empat

856 104 23
                                    

Cuaca nampak tak baik hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cuaca nampak tak baik hari ini. Hujan tak henti sedari subuh meski hanya tetesan ringan namun tetap saja membuat orang-orang menghindar darinya. Belum lagi hawa dingin yang tak pelak membuat rasa kantuk dan malas-malasan semakin besar.

Yunseong menyantap makan siangnya tak minat dengan setumpuk laporan yang harus ia baca segera. Memijat bahunya yang panas dengan kedua tangan yang aktif membolak-balikan kertas serta yang lain bermain dengan sumpit.

Sudah seminggu berlalu sejak kejadian dimana ia mencium bibir pemuda itu. Dan selama itu juga Yunseong tak pernah lagi berjumpa dengan si manis. Jangankan berjumpa, dihubungi oleh dokter muda itu pun tidak meski Yunseong sendiri telah memberikan nomor teleponnya dengan suka rela.

Usahanya kali ini nampaknya sulit, atau sangat sulit? Entahlah, Yunseong malah berpikir hampir tak mungkin jika Minhee menyambutnya lagi setelah sekian banyak kebohongan yang ia lakukan. Pun dengan status pernikahannya.

Layar ponsel pintar keluaran terbaru dari merek apel yang digigit bergetar hebat. Yunseong meraihnya malas, di jam kerja seperti ini ia jarang sekali menerima telepon dari nomor asing. Tunggu-- mungkinkah seperti yang Yunseong harapkan?

"Halo, dengan siapa saya berbicara?"

"Y-yunseong.. hyung. B-bisakah menolongku?"

Minhee meringis dengan bulir-bulir keringat dingin dikeningnya yang basah. Meremas kuat perutnya yang terasa ditikam belati berkarat tak kasat mata. Kepalanya pening pun dengan suhu tubuh yang semakin tinggi.

Suara Yunseong dibalik telepon nampak panik disana. Bahkan Minhee dapat mendengar bunyi gaduh beserta teriakan wanita yang memanggil pria tersebut agar tak pergi pada saat jam kerja.

Minhee merasa tak enak hati meminta pria sibuk itu mendatanginya. Mau bagaimana lagi, Sihoon tak dapat dihubungi nomor ponselnya sedang tak aktif. Ayahnya? Ah, Minhee tak mau membuat beliau cemas dan berakhir jatuh sakit akibat gula darahnya yang naik. Teman-temannya seperti Hyeongjun dan Eunsang atau Junho? Mereka dapat shift pagi hari ini, jelas Minhee tak dapat menghubungin satu diantara ketiganya. Lantas berakhirlah dengan sambungan telepon pada sosok tersebut beberapa menit yang lalu.

Ia tak punya pilihan lain. Jika saja bangkit dari tempat tidur dan mengurus diri dapat Minhee lakukan, menghubungi Yunseong tak akan menjadi pilihannya sampai kapanpun. Saat ini untuk meraih gelas dinakas pun Minhee kesulitan. Tubuhnya panas, lemas tak bertenaga juga perutnya yang nyeri.

Passcode unitnya berbunyi. Diikuti dengan suara berat yang memanggil namanya. Omong-omong ia memang memberitahu passcode apartemennya pada pria tersebut. Esok hari Minhee pastikan untuk menghubungi pihak keamanan apartemen dan mengganti sandi unitnya.

Yunseong muncul diambang daun pintu kamarnya. Napasnya terengah dengan tangan penuh dengan bawaan yang ikut serta. Plastik berlogo apotek terkenal teronggok begitu saja diatas lantai bersama dengan satu kantung berisi buah yang pria itu bawa. Yunseong mendekati ranjang, bersimpuh disisi Minhee yang menatapinya lemah.

Keliru ;HwangminiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang