Sudah enam bulan sejak Jennie dan Mino mengakhiri perjanjian mereka.
"Hoammm" Mino menguap sambil memperhatikan siaran netflix di depannya. Entahlah apa judulnya, dia hanya mengikuti tontonan maminya yang ngotot tidak ingin diganti itu. Kisah percintaan antara warga korea utara dan selatan.
"Mas, kok pulang terus sih?" Tanya maminya ketika satu episode sudah selesai.
"Dih mamih, mas ga balik dimarahin! Sekarang pulang ditanyain juga. Heran"
"Ya abisan kamu keliatan kaya abis putus cinta. Padahal pacar aja gaada"
"Mana ada!!!" Elak Mino yang sekarang di posisi nyamannya tertidur di paha maminya. Jangan sampai papinya melihat, karena papinya itu sangat pencemburu bahkan pada Mino sekalipun.
"Mami kenal dong anak mami, kamu gamau cerita sama mami?" Bujuk maminya yang memang sadar jika anaknya ini sedang banyak pikiran.
Mino hanya menggeleng sambil mengeratkan pelukan pada pinggang maminya.
"Kamu dua tahun lalu putus sama Tere aja ga ada keliatan patah hati. Ini ga punya pacar malah patah hati banget kayanya beberapa bulan ini"
"Mih, katanya Caca di rumah? Mana kok ga keliatan"Mino mencoba mengalihkan pembicaraan dengan menanyakan adiknya.
"Hih dia seneng sekarang udah punya temen. Lagi jalan nih sekarang?"
"Tumben amat cepet akrab" Timpa Mino yang ingat jika adiknya itu sedikit sulit bergaul di lingkungan baru.
"Kemarin mami kenalin ke anak temen mami"
"Masih aja" Sergah Mino malas
"Cewek mas ini. Caca kan udah punya cowok ngapain mami jodoh-jodohin. Lagian ini juga masih sama kaya yang mau jodohin sama kamu anaknya."
Mino hanya bisa tersenyum mengingat maminya ngotot menjodohkannya waktu itu. Waktu itu dia masih bersama Jennie.
JENNIE
Sial!! Mino sekarang mengingat lagi wanita itu. Wanita yang tidak sengaja mengambil setengah dunianya.
"I'M HOMEEEE!!!"
"Tuh mas anaknya, barusan nyariin" Kata maminya.
Mau tidak mau Mino mengangkat tubuhnya untuk melihat adik yang dirindukannya.
.
.
.
"Jennie?"
"Mas Mino?"
"Loh kalian udah kenal?" Maminya ikut bingung
"Dia auditor kantor mas mi"
"Iya mi" Tambah Jennie.
***
"Apa kabar Jen?" Tanya Mino berbasa basi ketika mereka susah menyingkir dari adik dan maminya.
"Baik mas, ga nyangka loh aku bisa ketemu mas kaya gini" Kata Jennie sambil memaksakan diri untuk tersenyum.
"I miss you Jen... a lot" Ucap Mino lirih
Aku juga mas.
Ingin rasanya Jennie membalas seperti itu tapi dia hanya bisa tersenyum.
"Gue harus pulang mas, duluan ya! Nice to see you"
Jennie pergi setelah berpamitan dengan Caca dan mami Mino.
Sekarang Mino sedang termenung dengan adik dan maminya di depan tv.
"Hadehhh cupu cupu" Sindir Caca yanh segera paham situasinya.
"Mau mami telpon papi biar pulang?" Celetuk maminya. Mino yang mendengarnya langsung tersenyum dan memeluk erat maminya itu.
***
Mino
Jen, gue di rumah elo nihJennie menyernyit heran, sejak kapan Mino tau rumahnya?
Seingatnya Mino hanya tau apartment nya saja.
Mino
Betah banget di kamar sih. Turun sini
Bokap elo seremMembaca itu Jennie segera turun dan benar saja Mino ada disana sedang mengobrol dengan ayahnya.
"Tuh si kaka turun" kata Bunda Jennie.
Mino yang melihatnya langsung tersenyum lebar yang membuat Jennie ikut tersenyum.
"Ngapain, mas?"
"Mau lamar kamu katanya, emang kamu mau sama Mino kak? Kemarin dijodohin aja nolak."
"Hah? Gimana?" Jennie antara shock dan merasa salah dengar dan tidak mengerti.
"Dia yang waktu itu mau dijodohin sama kamu" Bisik bundanya yang tiba tiba datang entah dari mana
"Gimana Jen? Mau ga sama mas? Hehe" Tanya Mino.
Jennie paham.
Karena selama ini Jennie yakin Mino dan dirinya ada di frekuensi fikiran yang sama.
"Hahaha perlu lempar koin lagi ga mas?"
"Dih... udah bener ini jalannya izin ke orang tua. Malah ngajak gambling"
"Ehem... masih ada ayah sama bunda nih" Sindir ayahnya.
"Ih ayah jangam gitu ke calon menantu..."
Deg
Mendengarnya saja Mino bahagia.
"Jadi diterima nih?" Tanya Bundanya yang sudah ikut menimbrung.
"Iya lah bun!!!" Jawab Jennie yakin sementara Mino mengontrol ekspresi bahagianya di malam ini. 23 03 19
Memulai lagi dengan cara yang benar!!!