My poison grows into a deep painful night
Why does my heart deny the truth?[seventeen - fear]
kebijakan pembaca disarankan.
Suhu pendingin ruangan seolah tak berfungsi dengan semestinya meski telah menunjukan diangka dua puluh derajat.
Langit mulai menggelap disusul dengan munculnya sang rembulan pada lembaran langit yang sebelumnya mendung. Apartemen nampak sepi senyap dengan kegelapan yang mendominasi ketika sang pemilik lupa menyalakan lampu saat diluar sana telah berganti waktu.
Kemeja lengan panjang berwarna navy nampak teronggok mengenaskan dilantai dingin kamar pengap yang kini dihuni dua orang. Poni hitamnya nampak basah, menempel sempurna menutup dahi dengan keadaan tubuh panas berkeringat.
Tak jauh berbeda dari sosok yang berada dalam belenggu lengan kekar miliknya yang tengah mengais udara memompa kerja paru-parunya dengan keras. "A-ah!" Pekiknya refleks membusungkan dada.
Yunseong terkekeh kecil. Membelai pipi gembil Minhee ditengah penerangan minim yang berasal dari lampu tidur dinakas. Masih dengan ibu jari miliknya yang menekan tonjolan manis yang keras didada yang lebih muda.
"Y-yunseong--"
Keduanya bahkan tak sadar jika mereka saling melucuti pakaian hingga tak tersisa. Mengejar bisikan kenikmatan dengan sentuhan-sentuhan seduktif yang membuat pikiran melayang.
Yunseong mengumpat dalam hati. Melihat bagaimana tubuh kurus pemuda yang berada dibawahnya kini bergerak seirama dengan temponya dibawah sana. Dengan napas putus-putus yang saling bersahutan memanggil satu sama lain dengan putus asa.
Kepalanya mendadak pening. Minhee terlalu indah bahkan ketika tubuhnya tak dilapisi apapun. Pemuda berkulit putih itu sangatlah cantik bahkan ketika tubuhnya bermandikan peluh dengan beragam bekas gigitan dibeberapa tempat.
"A--ahh! pe-pelan--"
Bahkan hanya dengan rengekannya membuat Yunseong nyaris kehilangan akal. Meski sesungguhnya akal sehatnya telah terenggut seluruhnya ketika ia mendatangi Minhee beberapa jam lalu.
Wajah berantakan si surai hitam sudah menjadi pemandangan wajib yang harus Yunseong dapati kembali dikemudian hari. Minhee yang meracau berantakan beserta wajah merona hingga telinga, juga mulutnya yang terbuka sembari menjeritkan namanya sesuatu yang patut Yunseong abadikan dalam memorinya.
Si tampan menyeringai tipis. Membiarkan yang lebih muda menikmati sisa pelepasannya. Yunseong lupa mungkin sudah dua, atau tiga kali Minhee orgasme. Bukan sesuatu yang penting selama si manis terlihat sangat menikmati permainan mereka.
"Lelah?"
Pemuda Kang tersebut menggeleng tipis meski demamnya nampak belum turun dan suhu disekitarnya semakin panas bak neraka. Tak apa, ini neraka yang menyenangkan.
Lengan kurusnya beranjak meraih tengkuk yang lebih tua. Mengajak Yunseong untuk kembali bergulat lidah dengan bunyi kecipak yang terdengar berisik setelahnya. Minhee menutup mata. Mengalungkan lengan dileher jenjang pria yang dicintainya. Membalas lumatan Yunseong beriring perang lidah hingga menciptakan anak sungai dicelah bibir.
Hidung bangir mereka saling menggesek. Beberapa kali memutar wajah mencari posisi yang lebih nyaman untuk menikmati ciuman panas yang keduanya ciptakan, sementara dibawah sana Yunseong kembali bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keliru ;Hwangmini
Hayran Kurgusmiling flower spin off semuanya terasa rumit. mengikat bak simpul rumit yang sulit dilepaskan. minhee keliru, tak seharusnya ia menerima cinta lelaki itu lagi.