Pertemuan

81 50 41
                                    

ini sebenernya ada apa sih?!

"Tadi yang diomongin bang Arsen apa ya? Trus maksud omongan tante gita apa? Ini lagi sekarang kok tiba- tiba bu Arni bilang kyak gitu?" gumam Rinjani dalam hati, ia sangat bingung sekarang dengan apa yang terjadi

Disana ada bu Arni, seorang laki-laki yang sepertinya suami dari ibu Arni, sepasang suami isteri yang terlihat umurnya lebih tua dari bang Arsen, dan seorang anak kecil seusia azan.

Rinjani menurunkan makanan dan gelas- gelas teh yang ada di nampannya dibantu oleh tante Gita

"ini anakku Her, alhamdulillah sudah bisa mungkin sama anakmu"
Ucap Ayah jani sembari melihat anaknya dengan cekatan menata makanan di meja

"wahh sudah besar ya? Terakhir aku lihat masih SMP loh waktu di Bandung" ucap pak Herman menanggapi ucapan ayah Jani

"iya sekarang dia udah besar, udah mau lulus SMA dan kayaknya Jani perlu ada yg jaga Her" ucap ayah Jani lagi

"maaf ya Man, Ta, dirgan gak bisa dateng soalnya dia masih banyak kerjaan tadi di kantornya" ujar bu Arni pada orang tua Rinjani, pak Firman dan bu Anita

"gak papa Ar, biar orang tuanya aja dulu yang kenalan sama anaknya" jawab mama Jani sambil menunjuk Jani dengan dagunya

Rinjani yang mendengar pembicaraan para orang tuanya hanya terdiam, gakmengerti apa yang sedang mereka bicarakan

"Rinjani, salim dulu sama keluarganya tante Arni"

Bukan tante Arni ma, Bu Arni
batin Rinjani

Rinjani menyalami satu persatu dari mereka
bu Arni, pak Herman, Mbak Tita, Mas Devan, dan anak mereka Thania

"ibu" ucap Rinjani saat menyalami bu Arni

"Jani, mulai sekarang jangan panggil ibu guru lagi ya, panggil aja Bunda" Rinjani kaget dengan ucapan bu Arni yang memintanya mengganti panggilannya

Eeh kok?

"iya jani, manggilnya bunda aja biar jadi akrab dan terbiasa"

"o-oh iya, b-bunda"

"udah kamu duduk disini aja" ujar ayah Jani sambil menyuruh anaknya duduk di samping mamanya

Percakapan 2 keluarga itu semakin ramai ketika Thania, anak mbak Tita dan Mas Devan ikut berbicara ditengah pembicaraan mereka, Mama Rinjani dan ibu Arni

Ralat

Bunda Arni pun asyik membicarakan bagaimana repotnya mengurus anak dan mengurus cucunya tentu saja
Dan kedua kepala keluarga ini terus saja membicarakan urusan bisnis yang sama sekali tidak Rinjani mengerti

Akhhhh gue bosen, pengen tidur

"yaudah, udah malam kelihatannya cucuku sudah gelisah pengen pulang" ujar pak Herman pada Ayah Rinjani sembari melihat kearah Thania yang nampaknya sudah rewel di pangkuan papanya setelah lelah bermain dengan azan, ya umur mereka tidak beda jauh. Azan berumur 3 tahun dan Thania berumur 2 tahun

"kami pamit dulu ya jeng, Man, nanti kita kenalin Dirgan sama Rinjani" ujar bunda Arni pamit pada mama & ayah jani

"iya, hati-hati ya"

Setelah keluarga pak Herman pulang, jani dan tante gita membereskan gelas dan piring-piring kotor di meja

Setelah semuanya selesai tante Gita dan bang Aka pulang, mereka di jemput oleh Kang Aji, ayah bang Aka

"yah, tadi itu maksudnya apa sih? Kok aku harus manggil bu Arni bunda? Trus masalah perkat-"

"udah, nanti juga kamu tau sendiri, udah sana tidur"
Ucapan jani dipotong oleh Ayahnya, bukan karena takut akan Ayahnya marah, Jani lebih memilih diam dan mengikuti komando Ayahnya karena memang ia sudah sangat ngantuk

Skenario MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang