|4|

5 0 0
                                    

AWAL


       Hari ini hari senin, hari dimana para pelajar malas untuk masuk sekolah. Pasalnya para siswa harus panas panas an selama setengah jam karena harus mengikuti upacara bendera. Bahkan jika secara tidak sengaja bertepatan dengan hari nasional, upacara bisa bisa memakan waktu 1 jam an. Rain pun juga merasakan hal yang sama.

    Tapi ia juga ada alasan lain mengapa ia tidak menyukai hari senin. Selain karena adanya upacara rutin, di hari itu jam pertamanya adalah geografi. Pelajaran yang tidak disukai oleh rain, karena semenjak ia smp ia relalu remidial di bidang sosial, ia sadar bahwa ia lemah untuk mengingat. Meskipun ia tidak menyukai ips, ia masih bisa toleransi dengan ekonomi, tapi tidak dengan geografi.

   KRINGGG...

   Bel berbunyi dengan nyaring, menandakan bahwa seluruh siswa sma nusantara harus segera berkumpul di lapangan basket yang sekaligus menjadi tempat berlangsungnya upacara.

     “aduhhh mampuss..” keluh rain sambil mengobrak abrik isi tas nya.

     “kenapa rain?” tanya zahra.

   “aku lupa ga bawa topi” ujarnya dengan nada cemas.

   “loh? Kok bisa?” tanya zahra sudah sedikit khawatir, pasalnya sekolah mereka akan menghukum siswa yang lupa membawa/memakai atribut sekolah.

   “ya namanya juga manusia, pasti ada lupanya.” Keluh rain.

    “semalem ngapain kok bisa lupa?” tanya zahra

   “semalemm...nonton drakor” ujarnya lirih.

    “ceroboh seh, udah ayo ke lapangan aja. Siapa tau ada yang bawa topi dua.” Ajak zahra.

     “iya” dengan lesu aku berjalan bersama zahra. Tepat di tengah koridor sekolah kita pa-pasan dengan kak raka.

     “kak raka.” Panggil zahra. Aku pun spontan menoleh pada zahra, takut takut dia malah melaporkanku kepada ketos itu.

     Yang merasa di panggil pun menoleh dan bertanya, “kenapa?”

     “kak raka bawa topi dua nggak? Soalnya si rain enggak bawa topi” TUH KAN, APA YANG AKU TAKUTKAN TERJADI! Teriak ku dalam batin.

      Kak raka menatapku dengan tajam, ia pasti akan menghukumku lagi seperti waktu itu.

     “nih pakai punya gue.” Ujarnya seraya memberikan topinya padaku.

     “trus kakak nanti pakai apa?” tanyaku bingung.

     “gampang. Mau ambil ga? Kalau enggak gue duluan.” Setelah berkata demikian, ia langsung berbalik dan hendak berjalan menuju lapangan.

     “eh kakkk!” seru ku.

     “aku pakai aja. Boleh ya?” tanyaku.

     Ia tidak menjawab, hanya menyodorkan topinya, setelah aku terima langsung pergi. Aku sempat kesal dan merasa aneh, tapi aku juga tidak seharusnya marah, karena berkat kak raka setidaknya aku tidak kena hukuman, apalagi jika hukumannya memalukan seperti waktu itu.

     “buruan pakai, kita udah telat.” Kata zahra membuyarkan batin emosiku dan menyeretku ke lapangan, beruntungnya ketika aku datang upacara masih belum di mulai, dan nasib baik juga datang.

     Cuaca pagi itu sangan bersahabat, dengan adanya matahari yang tertutup awan, membuat kota surabaya tidak sepanas biasanya. Rain pun dapat bernafas dengan lega.

🌸

hai semuaa, balik lagi nii, wkwk.. jangan lupa vote yaa :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

•DESTINY OF MY LIFE AND YOU•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang