enam

768 108 30
                                    

Suasana diantara mereka nampak hening tak ada satu pun yang mencoba membuka obrolan. Hanya ditemani denting alat makan yang beradu dengan piring yang menemani makan malam sunyi disana.

Donghyun menatapnya, memandangi Yunseong yang tengah menikmati makan malamnya tanpa banyak bicara. Sudah sangat lama sejak terakhir kali mereka makan malam bersama itu pun ditutup dengan percakapan sengit mengenai anak. Meski Donghyun akui keadaan kembali membuat mereka seperti biasa, namun tetap saja Yunseong seakan kembali membangun batasan lebih tebal diantara mereka.


"Hyung, akhir-akhir ini selalu pulang terlambat dan lembur."


Wajah datar Yunseong tak bisa menjawab rasa penasaran Donghyun. Pada dasarnya ia tak pernah melihat ekspresi lain dari suaminya tersebut.


"Pekerjaanku cukup menyita waktu, ditambah sekretaris Kim akan menikah bulan depan. Aku tidak bisa melimpahkannya setumpuk pekerjaan jika ia pun tengah disibukan dengan pernikahannya." Terang yang lebih tua masih dengan jari-jari yang aktif meraih makanan.


Namun rasa curiga itu tak langsung lenyap begitu saja. Mungkinkah Yunseong hanya beralasan? Jika sebenarnya pria itu tak ingin pulang kerumah mereka dan kembali dihadapkan dengan ia dan segala desakan mengenai momongan. Atau ada sebab lain? Mungkin seperti berselingkuh?


"Aku selesai, terimakasih makanannya."


Belum sempat Donghyun berucap Yunseong lebih dulu undur diri dengan cepat. Memasuki ruang kerjanya disusul dengan buyi kunci setelahnya.

"Jangan menyalahkanku hyung. Kau yang membuatku menaruh curiga, hingga akhirnya harus mengintaimu setelah ini."























▪️keliru▪️


























Helaan napas mengisi kekosongan kamarnya. Minhee menatap langit-langit kosong meruntuki bagaimana sifat cerobohnya hingga tak memikirkan risiko yang akan ia dapat.

Satu minggu terakhir badannya sering kali lemas tak bertenaga, meski begitu ia bersyukur masih bisa datang ke rumah sakit dan melakukan beberapa pemeriksaan. Minhee kehilangan nafsu makannya. Jika sebelumya aroma ceker pedas selalu membuatnya menahan liur, kali ini ia justru mati-matian menghindarinya bahkan saat Dongpyo dan Junho asik menikmati makanan tersebut.

Ini seperti bukan dirinya.

Asumsinya langsung mengarah pada kehadian dimana ia dan Yunseong melewati sepanjang malam dengan berbagi kehangatan-- bercinta-- sebut saja begitu. Sudah lebih dari satu bulan jika ia tak salah menghitung. Lantas apa benar saat ini ia tengah.. hamil?


Jika tidak, Minhee mungkin akan bersyukur setidaknya permainan mereka belum berbuah hasil. Namun jika sebaliknya, entahlah otaknya terlalu panas untuk diajak berpikir.

Meremat perutnya perlahan ia bergumam tipis. "Jika kau benar ada aku tidak akan pernah menganggapmu kesalahan. Tidak akan pernah."

Apa yang akan ia katakan nanti pada Yunseong?


"Minhee? Dear, hei kau melamun?"


Tubuh kurus dokter muda itu terkesiap dengan munculnya sosok lain diambang pintu. Yunseong disana masih mengenakan setelan jas kantor dengan wajah letihnya yang terlihat jelas meski begitu ia tetap tampan. Dasar budak cinta.


Minhee bangkit mendekatinya. Membantu Yunseong melepaskan simpul dasi yang terlihat mencekik, sementara sang lelaki justru asik menciumi pipi gembilnya.


Keliru ;HwangminiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang