat bel pulang sekolah berbunyi, Alden kembali menghampiri kelas Alena. Ditemukannya hanya ada satu siswi yang sedang mengambil bulpoin dari kolong meja. Tak lama, dia menoleh.

“Eh.. gue minta nomor HP Alena dong.”

“Sorry, gue teman yang setia kawan, kecuali ada keadaan yang menguntungkan.”

“Gue bakal traktir lo makan di kantin, kalau lo kasih tahu nomor HP Alena.”

Deal!

“Oke. Gue balik duluan, ya!”

“Okeee,”

***

Setelah kembali menutup gerbang rumahnya, Alena segera berjalan menuju teras. Ia menemukan mamanya yang sudah sibuk dengan kucing peliharaannya.
Alena mendekati mamanya, menyalami.

“Gimana sekolahnya?” tanya Mrs. Alesy.

“Ya gitu,” jawab Alena sekenanya.

Mrs. Alesy mengangguk-anggukkan kepalanya, tak kaget dengan sikap cuek Alena.

“Alena masuk dulu,” pamit Alena.

Alena melanjutkan langkahnya. Namun, lengannya dicegah oleh Mrs. Alesy.

“Ada apa lagi, Ma?” tanya Alena berusaha tetap sabar.

Mrs. Alesy tiba-tiba terseyum. “Jangan lupa, mandi.”

Alena menganggukkan kepalanya, segera masuk ke dalam. Alena berjalan melewati anak tangga dengan cepat dan masuk ke dalam kamarnya.

Alena menaruh tasnya di atas kursi belajarnya, membaringkan tubuhnya di atas kasur yang terasa empuk. Alena memejamkan matanya, menikmati nyamannya rebahan setelah seharian bersekolah.

***

Akhirnya Alden dapat juga nomor HP Alena. Nggak sia-sia Alden nyogok temannya tadi. Sekarang saatnya Alden mencoba chat Alena dan menunjukkan keseriusannya yang jatuh cinta pada Alena.

 Sekarang saatnya Alden mencoba chat Alena dan menunjukkan keseriusannya yang jatuh cinta pada Alena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pesan selesai. Alena menatap layar ponselnya dengan tatapan cukup tajam. Alena melemparkan HP-nya ke arah tumpukan bantalnya.

Alena hanya bisa menghela napas berat. Cobaan apalagi ini Tuhan.

💕💕💕

.
Jangan lupa Vote and Coment ya😊
Ikuti terus kisahnya😉
Jangan lupa rekomendasikan dan tag ke teman-temannya juga!
.

😍😍😍


Chapter 3 immediately publish...

Memilih KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang