3. Kombo S dan S

1.6K 129 31
                                    

"Le-lepaskan aku!" Solar menjerit sembari meliuk-liukkan tubuhnya seperti seekor cacing yang digarami. Sekuat tenaga ia berontak melawan tali temali hasil karya FrostFire yang mengekang kedua tangan, lengan, lutut dan kakinya.

Solar yang telah diringkus oleh ketiga adik sepupunya kini hanya bisa duduk berlutut. Sesekali ia menghentakkan tubuhya dan mencoba menarik pergelangan tangannya lepas dari jerat lilitan tali hasil karya FrostFire.

"Wo wo wo wo wo!" pekik FrostFire yang berdiri di hadapan Solar dengan dada terbusung penuh kebanggaan. "Kita berhasil menangkap si muka pucat!" serunya lantang dengan bertolak pinggang.

"Hebat kepala suku!" puji Supra yang duduk berlutut di sebelah Solar yang sudah diikatnya. "Mau kita apakan tawanan kita ini?"

Beberapa saat lamanya FrostFire berdiam diri. Ditatapnya si kakak sepupu yang mendengus-dengus gusar dan meronta melawan tali temali yang mengikatnya. "Kita jadikan anggota suku kita," ucap FrostFire sembari meraih spidol yang sempat ia gunakan untuk mencoreti tubuhnya.

"Ja-jangan!" protes Solar ketika ia melihat FrostFire mencabut tutup spidol yang digenggamnya. Usaha Solar untuk bergerak mundur pun berakhir sia-sia karena lilitan tali yang mengikat kedua kakinya.

FrostFire tidak memedulikan protes kakak sepupunya yang mati-matian meronta untuk lepas. "Sudahlah, muka pucat. Kau sudah kalah."

Cengiran nakal FrostFire mengembang lebar dan mendaratlah ujung spidol yang dipegangnya itu di dada Solar. Dengan garis-garis yang mantap, mulailah FrostFire melukis di atas dada si kakak sepupu.

Solar meneguk ludahnya. Dalam keadaan terikat seperti itu, tidak mungkin Solar bisa menghindar dari nasib menjadi kanvas lukis dadakan si adik sepupu. Solar hanya bisa menghitung jumlah aceton dan alkohol yang akan ia butuhkan untuk membersihkan tubuhnya.

"Jangan disitu!" Mendadak Solar bergidik ketika ujung spidol yang digunakan FrostFire menyentuh pinggangnya.

"Ah? Muka pucat ngga tahan geli?" Semakin lebarlah cengiran setan FrostFire.

"Ngga! Aku ngga gelian!" ketus Solar. Sayangnya bintik keringat dingin dan warna wajahnya yang memudar mengkhianati perkataannya sendiri. Rambut halus pada tengkuk Solar yang mendadak berdiri pun tidak membantunya mengelabui si adik sepupu.

"...," komentar FrostFire sebelum ia mendaratkan ujung jari-jemarinya pada pinggang dan rusuk Solar.

"HIAAA!" kontan Solar menjerit ketika jari-jemari adik sepupunya menari dengan lincahnya di sekitar pinggang dan rusuknya.

"Wah, Kak Solar gelian parah." Bahkan Glacier yang sedari tadi sedikit berbicara terlihat tertarik dengan Solar yang menggeliat-geliut menghindar dari serangan FrostFire.

"Ayo, Glaci. Kapan lagi ada mainan baru!" seru FrostFire dengan riangnya. Jari-jemari tangan FrostFire mulai bergerak lagi. Sasarannya kali ini adalah perut dan daun telinga si kakak sepupu.

"Ayooo!" Glacier menyambut ajakan FrostFire dengan riang. Dengan menggunakan bobot tubuhnya, Glacier menahan kedua kaki Solar dengan cara menindih kedua kaki kakak sepupunya itu. Setelah yakin bahwa kakak sepupunya itu telah diamankan, mulailah Glacier menarikan ujung jari-jemarinya pada telapak kaki Solar.

"Ngaaah! Hahahahah! Stooop! F-Frooost! Glacieeer! Hiaaa! Heheheh! Jangaaaan!" Solar menjerit ditengah tawanya. Seperti seekor ikan yang diangkat dari air, Solar menggelepar-gelepar tanpa daya di atas lantai. Dia merasa benar-benar harus kabur dari serangan kedua adik sepupunya yang tanpa ampun itu, namun sayangnya tubuh FrostFire dan Glacier menghentikan usahanya untuk melarikan diri.

"Huahahahaehehe! Stoooop!" jerit Solar ditengah napasnya yang semakin sesak. Serangan kedua dari Glacier yang ditujukan pada kedua kakinya membuat cekikikan geli Solar semakin menjadi.

SepupukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang