Hari ini hari sabtu, pukul sebelas pagi. Dirinya baru saja selesai sarapan, um, maksudnya sedang sarapan. Yang sudah selesai baru aku, yang lain berada diruang lain. Seutas senyum tipis ku tertarik ketika mata kami bertatapan seperkian detik, meski sehabis itu Cal langsung membuang mukanya tanpa minat. Cal, dia tokoh utamanya. Adhitama Ical Yogaswara nama lengkap cowok itu, ku beri karena dia begitu laki meski sebenarnya Cal bilang ia tak begitu suka dengan namanya. Padahal, aku memikirkan semalaman suntuk demi menamainya.
Cal, begitu dirinya dipanggil. Bukan kal tapi benar-benar cal.
Cal adalah laki-laki paling down to earth yang pernah ku temukan, agak judes, dan mungkin acuh. Dia ga seganteng itu, tapi juga bukan tipe yang tidak menarik. Dia lebih suka dekat dengan teman laki-laki dibandingkan perempuan, maksudnya, Cal tidak suka berteman dengan perempuan. Menurutnya, perempuan itu.... ribet.
Mau tau alasan kenapa Cal menyebut perempuan itu ribet? Coba ku tanya dia.
"Hai, Cal?" seruku membuat Cal menoleh dengan wajah datar, matanya terlihat begitu malas, dia menolak kehadiranku. Namun siapa peduli? Dengan santai aku menempatkan diri untuk duduk dihadapan Cal. Dan sandwich Cal.
"Apa?" katanya. Tak niat.
"Kenapa kamu bilang perempuan itu ribet?"
Sepertinya Cal tidak menduga pertanyaanku, cowok itu terlihat menggerakan kedua alis tebalnya terangkat dengan kunyahan roti lapis yang terhenti begitu saja. Hanya beberapa sekon, selanjutnya cowok itu kembali melanjutkan sarapannya. Aku diam menunggu, sial. Tak kusangka Cal akan se-menyebalkan ini. Ah, hari ini Cal memakai kaos abu-abu dengan celana selutut. Begitu simple namun Cal terlihat cocok sekali.
"Karena mereka memang ribet."
Akhirnya Cal membuka suara, kini roti lapisnya sudah habis. Dan ia sedang meneguk dengan nikmat segelas susu putih hingga tandas tak tersisa.
"Ribet gimana?" tanyaku tak puas.
Meletakkan gelas kosong di atas meja, Cal menatap ku serius. Matanya jatuh ke retinaku, langsung menenggelamkan di detik pertama. Ini namanya pesona mata. Tak banyak orang mendapati ini.
"Ribet, penuh teka-teki yang sebenarnya ga serahasia itu, suka mengambil tempat yang bukan tempatnya, sok tau, sok pintar, perempuan benar-benar ribet!" Cal berseru tenang, lalu menarik senyum miring.
Aku baru ingin membuka suara, namun Cal sudah lebih dulu melanjutkan ucapannya, oh yang tadi belum cukup baginya.
"Dan suka membicarakan teman sendiri, mereka berteman diantara kepalsuan."
Aku diam. Kata-katanya yang tadi ingin ku bantah kini membisukan ku, kalimat yang kupersiapkan untuk membalas ucapannya hilang begitu saja. Mati kutu. Kenapa pula ku ciptakan tokoh kelewat sarkastik seperti ini? Cal tersenyum sinis melihat kebisuanku.
"Mungkin ga semua perempuan seperti itu?"
Cal tertawa geli menatapku, "See? Kamu sendiri ragu dengan mereka bukan?"
Bocah sialan.
Aku memutar mataku sebal, "Ah, sudahlah. Langsung saja masuk ke pertanyaan utama. Kenapa kamu memutuskan untuk bercerita kehidupanmu padaku? Di novel ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu Dekat
Teen FictionTernyata dunia memiliki begitu banyak rahasia yang menjadi bom atom jika terungkap, reaksi orang berbeda-beda; ada yang biasa aja, kaget, acuh, atau mungkin memilih untuk tidak mau tau kebenaran apapun itu. Cal tak pernah menyangka bahwa kehid...